Advertorial

Terbangunnya Bisnis dari Modal Kepercayaan dan Ketekunan

Kompas.com - 21/04/2017, 19:00 WIB

Sebuah kesuksesan tak bisa diukur dari umur seseorang. Belum tentu orang yang masih muda belum bisa mencapai kesuksesannya. Hal ini berlaku pada Yasa Paramita Singgih.

Pemuda ini sudah berhasil mendirikan bisnisnya sendiri di usia 22 tahun. Berbagai peluang usaha pernah ia coba. Mulai dari mencoba peruntungan dan bekerja di sebuah event organizer hingga akhirnya sukses dengan bisnis daring (online) dengan menjual fesyen pria.

Ia mengawali bisnisnya pada usia 16 tahun dengan menjual lampu hias. Mengambil lampu hias dari temennya yang bekerja di Glodok, ia pun menjajakan ke lingkungan teman. Pada saat yang sama, ia juga menjual kaus secara daring.

Kaus yang ia dapatkan dari tanah Abang kemudian dijualnya melalui toko daring Men’s Republic. Sempat mencoba peruntungan di bisnis kuliner, ia pun membuka kedai kopi pada usia 17 tahun. Namun setahun kemudian bangkrut dan tutup hingga akhirnya ia memulai kembali bisnis kaus Men’s Republic dari nol.

Kedua kalinya memulai Men’s Republic, bisa dibilang Singgih melakukannya tanpa modal. Saat itu ia punya banyak kenalan di Tanah Abang, sehingga dengan mudah mendapatkan barang untuk dijual kembali. Saat masuk ke dunia sepatu juga tanpa modal karena punya kenalan di industri sepatu sehingga dapat kemudahan dalam pembayaran yang dapat mundur.

Bisa dibilang Men’s Republic dibangun bukan dengan modal materi melainkan modal keberanian, relasi, dan kepercayaan. Awalnya Singgih tidak memiliki rencana memulai bisnis fesyen daring pria. Hal ini mengalir begitu saja dan ia jalani hingga sekarang.

Men’s Republic punya tiga nilai utama, simple, excellent, dan gentlemen. Simple dalam hal desain, excellent dalam hal kualitas, dan gentlemen dalam hal rasa bangga bagi pemakainya.

Saat ini, Men’s Republic ingin fokus ke sepatu pria dengan jenis formal dan kasual. Namun, Singgih tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke produk pria lainnya, seperti sandal, appareal, dan tas.

Untuk urusan harga, pertama kali Men’s Republic menjual sepatu dengan harga paling murah Rp 195.000. Perlahan tetapi pasti, seiring berkembangnya pasar, Singgih menetapkan harga paling mahal di kisaran Rp 750.000. Rata-rata produk yang terlaris berada di harga Rp 300.000 sampai Rp 400.000.

Untuk membedakan dengan produk yang lain, Men’s Republic tak hanya menjual sepatu, melainkan menjual emosi. Hal tersebut ditunjukkan melalui media sosial Men’s Republic yang tidak hanya berisi foto produk, tetapi juga konten mengenai gaya hidup pria. Men’s Republic mengedukasi para followers untuk menjadi the real gentlemen.

Saluran pemasaran yang digunakan untuk menarik pelanggan pun beragam. Mulai dari mulut ke mulut, sampai sistem referral yang dibangun lewat media sosial hingga iklan berbayar. Intinya semua strategi  digunakan untuk meningkatkan penjualan.

Setelah sukses di Men’s Republic, visi jangka panjang ke depan Singgih adalah ingin menciptakan dan mengakuisisi banyak merek lokal Indonesia. Ia berharap, perusahaannya nanti akan menjadi kumpulan puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan merek produk konsumen asli Indonesia yang bisa merajai pasar Tanah Air. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com