Buffet Bahasa Inggris: Metode baru belajar secara online untuk orang Indonesia

Kompas.com - 10/03/2016, 18:53 WIB


Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa di era globalisasi saat ini, Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa dunia. Apalagi persaingan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadikan Bahasa Inggris menjadi bahasa penghubung antara dua pekerja asing.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, belajar Bahasa Inggris perlu diterapkan sejak dini. Lalu bagaimana dengan Anda yang sebenarnya bisa tetapi tidak percaya diri jika harus berbicara dalam Bahasa Inggris?

Kini ada metode baru dalam belajar Bahasa Inggris, yaitu Bahasa Inggris Buffet. Cukup sediakan laptop yang tersambung dengan internet, Anda dapat belajar bahasa Inggris secara online di mana dan kapan saja.

Penerapan e-learning seperti ini telah diterapkan oleh banyak universitas bergengsi di seluruh dunia, termasuk Harvard, Standford. Di Indonesia sendiri metode ini sudah berhasil diterapkan dalam program belajar Bahasa Inggris oleh Topica Native.

Topica Native adalah program pembelajaran Bahasa Inggris secara online yang menggunakan metode paling canggih yang sesuai dengan teori Adaptive Learning. E-learning berkonsentrasi dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menawarkan peserta didik untuk praktek berbicara setiap hari dengan topik yang sudah akrab dalam kehidupan sehari-hari atau dunia kerja.

-

Tersedia kelas-kelas online mulai dari pukul 08.00 hingga 24.00 setiap harinya yang akan membantu peserta didik memilih kelas yang sesuai dengan jadwal mereka. Dengan teknologi yang modern, kelas ini dirancang dengan jelas, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih akrab dan efektif.

Selain itu, setiap peserta didik mempunyai rencana pembelajaran individu dan penasihat pribadi, itu alasan mengapa setiap peserta didik mempunyai kemajuan yang cepat.

Topica Native menerapkan metode pembelajaran modern P.I.E.L.E (Practice-Interaction-Evaluation-Lecture-Exam). Metode pembelajarannya adalah dengan peserta didik praktik dengan guru penutur asli, selanjutnya berdiskusi dengan peserta didik dan guru lainnya.

Setelah itu, peserta didik akan mendapatkan evaluasi untuk mengetahui kemampuan mereka, guru pun akan merangkumnya ke dalam sebuah teori. Dan tahap terakhir, peserta didik akan mengerjakan ujian untuk memastikan tingkatan mereka.

Egbert Veltman, salah satu Guru dari Topica Native mendapatkan penghargaan saat acara Penganugerahan Guru

Untuk memperlancar metode tersebut, 200 lebih tim guru merupakan penutur asli dari berbagai negara yang akan membantu peserta didik untuk mendapatkan aksen yang berbeda-beda. Metode ini sangat efektif karena peserta didik dapat memahami penggunaan Bahasa Inggris dalam praktiknya bukan hanya sekadar teori.

“Saat ini, saya bekerja sebagai marketing officer. Saya tidak mempunyai banyak waktu untuk pergi ketempat kursus Bahasa Inggris. Jadi saya memilih Topica Native yang menawarkan saya waktu kelas yang fleksibel. Alasan yang lainnya mengapa saya menyukai belajar Bahasa Inggris dengan Topica Native adalah Guru-gurunya berasal dari negara yang berbeda-beda dengan berbagai macam logat bicara. Program di Topica Native juga memberikan saya pengalaman belajar yang lebih menarik. Sekarang saya merasa lebih percaya diri ketika berdiskusi dengan rekan kerja yang internasional.” Bapak Aris Setiawan, salah satu Peserta didik dari Indonesia di Topica Native.

Aris Setiawan, salah satu peserta didik Topica Native dari Indonesia

Saat ini, ada lebih dari 10.000 peserta didik yang belajar dengan Topica Native. Banyak dari peserta didik dari program ini telah meningkatkan 300/1000 poin berbicara setelah satu pelajaran saja. Bahkan 77 persen dari mereka menjadi percaya diri untuk berbicara dengan orang-orang asing.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai metode belajar ini silahkan klik di sini. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau