Advertorial

Apa Itu Sirosis Hati?

Kompas.com - 08/05/2017, 12:10 WIB

Penyebab dan Risiko Sirosis Hati

Pasien sirosis hati memiliki cedera besar dalam tubuhnya, dan cenderung tidak mudah untuk diobati. Dalam kedokteran medis disebut juga sebagai "permulaan kanker hati", memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Sebenarnya, organ hati adalah organ yang sangat lembut, ketika hati mengalami peradangan secara terus menerus, hal ini dapat menyebabkan sel-sel hati rusak dan mati atau disebut dengan istilah nekrosis, dimana regenerasi fungsi hati kalah cepat dari proses nekrosis, sehingga sel-sel nekrotik menyebar ke seluruh jaringan fibrosa. Permukaan hati secara bertahap akan menjadi kasar seperti permukaan muka bulan atau sayur pare yang kasar dan menjadi keras, sehingga membentuk sebuah "sirosis."

Penyebab dan Risiko Sirosis Hati

Gejala

Gejala awal pada sirosis tidak begitu jelas, saat sudah memasuki stadium lanjut, tubuh akan memberikan pertanda-pertanda seperti berikut :

1. Kelelahan, seluruh tubuh tidak bertenaga

2. Mual, muntah, kembung

3. Mata dan kulit timbul penyakit kuning kulit

4. Ascites pada tubuh bagian bawah

5. Perdarahan gusi, perdarahan gastrointestinal

6. Muncul bintik-bintik hitam pada dada dan bintik merah pada telapak tangan

7. Payudara membesar, menopause, atrofi testis

8. Pada sirosis stadium lanjut juga akan muncul gejala-gejala seperti nyeri pada perut atas atau ulu hati, diare, kembung, ascites, koma hepatik dan gejala kritis lainnya

Diagnosa

1. Tes fungsi hati

2. USG hati. 80% kasus sirosis hati ditemukan melalui pemeriksaan USG

3. Pengambilan sample jaringan hati untuk mengetahui ada tidaknya lesi atau kelainan

4. Pemindai radioisotop hati

Prevalensi

10 tahun yang lalu, dalam daftar 10 penyebab utama kematian, kematian yang disebabkan oleh sirosis hati dan penyakit hati kronis lainnya, pada pria ataupun wanita, masing-masing menduduki peringkat ke 6 dan 8. Oleh karena itu, "sirosis" menjadi hal yang berdampak serius pada kesehatan manusia. Menurut data statistik, lebih dari 78 juta orang meninggal akibat komplikasi hepatitis B setiap tahunnya, termasuk sirosis dan kanker hati.

Transplantasi Stem Cell Untuk Pengobatan Sirosis Hati

Terapi  Stem Cell adalah metode terbaru dalam pengobatan sirosis, merupakan salah satu teknologi medis termutakhir yang popular di dunia. Dibandingkan dengan transplantasi hati, teknologi Stem Cell tidak memiliki risiko penolakan kekebalan tubuh dan masalah etika lainnya. Teknologi ini minim risiko, minim rasa sakit, biaya yang ekonomis dan tanpa efek samping

Sebuah percobaan klinis menegaskan, bahwa setelah stem sel masuk ke dalam tubuh manusia, ia akan langsung menuju ke bagian sel-sel hati yang rusak: pertama, stem sel bisa menjadi sel hati dengan fungsi yang baru sesuai dengan diferensiasi mikro sekitarnya; kedua, stem sel juga dapat "membangunkan" sel hati tubuh pasien dan melakukan "regenerasi"; ketiga, melalui stem sel, tubuh dapat mengeluarkan berbagai sitokin, serta memperbaiki sel-sel yang rusak. Ketiga fungsi ini bertujuan untik memperbaiki dan mengganti sel-sel tubuh yang telah terkena lesi, sehingga fungsi hati pasien akan pulih secara bertahap.

