kabar mpr

Ketua MPR Dukung Pengusaha Muda Berkarya

Kompas.com - 07/03/2017, 15:12 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mendukung mendukung pengusaha nasional sebagai salah satu kunci percepatan pembangunan bangsa. Menurut ia, Indonesia bisa maju dengan adanya pengusaha-pengusaha muda berdaya saing tinggi.

Hal tersebut ia sampaikan kepada pelaku bisnis pada ajang Indonesia Future Investment Conference (IFIC) 2017 dengan tema "Dukungan Regulasi Investasi Masa Depan Indonesia". Acara yang diselenggarakan oleh KAMMI itu berlangsung di Convention Hall Gedung SMESCO, Jakarta, Selasa (7/3/2017).

"Saya menyambut bagus acara ini, untuk menyemangati teman-teman yang ingin berhasil di bidang usaha. Karena semangat menjadi seorang entrepreneur muda dan sukses tidak mudah," tutur Zulkifli. 

Zulkifli menuturkan, hal paling penting untuk terus maju adalah niat dan kerja keras. Hal penting lainnya adalah pendampingan. Bagi Zulkifli, modal usaha adalah nomor kesekian. 

Ia pun berkisah mengenai kerja keras, keberanian, dan niat kuat yang ia miliki dalam meniti karier. Zulkifli bercerita, sebelum menjadi Ketua MPR RI, ia pun sempat belajar bekerja dan memulainya dari dunia wirausaha.

"Tahun 1982 saya lulus SMA, nekat saja hanya ijazah SMA yang saya punya pada saat itu. Kemudian saya mencari pabrik-pabrik yang barangnya ingin dijual kembali, sehari bisa menjual empat sampai enam barang. Jika dihitung-hitung, sekitar Rp 10 ribu sampai 50 ribu dalam sehari," ujarnya.

Zulkifli juga mengatakan, Indonesia jauh lebih baik dari Malaysia pada tahun 1960-an, Indonesia pun bisa maju dengan adanya pengusaha-pengusaha muda yang memiliki kemampuan bersaing tinggi.

"90 persen teman-teman yang hadir di sini saya yakin sudah memiliki keinginan serta tekad yang kuat untuk berbisnis dan menjadi entrepreneur hebat di kemudian hari. Itu juga sudah modal besar," tambah Zulkifli.

Di akhir sambutan, ia kembali memberi semangat kepada semua peserta yang hadir untuk tidak takut gagal, karena pepatah kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi nyata.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com