Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Dok Kementan - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Kamis (28/5/2015), tengah meninjau kebun penelitian Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin (Unhas). Kebun penelitian tersebut merupakan lahan praktik mahasiswa yang konsentrasi dalam bidang ilmu pemuliaan tanaman.
Sabtu, 30 Mei 2015

Mentan Tinjau Kebun Penelitian Unhas

MAKASSAR, KOMPAS.com - Untuk mendukung komitmennya mewujudkan swasembada pangan nasional khususnya Indonesia bagian timur, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau kebun penelitian Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin (Unhas). Kebun penelitian tersebut merupakan lahan praktik mahasiswa yang konsentrasi dalam bidang ilmu pemuliaan tanaman.

Adapun kegiatan yang dilakukan di kebun penelitian adalah demonstrasi plot (demplot) persilangan jagung, cabe, padi, dan tanaman pertanian lainnya agar menghasilkan benih unggul untuk dikembangkan petani. Mentan mengapresiasi kegiatan penelitian para mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas tersebut. Dia menilai, pihak Unhas bersama mahasiswanya mempunyai kemampuan besar memperbaiki pertanian.

"Kebun penelitian ini harus dikembangkan menjadi Pusat Penelitian Tanaman Pertanian, seperti padi, jagung, cabe, dan tanaman pertaniannya untuk menyuplai dan memperkuat pangan Indonesia Timur," ujar Mentan Amran, Kamis (28/5/2015).

"Karena komoditi pertanian menjadi permasalahan bangsa kita selama ini, yakni selalu menjadi komoditi impor setiap tahunnya," tambahnya.

Pada kesempatan itu Mentan mengatakan, selama tiga tahun ke depan pemerintah akan fokus pada peningkatan produksi untuk mewujudkan swasembada pangan tahun 2017. Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Pertanian telah membuat kebijakan strategis, yakni pertama, perbaikan jaringan irigasi, dimana sebesar 52 persen atau 3 juta hektar jaringan irigasi tersier yang rusak.

Kedua, mengubah aturan pengadaan benih, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsitan) yang sebelumnya melalui mekanisme tender, kemudian diubah ke penunjukan langsung (PL). Adapun ketiga adalah penambahan jumlah alsintan sebesar 60 ribu unit di tahun 2015 dan saat ini sudah tersebar seluruh Indonesia sebanyak 30 ribu unit.

"Kemudian keempat, penambahan jumlah tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), sebelumnya hanya tersedia 27 ribu orang, namun saat ini sudah sebesar 70 ribu orang dengan melibatkan TNI yakni Babinsa, mahasiswa bersama dosen sebanyak 8.500 orang dan anggota kontak tani nasional Indonesia (KTNA) 39 ribu orang," tutur Mentan.

Rektor Unhas Prof Dwiah Aries Tina menyatakan akan mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mewujudkan swasembada pangan dan juga ketahanan pangan nasional.

"Langkah yang kami lakukan adalah membuat program satu mahasiswa 200 hektar yang akan diluncurkan pada 4 Juli 2015 nanti, Ini digaungkan. Kami akan bekerja sama dengan berbagai universitas untuk sama-sama mendukung pencapaian swasembada pangan," kata Dwiah.

Selain itu, lanjut dia, Unhas telah menyediakan lahan pertanian sebesar 14 hektar untuk dijadikan kebun penelitian. Kebun tersebut diharapkan bisa menghasilkan bibit unggul komoditi pertanian.

"Kami berbuka tangan mendukung ketahanan pangan dan menciptakan daya saing produk pertanian sehingga dapat bersaing di tingkat dunia," ujar Dwiah.

Melihat potensi dan keseriusan pihak Unhas tersebut, Mentan langsung memberikan bantuan berupa 5 unit hand traktor, benih unggul untuk tanaman jagung, cabe, padi, dan pembangunan irigasi tetes. Mentan tantang mahasiswa dan dosen agar turun ke sawah.

"Saya tantang para mahasiswa dan dosen agar bergerak turun ke sawah, meningkatkan produksi pangan petani, sehingga kita tidak mewariskan impor pangan pada generasi kita di masa yang datang," katanya.