Advertorial

Kominfo Memulai Proyek Palapa Ring Paket Tengah, Projek ini Menghubungkan 5 Provinsi

Kompas.com - 25/11/2016, 19:28 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara meletakan Batu Pertama/Ground Breaking Proyek Palapa Ring Paket Tengah. Pelatakan batu pertama dilakukan di Jl. Dataran Tinggi, Kelurahan Gotalamo, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Propinsi Maluku Utara.

Sesuai perencanaan, Proyek ini akan menghubungkan 17 kota/kabupaten yang berada di 5 provinsi yaitu Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.

Provinsi Kalimantan Timur akan menjangkau Kabupaten Mahakam Ulu. Provinsi Sulawesi Utara menjangkau 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Siau- Tagulandang-Biaro. Sisi Provinsi Sulawesi Tengah akan menjangkau 4 Kabupaten antara lain Morowali, Banggai Kepulauan, Banggai Laut dan Morowali Utara. Provinsi Sulawesi Tenggara menjangkau 6 Kabupaten yaitu Muna, Konawe Utara, Buton Utara, Konawe Kepulauan, Muna Barat dan Buton Tengah. Sedangkan sisi Maluku Utara menjangkau 3 kabupaten, terdiri dari Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Pulau Taliabu dan Kota Tidore Kepulauan.

Kabupaten/Kota yang menjadi target pembangunan Proyek merupakan wilayah yang dianggap tidak layak secara finansial dan berbatasan dengan negara tetangga. Selain 17 (tujuh belas) kabupaten/kota tersebut, Proyek Palapa Ring Paket Tengah juga akan menjangkau 11 (sebelas) kabupaten/kota yang merupakan titik interkoneksi dengan jaringan tulang punggung serat optik yang telah dibangun oleh operator telekomunikasi.

Acara Ground Breaking ini juga dihadiri Anggota Komisi 1 DPR RI serta Perwakilan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Bupati Pulau Morotai bersama dengan Direktur Utama PT. LTI (Len Telekomunikasi Indonesia selaku Badan Usaha Pelaksana Proyek).

-

Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2014. Sektor bisnis yang dikembangkan di KEK Morotai mencakup industri pengolahan ikan, manufaktur, logistik dan pariwisata. Proyek Palapa Ring sebagai proyek percepatan pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan informatika, dianggap dapat menjadi gerbang pembuka masuknya investasi ke berbagai sektor.

Palapa Ring merupakan program pembangunan jaringan tol informasi yaitu jaringan fiber optik baik submarine maupun inland ke wilayah-wilayah kabupaten/kota yang sangat membutuhkan kehadiran negara agar jaringan broadband telekomunikasi dapat menjangkau ke wilayah-wilayah tersebut, yang bagi operator telekomunikasi belum tentu membangun ke arah sana.

Groundbreaking menjadi awal dimulainya proses konstruksi yang akan dilakukan oleh PT. LTI dalam jangka waktu 18 bulan ke depan, dengan panjang kabel yang akan digelar mencapai sekitar 2.700 km. Proyek Palapa Ring Paket Tengah memiliki nilai investasi mencapai Rp. 1,38 Triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun.

Menteri Komunikasi dan Informatika menyampaikan “Terlaksananya Proyek Palapa Ring menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan jaringan serat optik sebagai tol informasi. Tol informasi ini akan memeratakan dan meningkatkan jangkauan broadband di seluruh tanah air.”

Lebih lanjut, Menteri Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa “Hadirnya Palapa Ring akan memberikan peluang bisnis baru bagi industri Usaha Kecil Menengah (UKM) di pelosok daerah, meningkatkan pendidikan melalui fasilitas internet dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat kegiatan ekonomi digital.”

Proyek Palapa Ring dilaksanakan dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dan merupakan KPBU pertama dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP). Dengan terlaksananya Proyek Palapa Ring menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjalin kerjasama dengan badan usaha (investor) dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Proyek Palapa Ring merupakan usaha pemerintah untuk melaksanakan percepatan pelaksanaan Proyek Infrastruktur Strategis/Prioritas Nasional yang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016.

Dengan adanya Palapa Ring yang menjadi cincin backbone akan menghubungkan dan menyatukan Indonesia melalui akses telekmunikasi. Palapa Ring mempermudah peran pemerintah dalam membantu masyarakat Indonesia dalam pemerataan penyediaan akses broadband di seluruh Indonesia.

Kunjungan ke Lokasi Akses Internet Universal Service Obligation di Morotai Selain melakukan Ground Breaking Proyek Palapa Ring Paket Tengah

-

Menteri Komunikasi dan Informatika juga mengunjungi lokasi Akses Internet Universal Service Obligation (USO) di SMP Negeri 5, Desa Sakita, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Lokasi Akses Internet USO ini merupakan satu dari 1.208 lokasi yang telah dibangun pada tahun 2016 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di lokasi-lokasi hasil usulan Pemerintah Daerah/Kementerian/Lembaga lainnya (Pemda/K/L).  Kunjungan dilakukan bersama Perwakilan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Bupati Morotai serta Anggota Komisi 1 DPR RI Daerah Pemilihan Maluku Utara.

Penyediaan Akses Internet oleh Kementerian Kominfo di lokasi usulan-usulan Pemda/K/L merupakan salah satu program USO (Universal Service Obligation/Kewajiban Pelayanan Universal) di bidang telekomunikasi dan informatika yang dibangun dengan menggunakan dana USO yang dikelola oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).

Akses Internet USO yang disediakan oleh BP3TI merupakan usulan dari pemda/K/L lainnya dan diimplementasikan melalui kerjasama antara BP3TI, pemerintah daerah, perusahaan penyediaan jasa akses internet. Mekanisme kerjasama yang digunakan adalah mekanisme sewa layanan, di mana BP3TI membiayai sewa layanan akses internet, pemerintah daerah/kementerian/lembaga memberikan usulan lokasi serta komitmen dalam implementasi, dan penyedia jasa menyediakan bandwidth sesuai pengadaan.

BP3TI, Kementerian Kominfo tahun ini menargetkan 1.600 lokasi akan terbangun di seluruh daerah tersebar di Indonesia terutama untuk daerah yang belum memiliki akses internet. Jumlah tersebut merupakan total target pembangunan tahun 2015 dan 2016. Sampai dengan pertengahan November 2016 sebanyak 1.208 lokasi akses internet telah on air, sisa lokasi lainnya dalam tahap deployment. Target pembangunan 1.600 lokasi selesai pada Desember 2016. Provinsi Maluku Utara sendiri, total penyediaan akses internet USO sebanyak 74 lokasi, dimana salah satunya berada di lokasi SMPN 5 Desa Sakita, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Morotai.

Metode akses internet untuk penyediaan jasa akses internet disesuaikan dengan kondisi geografis dan demografis di daerah. Secara umum metode akses internet yang dipilih dalam Penyediaan Jasa Akses Internet adalah fiber opticradio link dan VSAT (Very Small Aperture Terminal). 

Menteri Komunikasi dan Informatika dalam kesempatan kunjungan ini juga melakukan percobaan akses internet untuk mengakses beberapa website. Percobaan penggunaan akses internet dimaksudkan untuk menguji keberhasilan layanan. “Akses internet yang dibangun menggunakan dana USO memiliki kapasitas bandwidth rata-rata 2Mbps. Kapasitas tersebut dirasa cukup untuk melakukan selancar, pengunduhan dan pengunggahan. Akses internet yang telah disediakan dipergunakan untuk menunjang proses belajar mengajar serta bermanfaat untu masyarakat sekitar” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika. 

Menteri Komunikasi dan Informatika juga menyatakan bahwa pembangunan Akses Internet USO oleh Kementerian Kominfo di daerah yang minim fasilitas telekomunikasi dan informatika ini dimaksudkan selain untuk memeratakan akses telekomunikasi dan informatika, namun juga untuk menciptakan peta jalan e-commerce dan memajukan ekosistem industri teknologi digital di negara Indonesia.  “Indonesia menyimpan potensi industri digital yang jika dipadukan dengan sumber daya dan budaya yang beranekaragam di Indonesia, maka dapat menjadikan Indonesia sebagai The Digital of Asia

Penyediaan Akses Internet USO merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan akses telekomunikasi dan informatika. Akselerasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi akan dapat menjangkau dan meningkatkan akses informasi bagi masyarakat yang jika dimanfaatkan dengan baik dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing masyarakat.  

Selain itu, pembangunan ini merupakan bukti nyata pemerintah dalam pemenuhan pemerataan akses telekomunikasi dan informatika. Menteri Komunikasi dan Informatika, sesuai dengan Rencana Strategis kementerian Komunikasi dan Informatika 2015-2019, berharap pada tahun 2019 sudah terbangun 4.000 lokasi tersebar di sekolah, fasilitas layanan umum seperti puskesmas, lokasi turis dan lainnya. (adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com