kabar mpr

Zulkifli Hasan: Jangan Menyamakan yang Beda

Kompas.com - 25/04/2017, 09:22 WIB

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) kembali mengadakan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Tujuannya adalah untuk senantiasa menanamkan nilai-nilai luhur yang diterapkan para pejuang sekaligus pendiri bangsa kepada generasi penerus.

Kali ini, kegiatan sosialisasi kali berlangsung di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Magelang, Jawa Barat, Senin (24/4/2017) pagi. Selain Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, acara juga dihadiri oleh Bupati Magelang Sutrisno, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum, sejumlah pimpinan pondok pesantren dan organisasi masyarakat, para santri maupun santriwati, serta masyarakat sekitar.

“Sosialisasi empat pilar yang disampaikan langsung oleh ketua MPR RI Zulkifli Hasan adalah cara tepat untuk memperkokoh benteng masyarakat dari ideologi-ideologi budaya luar yang memengaruhi budaya asli Indonesia" ujar Surtrisno saat menyampaikan kata sambutannya.

Saat tiba gilirannya untuk menyampaikan materi, Zulkifli secara terbuka bercerita seputar pengalamannya pada ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Pria kelahiran Lampung ini mengaku bahwa dirinya mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Meskipun sempat pesimis bahwa pasangan pilihannya akan lolos ke putaran kedua, Zulkifli tidak berpikir untuk mengubah pilihannya. Dengan nada bercanda, ia bercerita bahwa permintaan istri menjadi salah satu faktor penentu.

"Jujur, saya paling takut sama istri saya. Bayangin kalau tidak dukung Anies, koper saya sudah ada di depan pagar," ucap Zulkifli diiringi gelak tawa para undangan yang jumlahnya mencapai 800 orang .

Ucapan Zulkifli sendiri merupakan salah satu upaya untuk mencairkan suasana. Seperti diketahui, Indonesia tengah dilanda konflik terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Ditambah lagi, ketidakharmonisan tidak hanya terjadi di antara sesama warga Jakarta, tetapi juga warga dari luar Jakarta.

Selain itu, ia juga berpesan kepada seluruh undangan untuk bersikap legawa, karena kemenangan salah satu pasangan adalah kemenangan rakyat. Pesan itu dirasa sesuai dengan salah satu pilar MPR RI, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai negara yang memiliki beragam suku, budaya, serta bahasa, seharusnya setiap warga bisa menerima perbedaan dalam bentuk apa pun, termasuk perbedaan pilihan politik.

"Kuncinya harus saling menghormati, saling menghargai satu sama lainnya. Jangan menyamakan yang beda dan membeda-bedakan sesama," kata Zulkifli.

Secara singkat, padat, dan jelas, Zulkifli juga menjelaskan sistem Demokrasi Pancasila sebagai sistem yang mengutamakan rakyat, sehingga rakyat memiliki kekuasaan dan kedaulatan.

"Sesuai dengan sila Ketuhanan yang Maha Esa, agama dan politik tidak boleh dipisahkan. Namun, jangan sampai menjadi negara agama. Memilih pemimpin sesuai dengan keyakinan kita itu namanya hak, bukan rasis," pungkas Zulkifli. (KZ)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com