Kilas

Walikota Hendi: Islam Agama Rahmatan Lil Alamin

Kompas.com - 12/06/2017, 16:33 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com-Bulan suci ramadhan menjadi momentum tepat untuk mengajak umat Islam mewujudkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Peran para ulama dan seluruh umat Islam dalam menciptakan kedamaian membantu pemerintah Semarang untuk bekerja optimal.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengapresiasi kerja Kementerian Agama Kota Semarang dengan mengkoordinasi para ulama untuk menciptakan hidup bermasyarakat yang aman dan damai.

“Saat daerah-daerah lain selalu ada kontra dan meributkan perbedaan-perbedaan SARA, namun di Semarang (kehidupan) berjalan dengan tenang. Hal ini patut diacungi jempol untuk Kementerian Agama beserta jajarannya, " kata Hendrar saat salah tarawih di Aula Kementerian Agama Kota Semarang, Jumat (9/6).

Terjadinya gesekan terkait isu SARA di sejumlah daerah, perlu disikapi pemerintah dengan bijak. Dia berharap para alim ulama dan tokoh masyarakat Semarang untuk dapat menyiarkan Islam sebagai agama yang penuh cinta, damai dan membawa kesejahteraan.

"Islam merupakan agama rahmatan lil alamin dan agama yang moderat," katanya.

Tindakan oknum pemeluk Islam yang membawa keresahan bagi umat beragama lain mesti dihentikan. Sehingga, persepsi negatif terhadap Islam mampu diubah.

“Orang Islam dipandang hanya bisa meneriakkan Allahu Akbar pada saat perang. Maka, kita sebagai umat Islam bisa menetralkan situasi-situasi seperti itu," ujarnya

Di samping itu, Hendrar mengingatkan Kementerian Agama untuk meningkatkan pelayanan ibadah haji tahun ini. Sekitar 2.200 jamaah Kota Semarang akan menunaikan ibadah haji pada 2017.

"Saya titip untuk mengawal sedulur-sedulur kami. Supaya bisa menjalankan ibadah dengan baik, lancar dan pulang dengan selamat,” katanya.

Sementara, Ustad Fahrurrozi dalam ceramabisa hnya menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dikaitkan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

Menurut dia, kelima sila harus diwujudkan untuk mencapai negara yang aman, tenteram, dan berkeadilan. Setiap umat Islam, dia melanjutkan, wajib menerapkan kelima sila tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut dia, sila pertama mengatur hubungan manusia dengan sang pencipta Allah SWT terutama dalam menjalankan ibadah salat. Sila kedua mengatur hubungan manusia dengan sesama.

Sila ketiga dan keempat Pancasila mengajarkan persatuan dan menerima perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungan. Sedangkan, sila terakhir mengajarkan agar manusia berlaku adil.

Pada kesempatan itu, Fahrurrozi mengajak para jemaah berlaku untuk menghormati pemimpin dalam pemerintahan. Tindakan itu merupakan kewajiban warga negara yang baik. Sebaliknya, pemimpin juga mesti menghormati rakyat.

"Insya Allah keduanya membawa keberkahan," ungkapnya.

Hendrar dan istrinya, Tia Hendrar Prihadi menjalankan salat tarawih yang dilanjutkan witir berjamaah di aula Kantor Kementerian Agama Kota Semarang. Muspida yang hadir dalam salat tarawih itu di antaranya pejabat Polrestabes, Pengadilan Negeri, Kodim 0733/BS, para Kyai dan alim ulama, Ketua MUI, Ketua FKUB, Ketua Muhamadiyah.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com