Advertorial

Kisah Sukses Hindarto Suhardjo: Mengolah Alumunium dan Mencetak Untung

Kompas.com - 21/07/2017, 08:33 WIB

Kesuksesan Hindarto Suhardjo bisa dibilang sebagai sebuah kisah sukses dari seseorang yang menyukai tantangan dalam menjalankan bisnis. Bidang usaha yang ditekuninya adalah usaha alumunium dengan merek Seven. Produknya kini telah merajai pasar alumunium di Indonesia.

Pria kelahiran Semarang ini awal mulanya menekuni bisnis minyak dan gas bumi (migas). Untuk bidang usaha bisnis alumunium ini bahkan pada awalnya ia tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni. Namun Hindarto yakin bahwa prospek bisnis ini memiliki prospek yang menjanjikan.

"Saya tidak paham tentang alumunium. Namun, saya yakin bisnis alumunium memiliki prospek yang sangat menjanjikan di Indonesia. Untuk itu, saya memberanikan diri menjalankan bisnis tersebut," kata dia.

Selain minim pengalaman, saat memulai bisnis alumunium, Hindarto juga tidak mengenal satu kontraktor pun di Indonesia. Hal ini diatasi Hindarto dengan merekrut karyawan yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. 

Hasilnya, dalam waktu delapan bulan ia bisa menjalin mitra dengan beberapa kontraktor.

Tak hanya itu, Hindarto juga merekrut karyawan yang memiliki jiwa penjelajah. Mereka bertugas menjelajahi seluruh daerah untuk mendokumentasi seluruh toko alumunium di Indonesia. Karyawan ini harus tahu seluruh toko alumunium di setiap daerah.

"Karena mereka bertugas menjelajah, butuh waktu sekitar 20 hari dari Jakarta ke Surabaya. Kini, saya telah memiliki data seluruh toko alumunium di Indonesia. Dengan begitu, akan memudahkan dalam memasarkan Seven," ungkapnya.

Para karyawan yang direkrut ini awalnya menyangsikan target yang dirancang Hindarto. Memang target yang dipatok cukup tinggi, yaitu ingin menjadi penguasa pasar alumunium di Indonesia dalam jangka waktu tiga tahun.

"Mereka bilang ke saya, bahwa saya tidak akan bisa merealisasikan target tersebut," pungkasnya.

Tetapi, keraguan karyawan itu bisa ditangkalnya. Hebatnya, dalam jangka waktu kurang dari tiga tahun, tepatnya sekitar 2 tahun 3 bulan ia bisa menjadi market leader di bisnis alumunium. Hindarto berhasil membuktikan kepada karyawannya, bahwa mimpi itu bisa diraih asal dilakukan dengan tekun.

Dalam waktu kurang dari tiga tahun, Seven bisa memiliki pangsa pasar sebanyak 48 persen. Saat ini Seven bahkan mampu menguasai pangsa pasar alumunium di Indonesia.

Menyukai Tantangan

Hindarto mengaku kerap memasuki bisnis baru walau ia minim pengalaman di sektor tersebut. Ia yakin, siapa pun bisa sukses dalam menjalankan bisnis karena setiap orang dibekali dengan beragam talenta.

Selain itu, karena bisnis bersifat relasi, maka kepercayaan menjadi faktor yang penting dalam berbisnis.

"Saya menyukai tantangan dalam menjalankan bisnis. Saya harus tahu, bahwa bisnis yang akan dimasuki bisa berhasil. Saya harus menjadi nomor satu di bisnis tersebut. Makannya sebelum terjun memulai bisnis baru, saya lakukan riset," papar dia.

Selain riset, Hindarto tak pernah gegabah dalam menanamkan investasi untuk berbisnis. Ia tidak akan mempertaruhkan seluruh uangnya di meja bisnis.

"Saat memulai bisnis baru, jangan pernah mengalokasikan keseluruhan uang. Karena, jika gagal maka kekayaannya bakal tergerus. Jika punya uang Rp 1 juta, maka gunakan Rp 100 ribu untuk memulai bisnis. Karena kalau gagal masih ada Rp 900 ribu. Jika bisnis itu sukses, maka tambahkan lagi Rp 100 ribu dan seterusnya," ungkap dia.

Setelah sukses membesarkan bisnis yang dibangun, biasanya Hindarto akan mempercayakan bisnisnya kepada profesional. Setelah itu, Hindarto kembali mencari tantangan baru dengan membuat bisnis baru.

Sumber: Website BCA Prioritas

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau