kabar mpr

Ketua MPR: Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Penting untuk Dibicarakan

Kompas.com - 10/08/2017, 11:56 WIB

Perdebatan mengenai Pancasila sebagai dasar negara sudah selesai sejak 72 tahun yang lalu. Dalam tataran teori pun, seluruh masyarakat Indonesia telah hafal dan paham mengenai dasar negara. Oleh sebab itu, hal terpenting yang harus dibicarakan adalah bagaimana Pancasila diinternalisasikan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh rakyat Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Zulkifli Hasan, Ketua MPR RI, di hadapan rektor, dosen, dan lebih dari ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga pada acara Seminar Nasional bertajuk ‘Pancasila Rumah Semua Anak Bangsa’ dan ‘Launching Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara’. Acara tersebut diselenggarakan di aula Gedung Prof. R.H.A. Soenarjo, UIN Sunan Kalijaga, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (9/8/2017). 

Dari kunjungan rutinnya ke berbagai daerah di Indonesia, Zulkifli kerap kali mengadakan survei dadakan terkait implementasi dari Pancasila. Hasilnya, sekitar 95 persen audiens menyatakan bahwa penerapan Pancasila sejauh ini belum dirasakan dampaknya. 

“Di setiap daerah yang saya kunjungi, saya selalu bertanya pada masyarakat setempat terkait implementasi butir-butir Pancasila. Apakah selama ini musyawarah mufakat dalam sila keempat? Apakah makin melemah atau semakin menguat? Banyak dari masyarakat menyatakan melemah. Begitupun sila kelima keadilan sosial, hampir seluruhnya menyatakan melemah,” kata Zulkifli. 

Padahal menjadikan Pancasila sebagai landasan, menurut Zulkifli, artinya negara harus berpihak pada rakyat. Semua kekayaan yang ada dimanfaatkan seluruhnya untuk kesejahteraan rakyat sehingga keadilan sosial dapat dirasakan oleh semua warga Indonesia. Dengan demikian, eksploitasi besar-besaran yang hanya menguntungkan segelintir orang itu tidak terjadi. 

Zulkifli berharap dengan dibukanya Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara pada UIN Sunan Kalijaga, bisa menjadi ruang baru untuk para akademisi dalam memetakan masalah-masalah terkait implementasi Pancasila dalam kehidupan berwarga negara. Dengan begitu, Demokrasi Pancasila yang selama ini dijadikan landasan bisa benar-benar melahirkan demokrasi ekonomi yang adil dan sejahtera untuk seluruh rakyat Indonesia. 

"Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh UIN Sunan Kalijaga. Kampus ini menjadi Universitas Islam pertama yang memiliki pusat studi Pancasila saat ini. Semoga ke depannya akan banyak bermunculan kajian-kajian akademis soal Pancasila, baik dari segi filosofis maupun praktiknya," ucap Zulkifli.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau