Membangun Mutu dengan Membangun Manusia

Kompas.com - 22/08/2016, 08:35 WIB

Terhitung Sudah 45 tahun lamanya PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) hadir untuk masyarakat dengan komitmen untuk secarakonsisten berkontribusi terhadap perkembangan industri otomotif di Indonesia. Tidak hanya menjadi yang terbesar di Indonesia, Toyota saat ini bahkan telah menjadi nomor satu dunia sebagai penjual mobil terbanyak.

Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari mutu yang diberikan Toyota pada setiap produknya. Dengan kata lain, keberhasilan dari Gugus Kendali Mutu Toyota dalam melaksanakan kegiatan Quality Control Cirlce (QCC).

Kisah perjalanan selama 25 tahun Gugus Kendali Mutu Toyota Indonesia dituangkan dalam sebuah buku berjudul Perubahan Tiada Henti: Membangun Manusia Sebelum Membangun Produk. Buku yang ditulis oleh Joice Tauris Santi ini baru saja diluncurkan Selasa (16/8/2016) kemarin.

Dalam acara peluncuran yang sekaligus membedah buku tersebut, Wakil Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mengatakan, Toyota melakukan pengendalian mutu (QCC)dengan menjadikannya sebagai bentuk dan cara berpikir. Ia menyatakan “Kami tidak hanya tergantung pada visi dan misi manajemen. Kami ingin semua anggota Toyota terlibat mencapai visi dan misi.”

Menurutnya, salah satu tantangan yang muncul adalah menjadikan QCC ini menarik. Karena, jika tidak menarik atau hanya sekedar mengikuti perintah atasan saja, hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan. Basis QCC adalah dengan memperbaiki lingkungan kerja kita sendiri.

“Prinsip kita adalah we make people before we make products. Karena secanggih-canggihnya mesin, tetap manusia yang mengoperasikan,” jelas Warih.

Budaya kaizen dalam pengendalian mutu

Dalam melakukan pengendalian mutu, Toyota Indonesia percaya bahwa membangun dan mengembangkan karyawan pada akhirnya akan meningkatkan mutu, baik mutu karyawan itu sendiri, mutu produk, sampai mutu perusahaan. Karena itu, Toyota percaya bahwa membangun manusia terlebih dahulu penting untuk dilakukan sebelum membuat produk.

Pembangunan manusia yang dilakukan oleh Toyota ini dilakukan dengan menerapkan budaya kaizen pada karyawannya.

Kaizen adalah istilah dari bahasa Jepang yang memiliki arti melakukan perubahan terus menerus sehingga menuju ke kondisi yang lebih baik lagi. Filosofi kaizenmemiliki pandangan bahwa dalam hidup hendaknya fokus pada upaya perbaikan terus-menerus yang dilakukan setiap tahun, setiap bulan, setiap Minggu, bahkan setiap harinya. Proses itu tidak ada ujungnya karena perubahan adalah sesuatu yang permanen.

Pengendalian mutu dengan menerapkan budaya kaizen diklaim menjadi kunci utama keberhasilan Toyota dalam industri otomotif. Dengan budaya ini, kemampuan dan kapasitas para karyawan akan meningkat dengan sendirinya. Dengan demikian, tiap-tiap karyawan dapat menghasilkan dan menjaga mutu barang yang diproduksi.

Dalam melakukan pembangunan manusiaToyota melakukannya secara konsisten dan berkelanjutan. Semua elemen organisasi mulai dari pimpinan hingga seluruh anggota,harus bersama-sama melakukan upaya tersebut sehingga menjadi sebuah budaya.

Karena itu, agar hal ini lebih mudah membudaya budaya kaizen yang diterapkan oleh Toyota Indonesia juga diperkaya dengan kearifan lokal bangsa Indonesia, baik di level strategis hingga level operasional perusahaan.

Dari hal-hal kecil

Budaya untuk selalu berubah untuk menjadi lebih baik tidak hanya dalam hal-hal besar, namun juga bahkan sampai hal-hal terkecil. Seperti yang dilakukan oleh divisi HR dan GA di Toyota dengan membuat perubahan kecil di toilet wanita.

Berawal dari ide untuk mengurangi jumlah air yang digunakan di toilet kantor, salah satu grup QCC akhirnya menjadi juara QCC Toyota Indonesia di area office/administrasi. Perubahan yang dilakukan adalah dengan melakukan mengubah teknis flushing di toilet, sosialisasi untuk menghemat air, dan memberikan tanda yang memberikan perbedaan mencolok antara tombol flush besar dan flush kecil. Perubahan kecil, namun siapa sangka perubahan ini mampu menekan biaya bulanan untuk air hingga sebesar Rp 12 juta per bulan.

Untuk Indonesia

Semangat kaizen dan pelaksanaan pengendalian mutu dari Toyota ini dapat ditiru oleh berbagai pihak, sehingga dapat berdampak besar. Karena, apabila setiap warga negara selalu melakukan perubahan-perubahan kecil untuk menjadi lebih baik lagi, jika dikumpulkan maka akan menjadi sebuah perubahan besar yang dapat meningkatkan kualitas serta daya saing sebuah bangsa.

Buku Perubahan Tiada Henti: Membangun Manusia Sebelum Membangun Produkini di tulis sebagai bentuk upaya TMMIN untuk berkontribusi dalam membangun kualitas manajemen SDM nasional secara luas, untuk menghadapi kompetisi global dan kompetisi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pengalaman Toyota ini dapat digunakan sebagai gerakan nasional guna meningkatkan produktivitas hingga kreativitas.

Buku ini cocok untuk para pelaku industri, baik jasa maupun manufaktur yang ingin mempertahankan mutu produk dan pelayanannya dan membudayakan perbaikan terus menerus, di organisasinya. Buku ini juga cocok untuk para akademisi yang ingin mempelajari tentang kendali mutu, baik teori maupun penerapan secara riil-nya di sebuah organisasi. Jika anda tertarik untuk membaca buku ini, buku ini sudah bisa didapatkan di toko buku Gramedia terdekat di kota anda. (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau