Advertorial

Mengapa Google Jadi Perusahaan Idaman Pencari Kerja?

Kompas.com - 25/07/2017, 17:00 WIB

Google sudah delapan kali mendapat predikat sebagai perusahaan terbaik untuk bekerja. Raksasa teknologi tersebut memang dinilai punya banyak kualitas yang membuatnya pantas mendapat predikat itu. Dikutip dari Inc-Asean, berikut adalah rahasia sukses Google menurut Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Google, Laszlo Bock.

Konsisten dalam kondisi apapun

Pimpinan unit-unit di Google sangat konsisten dan bisa mengambil keputusan dengan tepat. Setiap karyawan, kata Bock, punya parameter penilaian kerja yang jelas. Meski begitu, mereka tetap bebas dan dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Karyawan juga lebih bebas mengutarakan ide, dan hasilnya mereka bisa menunjukkan potensi terbaik dari diri mereka.

Bermoral dalam menjalankan misi bisnis

Misi Google adalah membuat hidup menjadi lebih mudah dengan menghubungkan dunia pada informasi. Jadi, tak ada satupun misi perusahaan untuk mengejar laba. Misi ini, kata Bock, kemudian berkembang menjadi misi pribadi setiap karyawan. "Perubahan terbesar sepanjang sejarah adalah tentang moral. Entah terkait kebebasan maupun kesamaan hak," kata Bock.

Transparan

Transparansi informasi adalah hal dasar kedua di Google. Bock menyebut, insinyur perangkat lunak baru pun bisa mengakses semua informasi karyawan di hari pertama ia masuk. Mereka bisa mengakses informasi soal rencana dan langkah perusahaan, status harian dan mingguan, tujuan jangka pendek, dan menengah hingga apa yang sedang dikerjakan rekan kerjanya.

Mereka membagi semua informasi tersebut karena percaya bahwa rekannya akan menganggap informasi tersebut sebagai informasi rahasia pula. "Bila kamu berada dalam sebuah organisasi, karyawan adalah aset terbesar. Kamu harus terbuka dengan mereka. Jadi, jangan bersifat tertutup pada orang-orangmu," tambah Bock.

Memberi informasi yang jujur soal kondisi perusahaan

Pada 2009, karyawan Google pernah protes soal pekerjaan yang kian susah dan membuat mereka susah berkembang. Manajemen melihat hal itu benar. Direktur Keuangan Google, seperti dikatakan Bock, pun membuat "Bureaucracy Busters". Program itu mengidentifikasi apa yang membuat karyawan stres dan frustasi dan membantu mereka.

IPK dan IQ tidak menjadi perhatian utama saat wawancara kerja

Kepada New York Times, Bock menyebut, IPK maupun hasil psikotest dan IQ di Google bukan hal utama. Setelah dua atau tiga tahun bekerja di Google, kata Bock, pengalaman akan mengubah kemampuan karyawan. Kemampuan bekerja di lingkungan kerja, katanya, sangat berbeda dengan kemampuan yang ada di sekolah. Karena itu, nilai IQ, IPK dan lainnya tidaklah penting di Google.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau