Advertorial

Gerakan Buku untuk Indonesia, Komitmen BCA dalam Tumbuhkan Minat Baca Anak

Kompas.com - 21/04/2017, 18:11 WIB

Berdasarkan hasil studi berjudul Most Littered Nation in The World yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia dinyatakan sebagai negara yang menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca. Indonesia berada persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.

Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan, jika tidak diikuti dengan solusi serta aksi nyata. Salah satunya dengan giat menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Oleh karena itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mewujudkan komitmennya  dengan menggelar forum Kafe BCA V dengan tema “Membaca dari Generasi ke Generasi”.

Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan ahli atau pakar di bidangnya, yaitu Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muh. Syarif Bando, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Tjut Rifameutia Umar Ali, Dosen Sosiologi Universitas Indonesia Lucia Ratih Kusumadewi, dan pembawa acara Kick Andy Andy F. Noya.

Dalam diskusi yang berlangsung, para pembicara menjabarkan beragam faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca anak. Salah satu di antaranya adalah kebiasaan menikmati informasi instan dari gadget maupun media sosial yang pesat pertumbuhannya, sehingga anak menjadi tidak betah berlama-lama ketika membaca buku.

“Saat ini, salah satu kemudahan teknologi adalah tersebarnya informasi dalam waktu singkat dan cepat. Jadi, begitu anak-anak memperoleh informasi yang diinginkan, mereka akan berhenti di situ saja. Sementara kegiatan membaca buku salah satu cara memancing imajinasi, merefleksikan, menumbuhkan ide-ide kreatif, dan menuntut ketahanan konsentrasi anak,” jelas Rifameutia.

-

Namun, perempuan yang akrab disapa Tia itu juga menekankan pentingnya lingkungan sekitar dalam menumbuhkan minat gemar membaca, seperti orang tua, guru, sekolah, dan teman seusia.

Hal itu pun diamini oleh Kepala Perpustakaan Nasional dengan menggiatkan layanan mobil perpustakaan keliling. Penerapan kebijakan waktu 15 menit membaca sebelum waktu belajar juga telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan.

Lain halnya dengan, Lucia  menjelaskan bahwa budaya masyarakat Indonesia lebih senang berkumpul dan bercerita. Sementara itu, pola pendidikan yang satu arah menjadi faktor penghambat berkembangnya kegemaran membaca pada anak.

Dalam kesempatan sama, BCA berkomitmen untuk menumbuhkan kembali semangat membaca di berbagai pelosok Indonesia dengan memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan berbagi Buku untuk Indonesia. 

"Melalui gerakan Buku untuk Indonesia, BCA mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk ikut ambil bagian, sehingga anak-anak hingga ke pelosok Indonesia mendapatkan akses buku sebagai sarana penunjang belajar," ucap Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja

BCA menyediakan paket berbagi Buku untuk Indonesia yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk peduli dan mau berbagi dengan anak-anak di daerah yang masih terkendala akses terhadap buku serta fasilitas ruang baca yang memadai. Seluruh dana paket berbagi yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk membeli buku dan penyaluran ke berbagai daerah Indonesia.

Bagi setiap penyumbang paket berbagi akan mendapatkan satu kaos apresiasi berbahan dri-fit dengan beberapa pilihan warna mulai dari biru, merah, putih, dan hijau toska. Informasi pengumpulan dana paket berbagi dan penyaluran buku dapat diakses melalui situs www.bukuuntukindonesia.com. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com