BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membidik pemasukan daerah dari sektor pariwisata khususnya Meeting, Incentive, Conference, Exhibiton (MICE). Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengklaim daerahnya telah memiliki infrastruktur memadai untuk MICE berskala besar.
Banyuwangi memiliki hotel-hotel berbintang dengan ruang pertemuan berkapasitas besar. Salah satu hotel di Banyuwangi memiliki ballroom berkapasitas lebih dari 1.200 orang dengan total jumlah kamar lebih dari 3.000 unit. Saat ini, tiga hotel berbintang juga tengah dibangun di bumi blambangan.
Sektor MICE, kata Anas, sudah saatnya dilirik karena potensinya sangat besar. Sektor itu memiliki multiplier effect, mulai dari event organizer, katering, transportasi, properti, hotel, UMKM suvenir, florist, pelaku kesenian, hingga biro perjalanan wisata.
”Orang sepertinya cuma rapat atau seminar, tapi perputaran ekonominya amat besar. Maka Banyuwangi membidiknya. Alhamdulillah, kian banyak BUMN, swasta, kementerian yang bikin acara di sini,” kata Anas, Selasa (25/7/2017).
Selama ini, instansi pemerintah maupun swasta menggelar rapat umumnya hanya di tiga kota besar yakni Bali, Jakarta, dan Surabaya. Dampak ekonomi dari MICE itu pun hanya dinikmati tiga kota tersebut. Padahal, hampir tiga bulan sekali rapat besar selalu digelar.
Kini, Banyuwangi ikut mengembangkan sektor pariwisata lengkap dengan infrastruktur penunjang terselenggaranya MICE. Akhir pekan lalu, 400 orang dari Kemristekdikti menggelar rapat kerja di Banyuwangi. Awal pekan ini giliran rombongan hakim dari Mahkamah Agung yang menyelenggarakan rapat kerja.
Mahkamah Agung (MA) menggelar sejumlah kegiatan di Banyuwangi yang berlangsung sejak Senin (24/7/2017) hingga Rabu (26/7/2017). MA sengaja menyelenggarakan kegiatan di daerah karena ingin berkontribusi mengembangkan ekonomi daerah potensial.
Kegiatan yang diselenggarakan MA yakni penyerahan sertifikat akreditasi penjaminan mutu ke pengadilan se-Indonesia di Banyuwangi. Selain itu, MA menggelar pembinaan teknis hakim dan panitera se-Jawa Timur.
”Kami ingin acara ini tidak sekadar penyerahan sertifikat dan pembinaan hakim saja, tetapi juga memiliki manfaat bagi daerah yang menjadi tuan rumah. Ada perputaran ekonomi yang positif bagi warga," kata Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
Menurut Hatta, Banyuwangi merupakan daerah yang memiliki potensi dalam bidang pariwisata. Selain itu, Kabupaten Banyuwangi juga mempunyai kinerja pembangunan yang cukup baik.
Hatta terkesan dengan sejumlah bangunan berarsitektur khas Banyuwangi, seperti terminal Bandara Blimbingsari dan pendopo kabupaten. Bangunan-bangunan itu dinilai bisa menjadi ikon daerah (landmark) untuk menggaet wisatawan.
Olahraga bersama di Banyuwangi
Selain mengadakan pertemuan formal, Bupati Banyuwangi mengajak rombongan MA untuk olahraga pagi di kaki Gunung Ijen. Mereka berolahraga di Rest Area Jambu, Desa Tamansari, Kecamatan Licin pada Selasa (25/7/2017). Ratusan hakim se-Indonesia ikut menyusuri wilayah kaki Gunung Ijen.
Diawali dengan senam bersama, berjalan kaki dilanjutkan berlari. Tujuan akhir adalah Jiwa Jawa Resort. Di sana, ketua MA dan jajarannya bersantai menikmati pemandangan rangkaian Pegunungan Ijen.
Salah satu Hakim Agung, Artidjo Alkostar, merasa terkesan dengan bentang alam yang dimiliki Banyuwangi. Terlebih saat ia dan rombongan menikmati pagi berlatar pegunungan itu.
“Alamnya bagus sekali. Tadi jalan sehat di sini. Senang (karena) lingkungannya bersih. Lengkap ada gunung, ada pantai," ujar Artidjo.
Azwar Anas berterima kasih atas kepercayaan MA menggelar pertemuan tingkat nasional di daerahnya. Kehadiran Ketua MA dan rombongannya merupakan berkah bagi pengembangan wisata Banyuwangi.
”MA ini lembaga tinggi negara yang kredibel dan punya jaringan besar. Kehadiran para hakim di sini bisa menjadi endorser gratis bagi wisata Banyuwangi, bisa menarik orang ke Banyuwangi. Belum lagi beliau-beliau juga menggelar rapat di sini yang dampak ekonominya dirasakan para pelaku ekonomi bidang kuliner, jasa transportasi, perhotelan, dan industri kreatif terkait,” katanya.
Kehadiran lembaga tinggi negara untuk rapat di Banyuwangi, imbuh Anas, menunjukkan Banyuwangi siap menjadi tuan rumah kegiatan kementerian, BUMN, atau swasta yang berskala besar. Infrastruktur penunjang kegiatan MICE telah dimiliki Banyuwangi.
"Hotel ada, penerbangan ada, kuliner enak. Banyuwangi juga lebih murah ketimbang Bali atau Surabaya. Jadi mari datang dan rapat di Banyuwangi,” kata Anas.