Kementerian Perhubungan berniat membangun tol udara. Tujuannya, untuk menekan disparitas harga di wilayah-wilayah terpencil, khususnya pegunungan. Program ini rencananya mulai berjalan akhir April 2017.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan program tol udara dimulai dari kawasan Indonesia Timur, seperti Wamena, Timika, dan Jayapura.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mohammad Alwi menambahkan, pemerintah akan membuat skema hub (pengumpul) dan spoke (pengumpan) untuk mewujudkan tol udara. Skema ini akan menentukan kapasitas bandara dan pesawatnya.
Bandara dengan landas pacu panjang, yakni di atas 2.000 meter, akan menjadi hub karena bisa menampung pesawat dengan kapasitas besar, seperti Boeing atau Airbus yang bisa mengangkut barang seberat 15 ton.
Setelah itu, barang-barang yang terdapat di hub ini akan didistribusikan ke bandara yang lebih kecil dengan pesawat yang juga lebih kecil, seperti Caravan. (Adv)