Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

MIKHAEL GEWATI/KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, saat bertemu pedagang pada operasi pasar di Lapangan Bola Blok S, Jakarta Selatan, Minggu (5/6/2016).
Senin, 6 Juni 2016

Ini Alasan Daging Sapi Bisa Seharga Rp 75.000 per Kilogram saat Operasi Pasar

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengatasi kenaikan harga daging sapi, Kementerian Pertanian bersama Artha Graha Peduli melakukan operasi pasar di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Dalam operasi ini, harga daging sapi dijual Rp 75.000/kilogram jauh dari harga pasaran Rp 120.000 per kilogram.

Penanggung jawab dan senior di Artha Graha Peduli, Heka Hertanto, mengatakan harga daging sapi saat operasi pasar bisa mencapi Rp 75.000 per kilogram karena merupakan daging sapi beku, bukan daging sapi potong seperti di pasar.

"Karena ini adalah daging beku dan juga karena kami membeli sendiri. Tapi, harga ini masih lebih murah, karena harga daging sapi beku di pasaran mencapai Rp 90.000 per kilogram," ujar Hertanto, Minggu (5/6/2016).

Di tempat terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, baik kandungan daging sapi beku dengan daging sapi terbaik sekalipun sama saja.

"Yang kita butuh dari daging sapi adalah proteinnya. Baik itu daging sapi terbaik di Indonesia atau daging sapi beku, kandungan proteinnya sama malah harganya lebih murah," ujar Amran, pada operasi pasar di  Lapangan Bola Blok S, Jakarta Selatan.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Gardjita Budi, yang juga hadir dalam operasi pasar mengatakan bahwa kualitas daging beku sama naik, bahkan bisa lebih baik, daripada kualitas daging sapi potong segar.

"Pada titik tertentu daging beku punya keunggulan karena diolah secara higienis sehingga bebas bakteri patogen dan segala hal yang tak baik. Daging beku juga memudahkan kita untuk memeliharanya," ujar Gardjita Budi.

Meski begitu, lanjut Gardjita, pihaknya tak bisa melarang masyarakat Indonesia yang lebih senang mengonsumsi daging potong sapi segar dibanding daging sapi beku. Hal itu tidak bisa dipaksa.

"Tapi, kita harus educated juga kepada masyarakat bahwa daging sapi beku itu bagus selama prosesnya higienis," kata Gardjita.

Juleha (42), pedagang pasar di Bundaran Hilir (Benhil) mengatakan, kalau kualitas daging sapi beku pada operasi pasar buruk.

"Masih lebih bagus daging yang dijual pedagang di dalam Pasar Benhil," tutur Juleha.

Hal serupa juga diutakan Vira (52). Ibu rumah tangga ini menilai kalau daging sapi beku pada operasi pasar tidak seperti daging di pasaran.

"Dagingnya minyak-lemak melulu mungkin karena lebih murah. Ini saya mau tukar kalau memang bisa ditukar," kata Vira.

Selain daging sapi, operasi pasar tersebut juga menjual beberapa komoditas pangan di bawah harga pasaran. Daging ayam misalnya, dijual Rp 25.000 per ekor atau jauh dari harga pasar Rp 30.000 ke atas. Namun, konsumen hanya bisa membeli maksimal dua ekor ayam.

Ada juga bawang merah Rp 25.000 per kilo, cabai merah Rp 18.000 per kilo, dan beras kualitas premium Rp 7.950 per kilo. Lalu, ada juga paket sembako murah seharga Rp 25.000 yang terdiri dari gula satu kilogram, beras dua kilogram, minyak goreng kemasan satu liter, dan lain-lainnya.

Selain di Pasar Bendungan Hilir, Kementerian Pertanian dan Artha Graha Peduli juga menggelar operasi pasar di Kebon Kacang, Pintu Satu Senayan dan Lapangan Bola Blok S.