Kilas

Inovasi Jawa Barat yang Patut Dilirik

Kompas.com - 11/08/2017, 17:44 WIB

KOMPAS.com - Jawa Barat kembali dinobatkan sebagai provinsi termaju di Indonesia dalam pengembangan inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan.

Anugerah Budhipura 2017 diterima oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang diserahkan oleh Menristekdikti Muhammad Natsir pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 yang tahun ini dipusatkan di Center Point of Indonesia Makassar, Kamis (10/08/2017).

Penghargaan itu diterima Jawa Barat untuk ketiga kalinya berturut-turut sejak 2015, sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com pada Jumat 911/8/2017).

Jawa Barat dinilai layak meraih Budhipura karena lima sistem inovasi daerah berbasis Ipteknya. Yaitu, budidaya ikan patin, lele sangkuriang, kopi Java Preanger, tanaman indigofera, dan ayam sentul.

Kelima inovasi itu mampu meningkatkan nilai tambah suatu produk yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

"Alhamdulillah kami bisa memenangkan Anugerah Budhipura tahun ini. Ini yang ketiga kali berturut-turut dari tahun 2015," kata Ahmad Heryawan.

Heryawan memaparkan langsung kelima inovasi itu kepada tim penilai anugerah dari Kemenristekdikti beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, kelima inovasi telah diterapkan dan dikembangkan di Jawa Barat di berbagai sektor sesuai dengan potensi wilayah dan komoditi unggulan.

Yang pertama adalah inovasi budidaya ikan patin dengan sistem teknologi corong melalui prinsip resirkulasi air, sehingga kandungan oksigen tinggi, dan menyebabkan kepadatan telur ikan tinggi.

Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi larva dari per ruang per tahunnya, yang awalnya dengan cara konvensional menghasilkan hanya 0,9 juta larva, kini bisa mencapai 27 juta larva.

Kopi arabika di kecamatan Gunung Halu yang dijemur masyarakat setempat. Kopi ini disebut memiliki grade A. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Kopi arabika di kecamatan Gunung Halu yang dijemur masyarakat setempat. Kopi ini disebut memiliki grade A.


Kemudian Kopi Java Preanger. Jenis kopi yang telah berhasil menjadi juara pertama pada kontes kopi dunia ini, berasal dari 4 Kabupaten, yaitu Bandung, Bandung Barat, Garut dan Ciamis.

Inovasi yang dilakukan pada jenis kopi ini selain pemasaran ke luar negeri juga adalah diupayakannya inovasi sertifikasi bibit unggul.

Dengan rekayasa teknologi pada bibit tersertifikasi. Sekarang, bibit yang asalnya ditanam tiga tahun baru berbuah, setelah ada rekayasa teknologi bibit unggul tersebut hanya 11-12 bulan sudah bisa berbuah.

Saat ini nilai juga biji kopi Java Preanger lebih tinggi. Dari yang asalnya hanya Rp. 30 ribu per kilogram Green been, sekarang sudah sampai di minimal Rp. 125 ribu, dan kopi terbaiknya mencapai Rp. 700 ribu per kilogram Green been.

Yang ketiga adalah budidaya Lele Sangkuriang. Adalah ikan lele yang disentuh teknologi, dengan kunyit dan serum tertentu yang dicampur di pakan, sehingga produksinya bisa lebih meningkat, yang asalnya bisa dipijahkan dua kali setahun, menjadi empat kali setahun.

Ilustrasi: Panen ikan lele.KOMPAS/AMANDA PUTRI Ilustrasi: Panen ikan lele.

Lalu yang keempat, yaitu tanaman indigofera sebagai pakan ternak. Dalam usaha peternakan, faktor pakan menjadi jadi penting karena faktor inilah yang menghabiskan biaya cukup besar. Maka dengan indigofera, ditemukan jenis pakan 'hijau-hijauan' yang baru.

Dampak dari upaya pengembangan indigofera, yakni biaya pakan ternak yang lebih rendah 50% dari pakan biasa. Peternak semakin untung, dan diharapkan para peternak lebah ini bergairah dalam menjalankan usahanya.

Terakhir yakni Ayam Sentul. Merupakan ayam asli masyarakat Jawa Barat, yang melalui sentuhan teknologi ditemukan GGPS, atau Great Grand Parents Stock, kemudian ditemukan GPS, Grand Parent Stock, lalu Parent Stock, dan final Stock.

Setelah ditetapkan menjadi inovasi terbaik, Heryawan mengatakan, sebagai bentuk penghargaan, kelima inovasi tersebut akan langsung diterapkan di seluruh Jawa Barat.

"Saya berkomitmen bahwa inovasi ini akan diterapkan oleh seluruh petani di Jabar, ini juga sebagai bentuk penghargaan kepada mereka yang telah berjasa," katanya.

Pada peringatan Hakteknas Ke-22 ini, dari delapan kategori yang dilombakan, Jawa Barat berhasil menyabet empat kategori.

"Saya berharap tahun depan pada Hakteknas Ke-23 di Riau kami juara pertama lagi karena masih banyak inovasi yang lain, sekarang saja ada 17 inovasi yang ditawarkan termasuk unggulan yaitu inovasi mobil desa," ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com