0
Kilas

Gus Ipul dan Azwar Anas Unggul dalam Survei

Kompas.com - 14/07/2017, 17:00 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Menjelang pilkada serentak 2018, sejumlah survei dilakukan untuk memantau tingkat elektabilitas calon. Pada pemilihan Gubernur Jawa Timur, hasil survei masih didominasi empat tokoh yang santer diberitakan akan bertarung. 

Berdasarkan hasil survei terbaru dari Surabaya Survey Center (SSC) yang dipublikasikan Selasa (12/7/2017), Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas masih teratas.

Hasil serupa juga dikemukakan Poltracking Institute, Indikator Politik, dan The Initiative pada survei-survei sebelumnya.

Direktur SSC Mochtar W Oetomo mengatakan, dalam simulasi 24 kandidat, posisi tertinggi untuk calon gubernur ditempati Saifullah Yusuf dengan elektabilitas 26 persen, Tri Rismaharini 24,10 persen, Khofifah Indar Parawansa 16,80 persen, dan Abdullah Azwar Anas 5,50 persen.

"Gus Ipul tertinggi elektabilitasnya dibandingkan kandidat-kandidat lainnya," ujar Direktur SSC Mochtar W Oetomo dalam rilis hasil survei kontestasi Cagub-Cawagub Jawa Timur.

Sementara untuk posisi calon wakil gubernur, Bupati Azwar Anas menempati level tertinggi dengan elektabilitas 12,90 persen. Anas disusul Kusnadi 7,5 persen, La Nyalla Mattilitti 7,4 persen, Halim Iskandar 6 persen, Imam Nahrawi 5,8 persen, Nurhayati Assegaf 5,5 persen. Sedangkan, nama-nama lainnya hanya memiliki elektabilitas di bawah empat persen.

Mochtar mengatakan nama Abdullah Azwar Anas mencuat sebagai kandidat calon wakil gubernur paling diinginkan publik. Sosok Anas dikenal sebagai bupati yang berprestasi dan inovatif. Dia pun dikenal di tingkat nasional. "Bupati Anas dikenal banyak melakukan terobosan," ujarnya.

Survei SSC dilakukan pada 10-30 Juni 2017 meliputi 38 kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan metode multistage random sampling.  SSC mengambil 800 responden dengan margin of error 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga Suko Widodo berpendapat temuan survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Timur memperhatikan kinerja pemimpin dalam menentukan pilihan. Kinerja yang dimaksud, dia melanjutkan, terkait penyelesaian permasalahan masyarakat, inovatif, dan kreatif.

Suko mengatakan kinerja pemerintah perlu dijadikan dasar dalam memilih pemimpin Jawa Timur. Kinerja pemimpin tentu berkaitan dengan kapasitas. Sehingga, kontestasi pemilihan Gubernur Jawa Timur tidak sekedar menawarkan popularitas dan elektabilitas.

"Akan sangat kuat jika pasangan yang bersaing nanti adalah paduan antara sosok populer dan pemimpin yang terbukti berkinerja serta mampu mengembangkan masyarakat," ujarnya.

Jika kinerja dan kapasitas menjadi acuan, lanjut Suko, maka setiap kandidat harus membuktikan ke publik hasil kerjanya.

"Misalnya sudah berhasil mengembangkan terobosan di daerah, berinovasi membangun daerah dan sebagainya. Di Surabaya misalnya Bu Risma, di Banyuwangi ada Pak Azwar Anas," kata dia.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas masih enggan berkomentar tentang hasil survei pemilihan Gubernur Jawa Timur. Anas menyatakan dirinya masih terus berinovasi dan membangun Kabupaten Banyuwangi. Kendati sudah didaftarkan melalui konvensi PDIP, ia menyatakan tetap ingin fokus bekerja.

"Sampai sekarang masih sama, Saya masih terus bekerja untuk Banyuwangi. Melakukan inovasi-inovasi dan perbaikan di sejumlah sektor," kata Anas usai menerima kunjungan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Pendopo Shaba Swagata Blambangan pada Jum'at (14/7/2017).

Sebelumnya, Anas telah didaftarkan maju sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur melalui konvensi internal PDIP. DPC PDIP Banyuwangi mendaftarkan Anas dan telah mengembalikan formulir ke DPD PDIP Jawa Timur pada Minggu (9/7/2017).

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau