Kilas

“Dugder”, Tradisi Kota Semarang Sambut Ramadhan Digelar Besok!

Kompas.com - 23/05/2017, 16:05 WIB

KOMPAS.com – Menyambut datangnya Ramadhan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama pengurus beberapa pengurus masjid dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menyelenggarakan prosesi "dugder" di Lapangan Simpang Lima dan Halaman Balaikota.

Acara itu dikemas dalam bentuk karnaval yang melibatkan kurang lebih 12.000 orang, mulai Rabu (24/5/2017) hingga Kamis (25/5/2017). Beberapa pengurus masjid yang ikut terlibat antara lain dari Masjid Kauman, Masjid Baiturrahman, dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Semarang Achyani menerangkan, selama prosesi karnaval dugderan, Jalan Pemuda hingga Paragon Mall akan ditutup.

"(Ditutup) kurang lebih mulai pukul 12.00 hingga acara selesai," ujarnya, Senin (22/5/2017).

Pada kesempatan itu Achyani juga mengimbau masyarakat Kota Semarang yang tidak ikut kegiatan karnaval untuk menghindari kawasan Jalan Pemuda hingga Paragon Mall pada Kamis (25/5/2017). Hal itu dilakukan agar tidak menambah kemacetan lalu lintas.

"Kami harap warga bisa menyaksikan gelaran tahunan tersebut," tambahnya.

Dugder adalah penyerahan suhuf halaqoh dari alim ulama Masjid Kauman kepada Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat (Walikota Semarang) untuk dibacakan kepada seluruh warga Kota Semarang.

Setelah pembacaan itu, acara berlanjut dengan pemukulan bedug yang disertai suara meriam yang merupakan asal mula munculnya kata dugderan.

Rencannya, sebelum meninggalkan prosesi Masjid Kauman, Walikota Semarang Hendrar Prihadi akan membagikan makanan Ganjel Rel serta air khataman Al- Quran kepada para pengunjung.

Makna dari makanan Ganjel Rel adalah menjelang puasa ini setiap orang harus bisa menata hati. Hal-hal yang merasa ngganjel (perbuatan jelek) harus direlakan dan ditinggalkan. Supaya hati bersih, masyarakat diberi minuman air bersih, yaitu air khataman Al-Quran.

Rute karnaval

Tahun ini prosesi tersebut bertemakan "Dugderan Meneguhkan Tekad Meraih Semarang Hebat". Tema tersebut mengandung arti agar seluruh warga Kota Semarang menyatukan hati dan meneguhkan tekad untuk bersama-sama membangun Kota Semarang menuju masyarakat sejahtera.

Rencananya, karnaval akan berawal dari Simpanglima dan dimulai pukul 06.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak TK, SD/MI, SMP/MTs.

Para pelajar tersebut akan menampilkan aneka ragam seni tradisional yang unik, seperti pasukan warak, kesenian lokal, kembang manggar, drum band, pasukan Bhinneka Tunggal Ika, visualisasi tari dan kera ekor panjang serta seni olah raga sepeda roda satu.

Adapun rute yang dilalui meliputi Lapangan Simpanglima menuju Jalan Pahlawan dan berakhir di Taman Menteri Supeno (Taman KB).

Sementara itu, karnaval yang diselenggarakan di Halaman Balaikota akan diikuti pasukan drumband PIP, Pasukan Muhammadiyah, NU, Kementerian Agama, siswa-siswi SMA/SMK, Perguruan Tinggi di Kota Semarang, Hotel dan Perusahaan, Organisasi Kepemudaan, Komunitas seniman lainnya, 16 Kecamatan se-Kota Semarang, Bendi Hias dan Kereta Kencana yang dinaiki oleh Walikota Semarang beserta Ibu selaku Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat.

Karnaval tersebut dimulai dari Balaikota pada jam 12.15 WIB. Rute yang dilalui adalah Jalan Pemuda menuju Masjid Kauman Semarang dan berakhir di Jl. Kolonel Sugiyono (sebelah timur Hotel Dibya Puri).

Sesampainya di perempatan jalan menuju Masjid Kauman, rombongan Walikota Semarang akan disambut dengan berbagai kesenian dari Masjid Kauman dan kaum difabel.Prosesi utama karnaval dugder adalah penyerahan Suhuf Halaqoh dari alim ulama Masjid Kauman kepada Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat (Walikota Semarang) untuk dibacakan kepada seluruh warga Kota Semarang.

Selanjutnya, Walikota Semarang Hendrar Prihadi beserta rombongan menuju Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) melalui Jl. Kartini. Sesampainya di Jl Jolotundo akan disambut dengan berbagai kesenian dari Kecamatan Semarang Timur, Genuk, Gayamsari, Drumband AMNI serta kesenian lain yang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan juga MAJT.

Acara utama di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) adalah penyerahan Suhuf Halaqoh yang dibawa Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat dari Masjid Kauman diserahkan kepada Raden Mas Tumenggung Probohadikusuma (Gubernur Jawa Tengah) untuk diumumkan kepada seluruh warga Jawa Tengah.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com