SEMARANG, KOMPAS.com -Kepadatan lalu lintas di Kota Semarang, Jawa Tengah saat arus mudik tak terhindarkan. Pengaturan lalu lintas khusus disiapkan untuk mengatasi kemacetan selama libur Lebaran.
Kota Semarang merupakan satu-satunya pintu akses bagi pemudik yang hendak ke Solo, ataupun ke Surabaya. Di wilayah perbatasan Kabupaten Kendal-Kota Semarang, tidak ada jalur alternatif seperti halnya jalan arteri.
Jalan di sisi pantai itu atau jalan lingkar luas baru ada ketika hendak masuk wilayah kota. Wilayah perbatasan kerap mengalami antrean kendaraan yang amat padat.
Sistem rekayasa lalu lintas contra flow atau lawan arus dengan perbandingan 3:1 diterapkan. Selain itu, Semarang punya cara jitu dengan memaksimalkan tolo-tolo.
Tolo-tolo merupakan bambu dan tali tambang yang dirangkai, sebagai penutup jalur perlintasan putar arah, belok kanan dan belok kiri.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, tolo-tolo digunakan untuk menyiasati kekurangan traffic cone atau kerucut jalan. Tolo-tolo diletakkan di sepanjang jalur mudik, di wilayah perbatasan Kendal-Kota Semarang. Mulai dari Terminal Mangkang sampai wilayah Bundaran Kalibanteng Semarang.
Tolo-tolo dinilai berhasil menjadi alat pengaturan contra flow di jalur tersebut. Arus mudik dari Jakarta menuju ke Solo atau Jawa Timur tidak mengalami kemacetan. Penumpukan kendaraan pun tidak terjadi.
"Kami menutup semua titik crossing median jalan. Meski perlengkapan terbatas, akhirnya tolo-tolo dari bambu, semen cor-coran dan tali sangat bermanfaat mengurai kemacetan," kata Hendrar.
Para pengendara yang ingin memutar harus menempuh jalur lebih jauh. Pasalnya, dari Mangkang hingga Jrakah harus berputar di tempat yang lebih jauh.
Selain mengandalkan tolo-tolo, Pemerintah Kota Semarang juga memantau arus lalu lintas melalui pos ATCS Lalu Lintas Semarang, di ruang audio visual Pusat Informasi Publik Kota Semarang. Di pusat kontrol, terlihat titik mana yang mengalami kepadatan. Pengambilan keputusan pun bisa dilakukan dengan cepat.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Khadik mengatakan, seluruh sumber daya dikerahkan untuk membantu kelancaran arus lalu lintas saat musim mudik.
Flyover Jatingaleh menjadi jalan fungsional saat arus mudik 2017. Pembukaan dan penggunaan flyover itu ternyata membantu memperlancar arus di Kawasan Gombel Semarang.
"Sebelum Lebaran, flyover Jatingaleh ternyata sudah bisa digunakan dan itu sangat membantu. Flyover dibuka hingga H+10 dan H+11 saat arus balik," ujarnya.
Namun flyover yang digunakan hanya dari depan kantor PLN. Jalan di depan Pasar Jatingaleh masih belum tuntas pengerjaannya.
"Bulan Agustus akan selesai secara menyeluruh," ujar Khadik.
Bebas rob
Selain macet, masalah mudik di Kota Semarang yaitu adanya banjir rob di jalan nasional Kaligawe, Semarang. Berdasarkan pantauan pada H-2 hingga H+1 Lebaran, banjir rob sudah tidak lagi mengggenangi jalur itu.
Pemudik pun bebas melaju kendaraannya tanpa takut terkena limpasan air bah. Para petugas pompa yang berjaga sepanjang waktu memastikan jalanan bebas dari air rob.
Air laut sengaja dibendung agar tidak masuk ke darat. Salah satunya, dengan membangun tanggul di Kali Sringin Baru. Tanggul juga dibuat di belakang Terminal Terboyo, tepatnya di belakang Rumah Sakit Islam Sultan Agung
"Alhamdulillah selama seminggu kering (dari air rob). Yang pasti ini kerja keras semua pihak," ujar Hendrar.
Jalan bebas rob, sambung dia, juga bentuk komitmen menjamin pemudik pulang dengan lancar. Tidak ada gangguan lalu lintas, tidak ada gangguan rob banjir, tidak ada gangguan apapun selama di jalanan kota Semarang.
Kepolisian mengatur lalu lintas
Polisi bekerja dengan memasang traffic cone untuk mengatur contra flow, hingga menurunkan anggotanya di sejumlah titik penting.
Pada H-2 Lebaran, atau pada Jumat (23/6/2017) siang, polisi memberlakukan sistem lawan arus 3:1. Contra flow berlaku di wilayah Mangkang, Semarang, karena arus lalu lintas jalur pantura Semarang padat merayap.
Kendaraan pemudik diarahkan melawan arus hingga berakhir di gerbang Kota Semarang di wilayah Mangkang. Di titik itu, lajur kembali normal 2:2 baik dari arah Kendal ke Semarang atau sebaliknya. Di Mangkang, volume kendaraan yang masuk sangat tinggi.
Kendaraan terpantau ramai lancar, hingga tersendat di beberapa titik. Polisi juga memperlakukan sistem contra flow di Jalan Walisongo, Semarang.
"Sejak Kamis malam, volume kendaraan meningkat sekitar 50 persen," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Semarang, Ajun Komisaris Besar Catur Gatot Efendi. (KONTRIBUTOR SEMARANG/ NAZAR NURDIN)