Siapa yang tidak mengenal Tulus? Ia adalah salah satu penyanyi dan pencipta lagu yang saat ini sedang populer-populernya di Indonesia. Ia punya sejumlah lagu hits seperti Sepatu, Teman Hidup, Jangan Cintai Aku Apa Adanya, Gajah, Pamit, hingga yang terbaru Ruang Sendiri.
Lagu-lagu tersebut berhasil memikat pendengar musik dengan alunan melodi yang menarik dan warna suara khas Tulus, lirik yang jujur namun puitis layaknya karya sastra. Beragam penghargaan di bidang musik pun berhasil diraih.
Namun kali ini, kita tidak akan membahas prestasi musik dari penyanyi asal Bandung, Jawa Barat tersebut, melainkan kepeduliannya terhadap minat membaca yang semakin rendah di Indonesia. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari negara-negara di dunia dalam hal kegemaran membaca buku.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca dan literasi di Indonesia adalah tidak meratanya kesempatan untuk memperoleh buku bacaan berkualitas. Distribusi buku bacaan belum menjangkau pelosok. Seandainya ada pun harga untuk memperoleh buku tersebut sangat tinggi.
Padahal buku adalah jendela dunia karena dengan membacanya pengetahuan dan wawasan tentang apa yang terjadi di dunia ini dapat diperoleh. Misalnya saja, bagaimana bumi dan peradaban terbentuk hingga kejadian-kejadian atau penemuan-penemuan terbaru di dunia. Pengetahuan dan wawasan luas akan membuat kualitas hidup lebih baik.
Dengan tidak meratanya akses untuk memperoleh buku bacaan maka tidak semua generasi muda di Indonesia dapat meningkatkan wawasannya. Hal ini membuat Tulus prihatin. Ia berharap semua anak di Indonesia, termasuk yang berada di pelosok dapat memperoleh buku bacaan berkualitas agar generasi muda lebih cerdas dan berwawasan.
Menurutnya, jika sudah menyangkut pendidikan maka perbaikan akses buku seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. “Saya pernah melakukan sebuah gerakan bersama teman-teman. Beberapa teman saya bikin gerakan membuat perpustakaan di Rote, Nusa Tenggara Timur. Rote itu aksesnya cukup sulit,” ujar Tulus.
Kini ia menemukan satu lagi gerakan sosial yang menurutnya sangat positif untuk diikuti oleh generasi muda yaitu Gerakan #BukuUntukIndonesia. Sebuah gerakan yang diinisiasi oleh PT Bank Central Asia Tbk., bagi anak-anak di pelosok negeri agar mereka dapat memperoleh buku bacaan yang layak sebagai sumber pengetahuan.
“Gerakan ini bagus banget dan saya rasa memang harus lebih banyak gerakan semacam ini,” katanya. Ia mendukung Gerakan #BukuUntukIndonesia dan berharap anak-anak muda mau berkontribusi dengan mendonasikan buku dalam gerakan ini. Apalagi cara berpartisipasinya sangat mudah.
Anda dapat mengunjungi tautan www.BukuUntukIndonesia.com. Klik tombol "berbagi" di website Buku Untuk Indonesia. Kemudian, Anda akan diarahkan ke halaman Blibli.com untuk memilih paket donasi yang diinginkan dengan nominal paling kecil Rp 100 ribu. Dana yang terkumpul melalui Gerakan #BukuUntukIndonesia akan dikonversi menjadi buku bacaan dan disalurkan ke berbagai daerah di Indonesia.
Hanya dengan langkah mudah tersebut Anda sudah membantu banyak anak memperoleh buku bacaan berkualitas dan menjadi generasi penerus bangsa yang lebih cerdas. (Adv)