Brandzview

Bupati Purwakarta: Kalau Ayahnya Sopir, Anaknya Minimal Juragan Angkot

Kompas.com - 23/02/2017, 07:38 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyebarkan virus pendidikan vokasional yang diterapkan pada daerahnya. Dia berbagi kebijakan anti-mainstream itu kepada ratusan guru anggota PGRI Cirebon, Jawa Barat.

Dedi mengklaim, kebijakan yang diberlakukan pada 2016 itu berhasil mendidik karakter pelajar. Lewat vokasional, pelajar mampu berpikir akademis sekaligus aplikatif. Sebab, sisi akademik pelajar dilatih dalam kelas, sedangkan sisi aplikatifnya terlatif saat membantu pekerjaan orang tua.

"Anak harus berpikir betapa susahnya orang tua mencari uang sehingga mereka punya motivasi untuk menjadi lebih baik dari orang tuanya. Kalau hari ini mereka adalah anak sopir angkot, kelak minimal mereka harus mampu menjadi juragan angkot," tutur Dedi, Selasa (22/2/2017).

Dedi mencontohkan anak bungsunya, Yudhistira Manunggaling Rahmaning Hurip. Setiap Selasa pekan pertama dan ketiga setiap bulannya, sang anak wajib memeriksa agenda kegiatan Bupati.

"Kata siapa jadi anak bupati itu enak. Anak saya harus mengetahui dan menyiapkan agenda saya setiap program ini berlangsung, dan dia harus menyiapkan air mandi dan membersihkan sepatu, dia pun harus ikut berkegiatan dengan saya," kata Dedi.

M LATIEF/KOMPAS.com Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyebarkan virus pendidikan vokasional yang diterapkan pada daerahnya. Dia berbagi kebijakan anti-mainstream itu kepada ratusan guru anggota PGRI Cirebon, Jawa Barat.
Dedi mengakui, pada awal pemberlakuannya program ini mendapatkan banyak protes keras masyarakat. Namun, kini justru masyarakat mengapresiasinya karena dinilai mampu membentuk karakter pelajar.

Bahkan, Kementerian Pendidikan saat ini tengah menjadikan Kabupaten Purwakarta sebagai rujukan pendidikan karakter nasional. Baca: Anak-anak di Purwakarta "Diajak" Menyelami Profesi Orangtuanya.

Selain program unggulan tersebut, Dedi sempat berbagi beberapa program unik lain kepada Guru se-Kabupaten Cirebon, seperti Pendidikan Ideologi Kebangsaan. Program ini melibatkan polisi dan TNI. Lalu, ada juga Pendidikan Baca Tulis Al Qur’an dan pendalaman Kitab Kuning bagi pelajar muslim dan kitab lain sesuai agama dan keyakinan yang dianut pelajar di Purwakarta.

Seluruh program itu masuk ke dalam mata pelajaran muatan lokal yang ada dalam kurikulum untuk pelajar di Kabupaten Purwakarta. Khusus untuk program vokasional, pihak sekolah mewajibkan para orang tua untuk mengunggah kegiatan anaknya melalui akun sosial media milik mereka.

RENI SUSANTI/KOMPAS.com Anak-anak bisa membantu pekerjaan orang dewasa yang tinggal serumah dengan dirinya. Banyak hal bisa dikerjakan, dari membuat peuyeum, keramik sampai mencuci angkot.
Seperti diketahui, pendidikan vokasional diberlakukan setiap Selasa pada pekan pertama dan ketiga setiap bulannya. Pada hari tersebut kegiatan belajar mengajar di sekolah dihilangkan. Siswa belajar di rumah atau tempat kerja orang tuanya untuk membantu mengerjakan pekerjaan orang tua.

RENI SUSANTI/KONTRIBUTOR PURWAKARTA

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau