-
Jumat, 1 April 2016Keliling ke Lokasi Panen Raya, Apa "Kerjaan" Menteri Pertanian?
PEMALANG, KOMPAS.com – Sejak Kamis (31/3/2016),Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyusuri pesisir utara Jawa Tengah. Sejumlah bonus dan fasilitas—termasuk asuransi—dia janjikan ke petani. Apa sajakah itu?
Agenda utama Amran adalah mengikuti panen raya. Pada Kamis, dia ikut memotong padi di Desa Padaharja, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal; di Desa Temuireng, Kecamatan Petarukan, Kebupaten Pemalang: dan di Desa Karang Anom, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang.
Selain itu, Amran selalu menyempatkan diri berdialog dengan kelompok tani setempat. Dia mengajak seluruh anggota kelompok tani bekerja keras agar hasil panen terus meningkat. Bila target tercapai, kata dia, petani akan mendapat bonus dari kementeriannya.
“Kami akan berikan 10.000 hektar benih gratis asal mampu menghasilkan 100.000 ton gabah dan masuk ke gudang Bulog dalam waktu dua bulan,” ungkap Amran kepada kelompok tani di Desa Padaharja, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal.
Di Desa Temuireng, Kecamatan Petarukan, Kebupaten Pemalang, Amran juga menyampaikan janji serupa. (Baca juga: Ada Strategi Berantas Mafia, Harga Beras Premium Bisa Rp 7.500 per Kilogram)
“Ada bonus khusus, kami akan berikan benih padi sebanyak 15.000 hektar dengan catatan petani mampu memproduksi gabah dalam waktu dua bulan sebanyak 150.000 ton, “ ujar Amran.
Amran menjanjikan pula 100 pompa bagi petani di Desa Temuireng. “Kalau tercapai target, kami akan berikan 100 pompa untuk petani pemalang agar bisa menyedot air dari sungai. Tapi bila tidak maka kita berpisah tanpa dosa,” kata dia yang langsung bersambut tepuk tangan meriah.
Di Batang, janji bonus 10.000 hektar benih gratis disebutkan untuk target panen 70.000 ton gabah.
Sinergi
Dalam rangkaian kunjungan kerja ini, Amran menyaksikan pula penandatanganan kesepakatan kerja sama antara kelompok tani dengan Bulog setempat. (Baca: Sidak ke Tegal, Menteri Pertanian Dapati Gudang Bulog Belum Terisi Gabah Petani).
Kerja sama tersebut memastikan Bulog akan menyerap gabah hasil panen petani dengan kisaran harga Rp 3.400 sampai Rp 3.700 per kilogram. Semua transaksi dijanjikan tunai.
“(Pembayaran) cashini metode baru, sehingga petani tidak perlu menunggu lagi, langsung terima uang. Cara ini juga untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan, “ ujar Amran di Desa Padaharja.
Selain itu, Amran juga menyampaikan kementeriannya telah menggandeng PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) untuk menyiapkan asuransi bagi sawah petani yang gagal panen.
Terobosan ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak perubahan cuaca ekstrem, seperti banjir dan gelombang panas pada 2015.
“Kami siapkan asuransi. Jadi kalau petani gagal panen, semua hasil pertaniannya akan kami beli. Kami siapkan asuransi dengan besaran (pertanggungan) Rp 2 juta hingga Rp 6 juta," papar Amran di Desa Temuireng.
Amran berharap, Jasindo mempermudah kelompok tani yang harus mencairkan asuransinya ketika terjadi gagal panen.
“Jangan sampai petani gampang mendaftar ikut asuransi, tapi susah untuk mencairkan dana ketika bencana datang," tegas Amran.
"Kalau (Jasindo mempersulit pencairan dana) itu terjadi maka Kementerian Pertanian tak segan-segan untuk memutuskan kerja sama dengan Jasindo," Imbuh Amran di Desa Padaharja.
Kesepakatan soal asuransi ini merujuk pada penunjukan Jasindo oleh Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Oktober 2015. Penunjukan itu menjadikan Jasindo sebagai penanggung risiko tunggal dari kerugian asuransi pertanian.
Dengan penunjukan ini, Jasindo akan menerima kucuran premi asuransi dari pemerintah sebesar Rp 150 miliar. Dana tersebut dipakai untuk melindungi enam juta hektare lahan petani jika terjadi gagal panen.
Pada Jumat (1/4/2016), Amran melanjutkan kegiatan panen raya di Demak dan Jepara, keduanya masih di Jawa Tengah.