Advertorial

Islam Melarang untuk Hidup Boros

Kompas.com - 11/07/2017, 09:43 WIB

Selain gaji yang rutin diterima oleh pekerja tiap bulannya, biasanya setiap karyawan mendapatkan berbagai tambahan pendapatan di luar gaji rutin tersebut tiap tahunnya. Apakah itu dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), insentif penjualan, atau bonus dari laba perusahaan.

Nah karena sifatnya yang di luar dari pendapatan rutin, biasnya hawa nafsu belanja akan meningkat. Tanpa sadari uang tersebut pun sudah habis digunakan entah untuk barang yang memang dibutuhkan atau bukan.

Padahal sebaiknya kamu tidak mengikuti hawa nafsu berbelanja tersebut, apalagi kalau kamu sebagai umat Islam. Dalam ajarannya, agama Islam memang mengajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk nafsu belanja. Salah satu contohnya adalah dari ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

Islam dan puasa sebenarnya memberi pelajaran untuk lebih mudah disiplin mengatur pengeluaran agar tidak boros. Terdapat mulai dari firman Allah yang tertulis di Al-Quran, hadis, sampai pendapat ulama yang melarang hidup boros.

Pertama seperti yang tertuang pada Al QuranSurah Al Isra ayat 27 yang menyebutkan "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.

Dalam Surah Al-Furqan ayat 67 juga menyebutkan "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian".

Tidak hanya itu, periwayat Hadis Imam Syafi’i di dalam Kitab al-Umm menyebutkan “Aku lebih menyukai seseorang memakai pakaian terbaik yang dimilikinya pada hari-hari raya, yaitu pada hari Jumat, dua hari raya (Idul Adha dan Idulfitri) dan tempat diadakan majelis. Dia hendaklah memakai baju yang bersih dan memakai wangi-wangian (kecuali wanita)".

Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas juga pernah mengatakan “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar”.

Oleh sebab itu, ketimbang kamu menimbun barang-barang yang tidak kamu butuhkan lebih baik disimpan atau di gunakan untuk investasi.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com