Kilas

Wali Kota Semarang Soroti Kenaikan Harga Garam

Kompas.com - 31/07/2017, 17:55 WIB


SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian merespon cepat masalah kelangkaan garam. Pemerintah Kota Semarang akan menggelar operasi pasar dan melakukan penetrasi ke distributor garam.

“Saya minta dalam beberapa hari ke depan, telah ada langkah-langkah khusus terkait kelangkaan garam ini,” katanya saat memimpin apel yang diikuti oleh Dinas Ketahanan Pangan serta Dinas Pertanian Kota Semarang, Senin (31/7/2017).

Kelangkaan garam yang berdampak pada kenaikan harga garam masih dialami Semarang. Seperti beberapa kota lainnya di Indonesia, Semarang berupaya menyelesaikan persoalan itu secepatnya.

“Jangan sampai laju inflasi Kota Semarang yang sudah berhasil ditekan selama dua tahun ini, tidak dapat dipertahankan karena permasalahan garam,” ujarnya.

Apalagi, kelangkaan garam pasti berimbas pada pelaku usaha kecil yang menggunakan garam sebagai bahan bakunya. Seperti, produsen ikan asin di Tambaklorok, Semarang, yang terpaksa mengurangi produksi karena tingginya harga garam. 

“Salah satu contohnya para produsen ikan asin di Tambaklorok yang jumlah produksinya menurun karena kesulitan mencari garam. Dan kalaupun ada, harganya sangat tinggi," ujar Wali Kota yang biasa disapa Hendi itu.

Berdasarkan catatan harga komoditi yang dirilis oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah, melalui website HargaJateng.org, terlihat grafik harga garam di Kota Semarang menunjukkan tren yang terus naik.

Garam beryodium bata yang biasanya setiap kilogram dijual dengan harga Rp 5.000 kini telah menyentuh Rp 11.000. Sedangkan, garam beryodium halus yang biasanya per kilogram dijual dengan harga Rp 4.200 kini juga telah menyentuh Rp 8.900.

Dalam data BPS, laju inflasi Kota Semarang sejak 2011 selalu lebih tinggi dibandingkan Provinsi Jawa Tengah. Pada 2011, laju inflasi Kota Semarang tercatat berada pada angka 2,87%, sedangkan Provinsi Jawa Tengah berada pada 2,68%.

Barulah pada 2016, laju inflasi Kota Semarang berada di bawah Jawa Tengah. Tercatat laju inflasi Kota Semarang pada 2016 sebesar 2,32%, sedangkan provinsi Jawa Tengah 2,36%.

 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau