Pertamina Dukung Budidaya Perikanan Indragiri Hulu

Kompas.com - 08/12/2015, 11:27 WIB


Menjadi bagian dari masyarakat setempat, seyogianya sebuah institusi pun turut memberikan manfaat dan memberdayakan masyarakat. Hal tersebut disadari oleh PT Pertamina (Persero). Selama ini, Pertamina senantiasa aktif dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dukungan Pertamina dalam pemberdayaan masyarakat terlihat dari peran dalam pengembangan budidaya perikanan di Indragiri Hulu, Riau.

Selama ini, Pertamina aktif dalam kegiatan CSR dalam bidang peningkatan mutu pendidikan, pemberdayaan kesehatan, peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat, dan kepedulian untuk korban bencana alam.

Melalui Pertamina Award, Pertamina memberikan apresiasi kepada sejumlah individu yang aktif dalam pemberdayaan lingkungan ataupun aktif dalam gerakan penyelamatan lingkungan hidup. Salah satu finalis Pertamina Award 2015 kategori Pertamina Berdikari adalah Rahmat Girsang (36), warga Desa Seko Lubuk Tigo, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.

Rahmat merupakan Ketua Kelompok Perikanan “Tumbuh Bersama Pertamina”. Memimpin sekitar 18 orang anggotanya, Rahmad mempunyai keinginan untuk membangun daerahnya. Salah satunya dengan meningkatkan ketahanan pangan. Ia menyadari daerahnya cukup tertinggal dalam pemenuhan kebutuhan gizi.

“Berkat dukungan Pertamina melalui budidaya ikan lele dan ikan nila, saya ingin mewujudkan ketahanan pangan di sini, memberikan gizi untuk masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan warga kami,” kata Rahmat.

PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi memberikan pelatihan teknis dan manajemen budidaya ikan bagi Rahmat dan Kelompok Tumbuh Bersama. Adapun Kelompok Tumbuh Bersama ini berasal dari sekitar 12 desa di Kecamatan Lirik.

Prestasi

Saat ini, Kelompok Tumbuh Bersama telah dinilai berhasil dalam menjalankan mata rantai kegiatan budidaya ikan, mulai dari Sektor Hulu (pembuatan pakan ikan/pelet mandiri), sektor hilir (pembesaran ikan), dan sektor pemasaran (pemasaran ikan dan hasil olahan ikan). Dalam kelompok tersebut, Rahmat mampu mendorong anggotanya untuk membangun gerakan budidaya ikan di desanya masing-masing.

“Saya siap menerima orang yang mau berusaha, mau belajar budidaya ikan. Semoga perwakilan desa mau bekerja sama dan menularkan semangat yang sama ke desa-desa lainnya,” kata Rahmat.

Keberhasilan dari program budidaya ikan sejak 2014 ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Ini merupakan sejarah di Pertamina, ketika terdapat suatu kelompok yang mendapatkan dukungan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Rahmat mengaku bahwa kelompok pembudidayanya juga berhasil membuat pakan ikan sendiri. Akhir Desember 2015, produk pakan ikan sudah dijual kepada masyarakat dan mendapat register SNI dari Kementrian Kelautan dan Perikanan. Bahkan inovasi dalam pembuatan pakan ikan dengan pengurangan biaya pakan ikan mendatangkan nilai tambah. Selain itu, pembuatan pakan ini menggunakan limbah sehingga ramah lingkungan. Hasilnya pun terhitung berkualitas.

“Selain budidaya ikan lele dan nila, kami juga mengembangkan ekowisata. Area budidaya ikan menjadi tempat rekreasi dan belajar siswa-siswa di sini,” kata Rahmat.

Kelompok Perikanan “Tumbuh Bersama Pertamina” juga menjadi pusat belajar budidaya ikan oleh Forum CSR Kabupaten Siak. Rahmat juga menyebarluaskan pengetahuan dan memberikan motivasi yang dimiliki dalam Seminar Reguler Mahasiswa Pascasarjana di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. [*/MIL]


Persembahan Hijau dari Tuban

-

Selama ini, Tuban hanya dikenal sebagai salah satu daerah dengan kawasan pantai di Jawa Timur. Tidak banyak hal yang diketahui dari daerah ini. Namun, belakangan nama Tuban kerap disebut sebagai salah satu destinasi wisata hijau di Jawa Timur. Siapa nyana di kawasan ini terdapat area hutan bakau (mangrove) puluhan hektare?

Pohon cemara laut meneduhkan setiap pengunjung yang datang. Hutan bakau di Tuban juga menawarkan pesona wisatanya sendiri. Di kawasan yang hijau, sejuk, dan asri inilah lokasi Mangrove Center Tuban berada. Perkemahan, kumpul komunitas, hingga wisata bernuansa edukatif kerap diselenggarakan di kawasan pantai yang dikenal sejuk dan teduh ini. Salah satu pelopor kawasan hijau ini adalah H Ali Mansur (55).

-

Aktif peduli lingkungan

Ali dikenal aktif dalam berbagai aktivitas yang mendukung pelestarian lingkungan hidup. Mengubah kawasan pantai yang kerap terkena abrasi menjadi hutan bakau tidak lepas dari peranannya. Bahkan, luas area yang diselamatkan mencapai lebih dari 100 hektare. Ali juga aktif dalam mendorong masyarakat di sekitarnya untuk menjadi masyarakat yang berwawasan lingkungan. Kegiatan lainnya adalah mendorong masyarakat agar lebih peduli dan mencintai hutan.

“Saya senang dengan lingkungan hidup. Saya menyadari banyak aktivitas manusia yang merusak alam, tetapi belum tentu mereka mau menyelamatkan alam. Oleh karena itu, saya ingin mengajak banyak orang agar mengimbangi aktivitas perusakan alam dengan aktivitas penyelamatan lingkungan,” tutur Ali.

Berkat kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan konsistensi dalam penyelamatan alam di daerahnya, Ali menjadi salah satu finalis Pertamina Award 2015 untuk kategori Pertamina Hijau. Ali mengaku, PT Pertamina (Persero) juga turut aktif dalam mendukung aktivitas penyelamatan lingkungan di daerahnya, yaitu di kawasan Tuban, Jawa Timur.

Beberapa kegiatan yang didukung Pertamina antara lain pengelolaan pesisir pantai di Tuban pada tahun 2013. Kawasan ini berkembang menjadi sebuah ekowisata, lokasi pendidikan berasas lingkungan hidup, menjadi pelopor bagi daerah lainnya, serta menjadi kawasan perkemahan. Pada 2014, bersama Pertamina, Ali turut aktif dalam penyelamatan mata air dan lahan kritis. Hasilnya, pada musim kemarau, masyarakat Tuban dan sekitarnya tidak mengalami krisis air yang parah.

Sementara itu, pada 2015, Ali mengembangkan green school atau sekolah hijau. Sekolah hijau yang dimaksud tidak hanya sekolah yang asri dengan banyak tanaman hias. Akan tetapi, para murid dididik untuk aktif dalam kegiatan pelestarian hidup melalui “menanam dan menulis”. Artinya, para murid akan diajarkan cara menanam berbagai pohon dan tanaman. Selanjutnya, murid-murid akan diminta membuat semacam evaluasi dan ditulis dalam bentuk laporan.

“Manfaatnya, sekolah tidak hanya menjadi hijau. Murid-murid juga bisa menulis dengan baik. Ada terapan ilmu seperti Biologi yang berjalan, murid bisa mengamati proses pertumbuhan tanaman secara langsung,” kata Ali.

Ali melanjutkan, manfaat lainnya, masyarakat di daerahnya semakin sejahtera. Berkembangnya kawasan pantai menjadi kawasan hijau ternyata menarik wisatawan, tidak hanya dari Tuban, tetapi juga daerah-daerah lainnya. Kini, muncul kelompok-kelompok pedagang di kawasan pantai, yang juga didukung oleh Pertamina.

“Saya ingin lebih banyak teman yang mengikuti jejak pelestarian alam ini, mengabdi dengan ikhlas, dengan hati, tidak mengharapkan sesuatu,” papar Ali.

Ia juga berharap tidak hanya Pertamina yang aktif. Institusi atau lembaga lainnya juga diharapkan agar lebih banyak terjun dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika informasi mengenai kawasan hijau ini banyak tersebar, Ali juga mengharapkan lebih banyak kader pelestarian lingkungan hidup yang bermunculan di berbagai daerah. [IKLAN/MIL]

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com