Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

-
Jumat, 10 Juni 2016

Target, Ada 10.000 Ha Kebun Jagung di Banyuasin

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian Indonesia menargetkan penanaman jagung seluas 10.000 hektar selama 2016 di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel). Target ini bagian dari upaya menggiatkan produksi jagung nasional sebagai tanaman integrasi pada lahan perkebunan karet dan sawit seluruh Indonesia.

"Daripada rumput yang tumbuh dan tidak bermanfaat, lebih baik tanam jagung. Aku akan beri (bibit jagung) gratis," ujar Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman dalam program Intercropping Jagung pada Lahan Karet dan Sawit, Kamis (9/6/2016), di Banyuasin.

Target lahan tersebut masih terhitung kecil dari total 90.736 hektar perkebunan karet di Banyuasin. Amran melanjutkan bahwa bantuan akan dipercepat agar wilayah Banyuasin nantinya dapat menjadi daerah percontohan. Perpaduan kedua tanaman tersebut pun dapat menjadi solusi pendapatan bagi petani di tengah rendahnya harga karet.

"Ada nilai tambah dari tanaman sawit yang belum bisa menghasilkan (panen) kalau jagung sudah menghasilkan (panen)," kata Amran.

Dari tanaman jagung di area integrasi dengan sawit, tutur Amran, bisa didapatkan hasil Rp 25 juta sampai 30 juta per tiga bulan, atau Rp 75 juta sampai Rp 100 juta per tahun. "Katakanlah 1 hektar itu menghasilkan (penjuakan jagung) Rp 100 juta berarti Rp 100 triliun satu tahun, kalau 4 tahun sekitar 400 triliun," imbuh dia.

Selain itu, penanaman jagung mampu menghapus biaya herbisida karena petani tak lagi memangkas rumput yang tergantikan oleh jagung. Biaya tenaga kerja pengawas dapat dikurangi pula. Hasil panen petani menjadi dua kali lipat, yaitu dari penjualan jagung dan karet.

Sejauh ini, Kementan telah memberikan bantuan pertanian bagi wilayah Sumatra Selatan sebanyak Rp 1,2 triliun. Sementara itu, Kabupaten Banyuasin telah menerima sekitar Rp 250 miliar pada 2015.


Masalah jagung selesai

Secara nasional, Kementan menargetkan integrasi jagung di tengah area sawit dan karet seluas 1 juta hektar pada lahan pertanian di seluruh Indonesia. Tak hanya agar kebutuhan nasional terpenuhi, tetapi juga untuk kemungkinan ekspor jagung.

"Kalau program ini berhasil, katakanlah produksi 6 ton saja, sudah mengatasi masalah impor jagung indonesia. Kita harapkan tahun depan atau paling lambat 2018, permasalahan jagung terselesaikan," ujar Amran.

Amran mengakui bahwa ekspor jagung sebelumnya memang terlalu kecil, hanya di kisaran 37.000 ton. Namun, sebut dia, jumlah itu sudah naik menjadi sekitar 250.000 ton pada 2015.

Untuk memastikan tercapainya penanaman 1 juta hektar jagung, Kementan menerapkan upaya khusus (upsus), yaitu pemantauan dengan bantuan tim kementrian yang kami dibantu oleh KTN, mahasiswa, penyuluh pertanian lapangan (PPL). TNI juga turut serta mengawasi dan membantu masyarakat dalam produksi tanaman ini.

"Kalau bisa, setiap satu jengkal tanah di depan rumah, juga ditanami jagung," ujar Amran.