0
Kilas

Ini Saatnya Azwar Anas Berkiprah Lebih Besar

Kompas.com - 15/07/2017, 20:29 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dinilai terbukti mampu membangun Banyuwangi menjadi lebih maju. Sudah selayaknya, Anas mendapat tanggung jawab yang lebih besar dalam mengelola daerah.

 

Hinca Panjaitan, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, mengapresiasi kinerja Anas dalam membangun Banyuwangi. Dalam kunjungannya terkait kerja politik di Banyuwangi, Hinca bertemu langsung dengan Anas.

 

"Sekarang dapat saya katakan secara terang-terangan bahwa Banyuwangi sudah terlalu kecil untuk Pak Azwar Anas. Beliau ini telah sukses membuktikan keberhasilan mengelola daerah, luar biasa sekali peningkatannya," kata Hinca pada Jum'at (14/7).

 

Ia tak secara lugas menyatakan bahwa Anas layak terpilih dalam pilkada Jawa Timur tahun depan. Hinca hanya tertawa sembari mengisyaratkan untuk memaknai sendiri pernyataan itu.

 

Anas didaftarkan sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur melalui PDI Perjuangan. Bahkan, DPC PDI Perjuangan Banyuwangi telah mengembalikan formulir pendaftaran sebagai bentuk kesanggupan mengikuti konvensi internal partai pemenang pemilu 2014 itu.

 

Di Jawa Timur, Partai Demokrat hanya memiliki kursi sebanyak 12,06 persen. Sehingga, belum dapat mengajukan pasangan calon sendiri. Dengan kata lain, Partai Demokrat harus berkoalisi dengan partai lain.

 

Partai Demokrat, kata dia, masih menjajagi berbagai kemungkinan menjelang pemilihan Gubernur Jawa Timur. Demokrat sangat terbuka untuk berkoalisi dengan partai apa pun.

 

"Proses partai politik hari-hari ini sama sedang melakukan komunikasi politik dengan siapa saja. Termasuk di Jawa Timur, karena kursinya tidak cukup 20 persen, maka harus koalisi dengan partai lain. Koalisi adalah sesuatu yang niscaya," tutur Hinca.

 

Partai Demokrat masih mengkaji popularitas dan elektabilitas sejumlah tokoh berdasarkan masukan dari pengurus daerah. Berdasarkan usulan itu, Majelis Tinggi Partai Demokrat akan memutuskan pasangan calon yang akan diusung. Partai Demokrat menetapkan syarat pasangan calon yang diusung memiliki elektabilitas dan integritas yang mumpuni.

 

"Sekarang masih bulan Juli, masih panjang. Kerja politik masih terus harus dilakukan. Komunikasi politik terus dilakukan. Semuanya masih mungkin," katanya.

 

Hinca sempat memadankan proses politik ini dengan pembinaan sepakbola. "Ibarat sepakbola saat ini adalah proses talent scouting. Masih proses untuk membentuk tim yang bagus. Jadi jangan ditanya hasilnya seperti apa. Biarkan dulu saja mereka latihan untuk membentuk sesuatu yang terbaik," kata lelaki mantan Pengurus PSSI tersebut.

 

Program Demokrat Keliling Nusantara merupakan bentuk kerja politik menjelang pilkada serentak 2018. Jawa Timur dan sejumlah daerah di Pulau Jawa merupakan lumbung suara untuk Pemilu 2019.

 

"Tujuan kedatangan pertama kami di Jawa Timur adalah Banyuwangi, karena daerah ini merupakan episentrum gerakan Partai Demokrat untuk memenangkan Pilkada Jatim 2018. Kami memulainya dari Banyuwangi yang kesuksesannya luar biasa," katanya. (KONTRIBUTOR BANYUWANGI/ FIRMAN ARIF)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau