Advertorial

Fokus Mengembangkan Wisata MICE, Kemenpar Promosikan Indonesia di IMEX 2016

Kompas.com - 21/10/2016, 08:41 WIB

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia fokus mempromosikan potensi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) tanah air guna menjaring wisatawan mancanegara (wisman) pada segmen bisnis. Kali ini, promosi dilakukan pada IMEX 2016 di Amerika Serikat (AS).

IMEX 2016 yang merupakan pameran MICE "business to business" terbesar di benua Amerika akan dilaksanakan pada 18-20 Oktober 2016 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Nia Niscaya mengatakan, IMEX 2016 akan menjadi ajang yang potensial bagi Indonesia untuk mempromosikan wisata MICE Indonesia bagi segmen pasar di AS.

Apalagi IMEX merupakan trade show industri MICE terbesar di AS yang juga masuk dalam daftar pagelaran internasional yang menarik perhatian ribuan profesional dari AS dan negara-negara lain di dunia. Ajang ini, lanjut Nia, berpotensi untuk menjaring kesempatan bisnis, memperluas jejaring, dan edukasi.

Nia mengatakan, Indonesia akan menampilkan Paviliun Indonesia dengan berbagai daya tarik di dalamnya. Mulai dari kuliner khas Indonesia, kopi khas Indonesia, dan juga dapat berfoto dengan tim Wonderful Indonesia yang mempergunakan kostum karnaval.

Nia berharap melalui acara tersebut, MICE Indonesia semakin dikenal dan terpromosikan kepada publik yang lebih luas. Harapannya tidak sekadar di Benua Amerika saja, namun juga para peserta lain yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Besarnya potensi dari wisatawan bisnis

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, setiap negara berlomba-lomba untuk mendatangkan wisatawan bisnis (business traveler) untuk mengadakan meeting, pameran, ataupun perjalanan insentif di negara tersebut. Hal ini tidak lepas dari semakin besarnya potensi industri MICE bagi perekonomian..

"Wisatawan yang datang untuk tujuan MICE memiliki kelebihan dibanding wisatawan biasa, yaitu mereka umumnya adalah opinion leader yang berasal dari kalangan pengusaha, profesional maupun pemerintahan, yang melakukan kegiatan pada saat low-season," katanya.

Data dari International Congress & Convention Association (ICCA) juga menunjukkan bahwa wisatawan MICE umumnya datang dalam jumlah besar. Selain itu tingkat pengeluaran selama berada di destinasi tuan rumah kegiatan MICE mencapai 7 kali lipat dari wisatawan biasa (leisure traveler). Wisatawan MICE juga berpotensi untuk berkonversi menjadi wisatawan leisure, lanjut Pitana.

Tidak hanya itu, wisatawan MICE juga memberikan kontribusi bagi naiknya citra destinasi karena umumnya mereka adalah para pembuat keputusan termasuk CEO perusahaan. Dengan begitu maka kekuatan word-of-mouth dari mereka tentang destinasi akan memberi dampak yang lebih kuat dalam promosi.

Hal tersebut telah disadari oleh banyak negara di dunia yang menyebabkan persaingan antar destinasi dalam mendatangkan pagelaran MICE internasional menjadi sangat tinggi.

Strategi Indonesia untuk meningkatkan pariwisata

Dalam memasarkan pariwisata dengan tajuk Wonderful Indonesia, Kementerian Pariwisata menargetkan untuk mendatangkan sebanyak 12 juta wisatawan mancanegara pada tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, strategi yang diterapkan bukan hanya turut serta pada pameran-pameran Internasional saja namun juga dari peraturan dan pengembangan infrastruktur dan destinasinya juga.

Dari sisi peraturan, Indonesia telah menyederhanakan beberapa peraturan untuk memudahkan wisatawan mancanegara berkunjung ke tanah air. Mulai dari persyaratan bebas visa kunjungan sementara untuk masuk ke Indonesia, Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT) untuk menarik lebih banyak yacht masuk ke Indonesia, dan mencabut peraturan cabotage untuk kapal pesiar di lima pelabuhan utama di Indonesia.

Anggaran pemasaran dan promosi tahun ini juga sebesar 300 persen dibandingkan dengan anggaran 2015. Pemasaran dan promosi ini menekankan pada komunikasi pemasaran untuk semua saluran (online, elektronik, OOH, serta media cetak) dengan menggandeng PR Agency ternama, mesin pencari internet mengenai pariwisata, media sosial, dan platform lainnya.

Sedangkan pada pengembangan destinasi pariwisata prioritas, tahun ini terdapat 10 destinasi proioritas yang dikembangkan. Yaitu lain Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Pulau Morotai di Maluku Utara, Kepulauan Seribu di Jakarta,Tanjung Lesung di Banten, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, dan juga Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Indonesia akan mengembangkan bandara baru di 15 kota sekunder, meningkatkan kapasitas 27 bandara dengan memperpanjang landasan pacu, merenovasi terminal penumpang di 13 bandara, serta mengembangkan marina baru.

Informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi: www.indonesia.travel (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com