Advertorial

Andris Wijaya Dongkrak Popularitas Beras Garut dengan Nasi Liwet Instan

Kompas.com - 25/10/2016, 09:30 WIB

Sebelas tahun sudah nasi Liwet Instan Seribu Satu berkibar di dunia kuliner. Rupanya, kesuksesan bisnis ini juga berdampak pada positif pada petani beras Garut. Bagaimana kisahnya?

Sosok yang bergerak di balik kesuksesan beras liwet instan ini adalah Andris Wijaya (37). Ia memulai bisnis ini untuk meneruskan usaha Ayahnya menjual beras curah Garut yang performanya sempat turun. Andris mengaku, awalnya tak mudah menjalankan agrobisnis ini. Apalagi dengan latar belakang dirinya sebagai lulusan teknik mesin.

Pada awalnya, Andris terus berupaya menjual beras asli Garut. Menurut ia, kualitas beras Garut sangat baik dibanding yang lainnya. Ia pun membawa beras tersebut ke Jakarta dengan misi memperkenalkan kota Garut. Tujuannya, untuk membantu para petani meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan.

Sayang, ketika itu upaya itu tak berjalan lancar. Beras Garut punya kualitas yang baik, tetapi nama Garut sendiri belum juga dikenal orang banyak. Dari situlah tercetus ide kreatif, yaitu membuat nasi liwet instan dengan kemasan yang baik dan menarik. Andris berharap, nasi liwet instan itu memunculkan ketertarikan masyarakat untuk mengetahui kualitas beras Garut.

Saat awal merintis bisnis, Andris yakin kualitas beras Garut bakal dikenal masyarakat luas sehingga nantinya juga terus diminati. Kepercayaan masyarakat akan kualitas beras Garut otomatis akan memberi dampak positif pada petani. Permintaan beras yang meningkat akan menuntut petani untuk terus menghasilkan beras yang baik.

Dalam menjalankan bisnisnya, Andris tak fokus mengejar profit saja. Ia juga melakukan pembinaan dan memberi pinjaman modal kepada kelompok tani binaannya. Secara otodidak, Andris belajar dan bereksperimen menghasilkan padi yang baik. Selanjutnya ia mengajarkan para petani cara menanam padi untuk kualitas yang tetap terjaga, mulai dari pembibitan, perawatan, sampai cara memanen beras. Hasil panen para petani ditampung dan dibeli Andris dengan harga Rp 3.500-4.500 per kilogram.

Nasi liwet instan semakin melejit

Saat pertama kali dipasarkan, Liwet Instan Seribu Satu tidak langsung mendapat respon positif. Andris ditolak dari toko ke toko. Strategi untuk menghadapi hal tersebut, kata Andris, adalah menggratiskan produknya terlebih dahulu ke toko-toko sampai tempat pusat kebugaran (fitness) langganannya.

Rupanya, wangi khas Nasi Liwet Instan Seribu Satu sukses menarik perhatian orang. Hasil produksi awal hanya 50 pax per hari, lama-lama permintaan meningkat jadi 2.000 pax per hari. Mulai tahun 2011, Nasi Liwet Instan Seribu Satu tersedia dalam 3 varian rasa, yakni jambal, jengkol, dan pete.

Saat ini produk tersebut bisa ditemukan di berbagai minimarket dan supermarket di pulau Jawa dan Kalimantan. Bahkan, produk ini juga telah didistribusikan ke Amerika dan Dubai.

Penjualan Nasi Liwet Instan Seribu Satu menghasilkan omzet Rp 40 juta per hari dan rata-rata Rp 1 miliar per bulan. Dampak kesuksesan penjualan pun dirasakan oleh para petani beras di Garut. Salah satunya adalah harga beras Garut bisa lebih stabil.

Untuk terus menjalankan roda bisnisnya, Andris menyedot tenaga kerja sebanyak 100 orang. Jumlah ini meningkat drastis dibanding awal perjalanannya, yang hanya membutuhkan bantuan tiga tenaga kerja saja.

Andris terus mengembangkan usaha dengan memproduksi Nasi Uduk Instan dengan tiga warna yaitu Ungu (ubi ungu), Kuning (kunyit) dan Merah (angkak). Andris mengaku bahwa produknya ini sudah terjamin kesehatannya. Selain itu, ia juga menciptakan nasi seduh instan pada awal tahun 2017 mendatang.

Pria kelahiran Garut, 6 Juli 1979 ini yakin bisa membawa beras Garut ke pasar yang lebih luas lagi. Ia pun bercita-cita menjadikan Indonesia kembali menjadi Negara dengan predikat swasembada pangan yang dapat mengekspor beras ke luar negeri.

Kisah sukses ini membawa Andris menjadi salah satu nominasi dalam Danamon Social Entrepreneur Awards 2016. Ayo dukung putra Garut Andris Wijaya sang pencetus Nasi Liwet Instan sebagai PERAIH FAVORIT Danamon Social Entrepreneur AwardS 2016 di www.danamonawards.org. (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com