Keajaiban "Menghidupkan Hati"

Teknologi Stem Cell adalah salah satu cara terakhir untuk membalikkan kondisi sirosis hati dan asites, dijuluki sebagai keajaiban "Menghidupkan Hati." Pasien sirosis hati, setelah 2-4 minggu menjalani tindakan, gejala seperti tidak ada nafsu makan, kelelahan, ascites dan berbagai gejala lainnya akan berkurang secara signifikan atau bahkan hilang. Dalam waktu 8-12 minggu, stem sel mulai berdiferensiasi, delapan kunci indeks biokimia diharapkan dapat pulih kembali. Dalam waktu 3-6 bulan, seiring dengan pertumbuhan sel-sel hati yang baru, jaringan hati yang rusak juga akan mengalami perbaikan, fungsi hati akan pulih secara bertahap, pasien akan menerima membaik sevara keseluruhan, hingga dapat masuk ke tahap rehabilitasi.

-

Perbandingan Transplantasi Hati & Terapi Stem Cell Pada Pengobatan Sirosis Hati

Transplantasi Hati
Metode ini masih tetap ada. Selain itu, jika mengambil organ hati dari tubuh yang masih hidup, karena pada kasus ini dibutuhkan donor hati yang sehat, dapat menyebabkan beberapa beban bagi si pendonor, disertai dengan risiko operasi.

Para Ahli mengatakan : Meskipun transplantasi hati memberikan pasien gagal hati pengobatan yang efektif dan cepat, namun dikarenakan jumlah pendonor yang sangat minim, biaya yang mahal, serta

Kualitas Stem Sel
Memisahkan stem sel darah perifer atau stem sel sumsum tulang pasien, kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien melalui teknik infus untuk memulai masa pengobatan, pada dasarnya tidak ada hasil yang sangat baik. Modern Hospital Guangzhou China menggunakan teknologi khusus untuk melakukan isolasi serta mengembangbiakkan stem sel.

Guangzhou Modern Hospital Berstandar Internasional & Profesional

Laboratorium biologi yang professional

Teknologi pengobatan Modern Hospital Guangzhou sudah diakui secara internasional dan mendapatkan sertifikat JCI. Dan Modern Hospital Guangzhou sudah mendapatkan sertifikasi ISO, dilengkapi dengan laboratorium biologi yang profesional dan fasilitas deteksi yang canggih, memiliki staf medis yang berpengalaman, membuat teknologi sel punca mendapat pengakuan dari departemen kesehatan nasional dan departemen kesehatan ketentaraan, menjadi salah satu fasilitas Terapi Stem Cell yang diakui secara nasional. Sumber sel punca telah memenuhi kode etik. Beberapa tahun terakhir ini, Modern Hospital Guangzhou telah mencapai banyak hasil, terutama untuk pengobatan anti-aging, gagal ginjal, sirosis hati, diabetes dan berbagai jenis penyakit lainnya, memberikan hasil pengobatan yang efektif dan hari baru bagi para pasien.

Modern Hospital Guangzhou

Teknologi Khusus Perawatan Sel Punca

Sel punca ditempatkan pada tabung bersuhu 4-10? dan diisolasi di laboratorium untuk proses didiferensiasi.

Dalam proses diferensiasi, sel punca perlu dicairkan, dikembangbiakkan, diinduksi, diinspeksi, diuji dan berbagai tahapan lainnya, untuk memastikan bahwa sel punca tersebut dalam kondisi stabil, aman dan memiliki keaktifan yang tinggi.

Proses penyimpanan dan transportasi sel punca juga memiliki standar yang ketat. Harus disimpan pada suhu rendah -196°C, dan harus segera ditransplantasikan ke tubuh pasien. Lama waktu proses selesainya sel punca berdiferensiasi sampai dibawa ke ruang intervensi untuk dimasukkan ke tubuh pasien tidak boleh lebih dari 1 jam.

Untuk info lebih lanjut, klik disini

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com