Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

Dok Kementan - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono, memimpin delegasi Indonesia pada sidang FAO Conference ke-39 di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, 6–13 Juni 2015.
Kamis, 11 Juni 2015

Sekjen Kementan Pimpin Delegasi RI di FAO Conference Ke-39

ROMA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono, memimpin delegasi Indonesia pada sidang FAO Conference ke-39 di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, 6–13 Juni 2015. Pertemuan dua tahunan itu dihadiri 15 kepala negara danpPemerintahan serta perwakilan dari 194 negara anggota FAO.

Pada sidang konferensi FAO ke-39 ini Hari Priyono didampingi oleh unsur-unsur Kementerian Pertanian dan Kementerian Luar Negeri serta pejabat KBRI Roma. Pada sidang tersebut Dr. Graziano da Silva terpilih kembali menjadi Direktur Jenderal FAO untuk kedua kalinya untuk periode 2015–2018 mendatang.

"Semua negara anggota berharap agar di bawah kepemimipinan Dr Graziano nanti FAO lebih mengutamakan program-program yang berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan dan kelaparan," ujar Hari Priyono dalam siaran persnya, Kamis (11/6/2015).

Pada acara tersebut juga diadakan acara penganugerahan penghargaan kepada negara anggota yang telah berhasil mencapai target pertama (poverty alleviation) Millenium Development Goals (MDGs). Indonesia merupakan salah satu penerima penghargaan tersebut bersama 71 negara anggota lainnya (jumlah anggota FAO adalah 196 negara).

"Sebelumnya, Indonesia pernah mendapatkan penghargaan yang sama pada tahun 1996 atas pencapaiannya dalam swasembada pangan," kata Hari.

Dalam intervensinya yang disampaikan pada sesi “Review of the State of Food and Agriculture: "Breaking the Cycle of Rural Poverty and Hunger by Strengthening Rural Resilience: Social Protection and Sustainable Agricultural Development”, Ketua Delri menyampaikan pencapaian Pemerintah dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dari 23.4 persen pada 1999 menjadi 11.4 persen pada 2013.

Keberhasilan tersebut diakui oleh FAO dan WFP dengan diserahkannya penghargaan atas pencapaian target pertama MDGs di sela-sela pertemuan FAO Conference ke-38 pada 2013 lalu. Indonesia menekankan pentingnya dukungan emerintah dalam meningkatkan investasi pertanian sebagai upaya untuk memutus siklus kemiskinan dan kelaparan di pedesaan dengan memperkuat kemandirian pedesaan, melalui pembangunan pertanian berkelanjutan dan perlindungan sosial.

Selain itu, disampaikan juga berbagai kebijakan dan program Pemerintah yang telah terbukti berhasil dalam mengembangkan produksi dan produktivitas pertanian berkelanjutan, di antaranya melalui program pemberdayaan nasional, yaitu Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Desa Mandiri Pangan (Demapan) serta Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Sampai 2013 lalu Program PNPM telah memberikan manfaat bagi 60 juta orang Indonesia melalui ribuan proyek di daerah pedesaan dan perkotaan. Indonesia juga melalui skema Kerjasama Selatan-Selatan (South-South Cooperation), telah berbagi pengalaman dalam meningkatkan produktivitas berkelanjutan ke negara-negara berkembang lainnya, terutama di kawasan Asia, Afrika dan Pasifik.

Di sela-sela pertemuan, Delegasi Indonesia juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian, Kehutanan dan Pangan Slovenia, H.E. DejanŽidan. Dalam sambutannya, Menteri Zidan menekankan fungsi strategis lebah di Slovenia dalam rangka mendukung ketahanan pangan.

Slovenia mengajak berbagai negara, termasuk Indonesia untuk mendukung peringatan hari Internasional Lebah Sedunia (World Bee Day) yang akan dilaksanakan setiap tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Inisiatif ini telah disampaikan kepada PBB melalui FAO agar kegiatan tersebut dijadikan salah satu agenda internasional dan nasional.

Ketua Delri menyampaikan bahwa secara tradisional lebah sudah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Indonesia sebagai functional food ataupun obat tradisional. Pemri menyambut baik inisiatif untuk melakukan World Bee Day dan akan mengajak negara-negara ASEAN lainnya.

Selain itu, Delri juga melakukan pertemuan bilateral dengan FAO terkait perkembangan pembahasan Host Country Agreement (HCA) dan Agreement on Partnership antara Indonesia dengan FAO. Untuk HCA, masih dalam tahap pembahasan dengan K/L terkait di dalam negeri, mengingat terdapat beberapa aspek administratif yang belum dapat disepakati antara Pemri dan FAO.

Pembahasan yang tak kalah penting menyangkut substansi adalah terkait area of cooperation yang akan dituangkan dalam Country Programme Framework (CPF). Indonesia mengusulkan empat aspek meliputi food security, smart-climate agriculture, rural development, competitiveness, diversification of products and values-added, dan integrated bio-energy.