kabar mpr

Ketua MPR RI Usulkan Anggaran Dana untuk Pondok Pesantren Indonesia

Kompas.com - 10/04/2017, 17:25 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menghadiri acara silaturahmi keluarga besar Pondok Pesantren Cintawana dalam rangka memperingati milad ke-100. Acara yang mengangkat tema “Santri Mengabdi Tanpa Batas” itu berlangsung pada Senin (9/4/2017) di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Selain Zulkifli, acara juga dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren Cintawana Ahmad Suja'i Farid, Rektor UNISMA Bekasi Nandang Najmulminir, Bupati Tasikmalaya Ruzhanul Ulum, sejumlah anggota DPR RI Tasikmalaya, perwakilan dari asosiasi Jepang bernama Ai Maryam, dan Azul sebagai perwakilan dari asosiasi Singapura.

Saat menyampaikan kata sambutan, Zulkifli memberi semangat kepada para santri dan santriwati Pondok Pesantren Cintawana untuk terus menimba ilmu dan menggali pengetahuan. Pria yang akrab dipanggil Zul ini juga bercerita tentang riwayat pendidikan dan perjalanan kariernya.

Zulkifli sendiri mengambil bidang studi Pendidikan Guru Agama di Madrasah Ibtidaiyah Bandar Lampung selama enam tahun. Debut kariernya di dunia politik berawal dari DPR RI. Saat itu, Zulkifli menjabat sebagai anggota DPR RI dengan periode 2004-2009.

Pada 2014, ia mengemban tugas sebagai Menteri Kehutanan. Setelah itu, barulah Zulkifli menjabat sebagai Ketua MPR RI untuk periode 2014-2019. 

"Oleh karena itu, kita sebagai anak pesantren harus bangga. Kita tidak hanya mendapat ilmu pengetahuan seperti pada sekolah umum, tetapi juga ilmu agama," ujar Zulkifli.

Usai sesi kata sambutan, acara dilanjutkan dengan sosialisasi empat pilar MPR RI yang dikaitkan dengan tema acara, yaitu “Santri Mengabdi Tanpa Batas”. Ketika berbicara tentang Pancasila, Zulkifli sempat mengadakan kuis berhadiah yang diperuntukkan bagi para santri dan santriwati.

Nurul merupakan salah satu santriwati yang berpartisipasi dalam kuis tersebut. Meskipun sempat salah menjawab lantaran grogi, Zulkifli tetap memberikan hadiah atas keberanian Nurul untuk maju ke atas panggung dan menjawab pertanyaan. 

"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Yang dimaksud adalah siapapun pemimpin daerahnya, seharusnya ia turut hadir dengan masyarakat dalam musyawarah mufakat untuk menentukan suatu kebijakan. Seperti contoh, tidak asal menggusur, karena itu termasuk dari biang perpecahan," jelas Zulkifli.

Dalam kunjungan kali ini, Zulkifli mengatakan bahwa ia akan mengusulkan anggaran untuk setiap pondok pesantren di seluruh Indonesia. Nilai yang akan diajukan pun setara dengan anggaran sekolah umum. Dengan adanya anggaran tersebut, Zulkifli berharap agar setiap pondok pesantren mampu meningkatkan daya saing agar bisa sejajar atau bahkan lebih baik dari sekolah umum. 

"Singkirkan perbedaan dan jadilah sumber daya manusia yang unggul!" kata Zulkifli dengan nada tegas. (KZ)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com