Advertorial

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Mengunjungi Baidu Untuk Memperdalam Kerjasama Strategis

Kompas.com - 04/10/2016, 08:30 WIB

Beijing – Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok bersama dengan staf khusus, dengan agenda  mengunjungi Kantor Pusat Baidu di Beijing. Arief Yahya didampingi Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bertemu dengan perwakilan dari Baidu Indonesia, Baidu Global Department, Baidu Travel dan Baidu Maps, untuk memperkenalkan beberapa produk Baidu yang dapat mendukung industri pariwisata Indonesia. Dalam pertemuan ini juga dibahas dampak promosi yang telah dilakukan sejak awal tahun dan strategi yang diperlukan dari sisi teknologi maupun marketing.

Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah meluncurkan inisiatif “Wonderful Indonesia” di berbagai platform strategis yang dimiliki Baidu. “Baidu memiliki jaringan yang sangat besar di bidang internet dan pariwisata di Tiongkok. Kami percaya bahwa kemampuan tersebut sangat tepat untuk mendukung dan mempercepat pencapaian target dari kemitraan strategis ini,” ujar Li Jie, Direktur Global Marketing Baidu.

Pada awal tahun 2016, Baidu dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia sepakat menjalin kerja sama untuk meningkatkan minat masyarakat Tiongkok dalam mengunjungi Indonesia. Kemitraan promosi ini dijalin melalui produk-produk Baidu seperti mesin pencari, display ads, Baidu Travel dan serangkaian kegiatan pemasaran, salah satunya adalah Baidu Travel Summit yang digelar di Bali beberapa waktu lalu, di mana hadir 120 orang China Key Opinion Leader mengunjungi Bali, Lombok, Yogya, Semarang, Banyuwangi dan Manado.

-

“Indonesia kaya akan sumber daya pariwisata, terutama keindahan pulau-pulaunya yang menarik minat wisatawan Tiongkok, meski belum menjadi pilihan utama mereka. Dengan Baidu sebagai mitra terpercaya dalam mempromosikan pariwisata Indonesia, kami percaya dapat berkembang lebih pesat. Dengan ratusan juta pengguna di Tiongkok dan 5 miliar akses per hari, efisiensi dan akurasi merupakan nilai khusus yang diberikan Baidu bagi kami,” tutur Arief Yahya.

Baidu Maps menjawab kendala utama

Bahasa merupakan kendala utama bagi para turis Tiongkok  yang datang ke Indonesia. Jumlah pemandu wisata Mandarin, kurangnya interpreter, informasi hotel, bandara, restoran, servis yang bahasanya dapat dimengerti sangat terbatas.

Untuk itu dalam kunjungan ini dibahas penggunaan Baidu Maps sebagai solusi dengan kemampuannya yang sangat detail dan presisi. Baidu Maps yang di layar ditandai dengan tulisan "Du" itu interaktif dan kendali suara, tanpa harus mengetik kata-kata ke situsnya.

Cukup mengaktifkan fitur perekam suara, tinggal sebut tujuan melalui suara. Baidu Maps dengan segala keunggulannya, menampilkan dengan cepat apa saja yang dicari turis Tiongkok. Hal ini dianggap dapat mengatasi persoalan bahasa yang berdampak kurangnya keberanian turis Tiongkok datang ke Indonesia, terutama bila datang tidak berkelompok. "Baidu rupanya punya solusi bagus. Mereka buat Baidu Maps, semacam Google Maps-nya Tiongkok yang detail dan presisi," ujar Arief Yahya.

Satu terobosan lagi yang akan dilakukan bersama adalah mempersiapkan koneksi Baidu Travel dengan Indonesia Travel X-Change (ITX), digital market place-nya Indonesia. Secara umum, platform ITX ini bertindak sebagai penghubung antara seller (seperti kawasan wisata, hotel, penyedia layanan transportasi, penyelenggara acara) dengan buyer (travel agent dan tour operator).

Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak optimis dengan terobosan-terobosan baru yang akan dilakukan, target 10 juta wisatawan Tiongkok di tahun 2019 dapat tercapai.

"Pak Menteri jangan khawatir, angka 10 juta di 2019 itu sangat mungkin dicapai. Contohnya Thailand yang juga sudah bekerja sama dengan Baidu. Tahun 2015 ini sudah 8 juta, tahun 2016 ini saya yakin akan tembus 10 juta wisman Tiongkok ke Thailand,” tutur Business Development Director Baidu Richard Li.

Perkembangan pesat turis tiongkok

Jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan selama tahun 2015 jumlah wisatawan Tiongkok meningkat 20,74% atau sebanyak 780 ribu wisatawan. Di tahun  2016 pemerintah mentargetkan 2,1 juta wisatawan Tiongkok datang ke Indonesia

Saat ini posisi Indonesia dibandingkan lima kota di Asia Pasifik yang diperkirakan menjadi tujuan utama para turis Tiongkok di 2016 adalah Bangkok (8,2 juta wisman), Seoul (5,2 juta wisman), Tokyo (2,7 juta wisman), Phuket (2,5 juta wisman), dan Pattaya (2,1 juta wisman). Singapura berada di tempat ketujuh dengan 1,8 juta wisman, dan Bali di peringkat 10 dengan 1,4 juta wisman (data: MasterCard Asia Pacific Destinations Index)

Namun pergerakan positif Industri Pariwisata Indonesia dapat dilihat dari tahun 2015 ini. Pertumbuhan wisman ke Indonesia naik 10,3%, Asean naik 5,1%, dunia naik 4,4%. Singapore naik 0,9%, Malaysia turun 15,7%, dan Thailand naik 20,4%. Wonderful Indonesia naik menjadi peringkat 47, dari sebelumnya tidak punya peringkat hal ini sudah mengalahkan Truly Asia Malaysia papan 96, termasuk Amazing Thailand peringkat 83 (Data World Economic Forum 2015). (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com