Kilas daerah

Dorong Partisipasi Masyarakat, Pemkot Semarang Bagi-bagi Penghargaan

Kompas.com - 03/05/2017, 09:53 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang berjalan di atas empat roda yang selalu beriringan, yaitu pemerintah, pengusaha, pewarta dan penduduk. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

"Kesemuanya harus mengedepankan kebersamaan untuk mewujudkan Semarang semakin hebat," ujar Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, di sela upacara peringatan HUT Kota Semarang ke-470, di Balaikota Semarang, Selasa (2/5/2017).

Hendrar menambahkan, sebagai bagian dari warga Kota Semarang, dia meminta warga melakukan refleksi diri. Selama tinggal, besar, sekolah, dan mencari nafkah di Kota Semarang, warga perlu memberikan sumbangsihnya kepada kota, bukan hanya menerima.

"Apa yang sudah kita berikan kepada kota ini. Jadi, jangan menuntut kota yang memberikan ke kita, melainkan sumbangsih apa yang kita berikan untuk Kota Semarang," tambah Walikota Semarang yang akrab disapa Hendi ini.

Karena itulah, lanjut dia, sebagai bagian dari upaya memotivasi masyarakat Kota Semarang memberikan sumbangsihnya, Hendi memberikan sejumlah penghargaan kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam perkembangan Kota Semarang.

Penghargaan tersebut di antaranya untuk Roy Kraft Van Ermel atas pengabdiannya menangani banjir dan rob di Kelurahan Kemijen. Kemudian, Soehendro Sitohamidjojo atas perjuangan dan dedikasinya dalam pertempuran lima hari di Semarang.

Ada juga penghargaan untuk almarhum R. Kelly Puspito atas dedikasi dan loyalitasnya membina, melestarikan serta mengembangkan seni musik keroncong.

Selain itu Hendi juga menyerahkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 tahun dan 30 tahun kepada ASN di lIngkungan Pemerintah Kota Semarang serta sejumlah trofi kepada para pemenang lomba dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-470 tahun Kota Semarang.

"Saya berharap penghargaan mampu memotivasi warga untuk terus berkontribusi di bidangnya masing-masing bagi kemajuan Kota Semarang," kata Hendi.

Dia mengakui ke depan masih banyak tantangan dalam menyelesaikan permasalahan Kota Semarang yang harus diselesaikan. Upaya itu butuh dukungan langsung masyarakat.

"Kami sudah tidak bicara master plan lagi dalam membangun kota ini, tapi langsung dengan penerapan aksi di tiga permasalahan utama, yaitu rob banjir, pengangguran dan kemiskinan serta kemacetan," ujarnya.

Untuk penanganan banjir dan rob tahun ini pihak Pemkot Semarang lebih fokus pada kawasan timur dengan pembangunan tiga embung bantuan Pemerintah Pusat di Trimulyo, Karangroto, dan Kaligawe.

Sedangkan dalam kaitannya dengan pengentasan kemiskinan, --meskipun jumlah Kota Semarang terendah di Jawa Tengah, Hendi akan mengurangi jumlah tersebut hingga bisa dikatakan 0 persen.

"Kita akan melakukan beberapa program, mulai pelatihan manajemen, keterampilan dan pemberian bantuan yang bersifat charity seperti raskin dan bantuan sosial untuk lansia," jelasnya.

Adapun untuk mengurai kemacetan, Hendi menuturkan, pihaknya masih menjalankan strategi one way atau jalan satu arah. Tahun ini pihaknya bahkan bersiap menambah jalur satu arah lagi.

"Tahun depan harapan kami sudah mulai dibangun beberapa tempat-tempat yang bisa mengurai kemacetan, misalnya dengan fly over, simpang susun, dan penambahan armada BRT menjadi 8 koridor," kata Hendi.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau