Kilas

Dedi Mulyadi Ajak Preman Bersihkan Masjid

Kompas.com - 30/05/2017, 19:00 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com  - Dua orang yang salah satunya bertubuh sarat dengan rajahahan atau tato tengah berdiri sambil memegang sapu di teras sebuah masjid di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Minggu (28/5/2017).

Keduanya terlihat mengayunkan gagang sapu ke sana kemari di samping karpet-karpet yang digulung dan didirikan di satu sudut masjid tersebut.

Mereka adalah dua di antara ratusan preman yang membersihkan masjid saat bulan Ramadhan 1438 Hijriah.

"Aksi ini menambah aktivitas mereka di bulan Ramadhan. Nantinya, mereka akan berkeliling setiap hari, membantu masyarakat untuk membersihkan tempat ibadah, seperti masjid atau mushala," ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Dedi sengaja mengajak mereka untuk membangun rasa kebersamaan dengan masyarakat, selain juga membangun toleransi antar-umat beragama karena sebagian dari mereka adalah non-Muslim.

"Masyarakat bisa menikmati bulan suci ini dengan tenang, membuat rasa aman, nyaman, membangun rasa toleransi. Selain mereka, ada juga anak-anak di Purwakarta yang ikut membantu membersihkan," ujar Dedi.

Sebelum bersih-bersih, para kelompok preman tersebut terlihat mengikuti arahan dari kepala daerah setempat. Selanjutnya, ada yang membersihkan halaman masjid, membersihkan karpet masjid, mengepel, menyikat kamar mandi, sampai membuat saluran pembuangan air.

Melihat sekelompok preman dipimpin langsung Dedi Mulyadi membersihkan masjid, masyarakat setempat berbondong-bondong menghampiri dan membantu membersihkan tempat ibadah tersebut.

"Nah, begini kan lebih bersih dan seru. Beribadah di bulan suci itu bisa dengan berbagai cara," ujarnya.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Hidayah Ace Nasihin mengatakan, pihaknya merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Masyarakat pun sebelumnya sempat tak percaya kalau sekelompok preman ini akan membersihkan masjid di kampungnya.

"Alhamdullilah, ternyata para preman tersebut mau membantu membersihkan juga. Ini merupakan hidayah tersendiri bagi mereka," ujar Ace.

Salah seorang anggota kelompok preman, Herman Alexander, berujar bahwa aksi tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa penilaian yang kurang baik terhadap mereka selama ini bisa terhapuskan.

Terlebih lagi, kegiatan yang sama akan dilakukan di beberapa masjid di Purwakarta selama bulan puasa.

"Ini rasa pengabdian kepada masyarakat, bersama-sama membersihkan tempat ibadah sesuai arahan dari Pak Bupati. Kami keliling tempat ibadah dan membersihkannya. Rencananya akan ada 16 masjid di Purwakarta," kata Herman, yang datang bersama rekan-rekannya menggunakan mobil pikap.

Ke depannya pun, mereka akan berkumpul terlebih dahulu tiap pagi hari dan menentukan masjid yang akan dibersihkan. Kegiatan ini bisa dilakukan selama seharian atau dari pagi hingga siang.

"Bagaimana luasnya masjid saja, bisa dari pagi sampai siang, atau bahkan baru beres sore hari," pungkasnya. (KONTRIBUTOR PURWAKARTA/IRWAN NUGRAHA)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau