Memacu Pesawat Terbang Tinggi di Kertajati

Kompas.com - 18/11/2015, 08:00 WIB


Sebagai provinsi dengan penduduk terbesar dan kawasan yang luas, Jawa Barat membutuhkan infrastruktur transportasi yang memadai agar kegiatan pembangunan dan perekonomian dapat berjalan lancar dan aman.

Untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas udara skala internasional, Pemprov Jabar menginisiasi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka sejak tahun 2002.

“Apalagi Jawa Barat merupakan kawasan penyangga Ibu Kota Negara sehingga harus mampu menopang akselerasi pembangunan di sekitarnya,” kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

Beberapa langkah untuk mewujudkan bandara dengan luas 1.800 hektar dan aerocity seluas 3.200 hektar telah dilakukan Pemprov Jabar. Untuk semakin memperkuat, proses pembangunan BIJB juga dilandasi payung hukum dalam Perda nomor 13 Tahun 2010 tentang pembangunan bandara internasional Jabar dan Kertajati Aerocity, Perda pembentukan BUMD Pengelola BIJB dan Kertajati Aerocity pada 2013.

-

BIJB Kertajati  dipandang bisa menjadi alternatif tujuan penerbangan ke Soekarno – Hatta yang dalam beberapa tahun diperkirakan akan mengalami kelebihan beban penumpang. Dipastikan juga BIJB Kertajati mampu mengakomodasi penumpang domestik dan internasional, terutama dari bagian timur Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Selain arus penumpang, BIJB Kertajati diharapkan bisa memenuhi kebutuhan lalu lintas barang industri. Kepala Bappeda Jabar Denny Juanda mengatakan keberadaan BIJB Kertajati dengan Soekarno-Hatta tidak akan menjadi bersaing karena akan ada segmentasi yang jelas antara keduanya. BIJB Kertajati nantinya akan menjadi pintu gerbang untuk negara Asia-Afrika sementara Soekarno-Hatta yang lebih universal dalam hal rute penerbangannya.

“Untuk segmentasi ini,  kita bisa mengambil porsi antara penumpang atau barang dari Asia-Afrika sebesar 60% dan negara lainnya sebesar 40%,” kata Denny.

Pemprov Jabar sendiri akan membebaskan lahan seluas 3.200 hektar untuk pembangunan Aerocity yang akan menjadi penopang bandara tersebut.  Keberadaan aerocity ini diprediksi akan menjadi primadona dan magnet ekonomi para investor.

-

Pembangunan Kertajati Aero City dibagi menjadi empat tahap yaitu zona industri dan pergudangan, zona pelayanan umum dan sosial, zona perkantoran, perdagangan, dan jasa, zona perumahan, zona ruang terbuka hijau, zona ruang terbuka biru, zona campuran, dan marga jalan.

Nantinya zona industri dan pergudangan berada di lahan paling besar yaitu 1.268 hektar atau 36% dari total luas lahan. Sementara kawasan perumahan seluas 241,48 hektar (7%). Untuk zona perkantoran, perdagangan, dan jasa seluas 259,94 hektar (7%).

Lahan ruang terbuka hijau sendiri juga cukup luas yaitu 982,31 hektar (28%), ruang terbuka biru seluas 99,97 hektar (3%), marga jalan seluas 407,15 hektar (12%), zona pelayanan umum dan sosial seluas 84,56 hektar (2%), dan zona campuran seluas 136,53 hektar (4%).

Menurut Denny, kawasan industri Kertajati Aero City akan dibangun dengan konsep berbeda dari kawasan industri yang telah ada di Jabar. Pemprov Jabar akan memprioritaskan kawasan industri untuk industri yang nonpolutan dan menghasilkan limbah kering sehingga tidak menambah polusi. “Selain itu, konsep kawasan industri ini akan menjadi kawasan industri berteknologi tinggi yang diisi oleh industri seperti telekomunikasi dan elektronik,” tegas Denny.

Kawasan industri sudah ditetapkan akan dibangun di bagian utara bandara yang berjarak cukup jauh dari kawasan perumahan dan bandara. Sementara itu, konsep kawasan perumahan akan diprioritaskan pembangunan hunian vertikal dengan ketinggian bangunan maksimal 90 meter. Untuk tahap awal akan dibangun asrama haji di kawasan permukiman untuk menampung penampung calon haji sebelum terbang dari bandara. 

Sekda Pemprov Jabar Iwa Karniwa juga mengatakan, rencana pembangunan tahap I yang menelan biaya Rp 1,8 triliun sudah hampir dirampungkan dengan. Setelah groundbreaking pihak Sekda Pemprov Jabar menargetkan pembangunan tahap I dan III bisa rampung pada Desember 2017 nanti. Untuk groundbreakingnya sendiri direncanakan pada Desember 2015 oleh Presiden Joko Widodo.

Nah, siapa yang tidak tertarik mewujudkan bandara ini? Mari dukung pembangunan infrastruktur transportasi di Kertajati demi kegiatan perekonomian yang lebih lancar! (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com