Kilas

Indahnya Air Mancur Menari Baru di Purwakarta

Kompas.com - 14/08/2017, 17:08 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Purwakarta kembali meresmikan air mancur menari di Komplek Alun-alun daerah setempat pada Sabtu (12/8/2017) malam. Taman air mancur menari baru ini lokasinya berbeda dengan Taman Sri Baduga yang telah dikenal sebelumnya oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Acara peresmian pun bersamaan dengan pagelaran even Fashion Show "Gurilap Mojang Sunda" yang dimeriahkan oleh DJ Chantal Dewi dan vokalis berambut gondrong Virza Husein.

Setelah sukses dengan Taman Air Mancur Sri Baduga, air mancur baru ini  diharapkan mengundang animo besar dari masyarakat luas untuk mengunjungi kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat ini.

Air mancur baru berada di Taman Pesanggrahan Padjadjaran atau biasa dikenal sebagai alun-alun Kian Santang di Jalan Mr Dr Kusuma Atmadja. Air mancur ini memiliki nama yang sama dengan taman tersebut, yakni Pesanggrahan Padjadjaran.

Pesanggrahan sendiri merupakan kosa kata yang memiliki makna tempat beristirahat berupa rumah tinggal. Sementara Padjadjaran merupakan nama kerajaan yang pernah berjaya di tanah Sunda dan memiliki makna tempat yang setara.

 Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meresmikan air mancur menari baru yang dinamai Air Mancur Pesanggrahan Padjadjaran, Sabtu (12/8/2017) malam. Destinasi wisata baru itu terletak di alun-alun Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meresmikan air mancur menari baru yang dinamai Air Mancur Pesanggrahan Padjadjaran, Sabtu (12/8/2017) malam. Destinasi wisata baru itu terletak di alun-alun Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang meresmikan air mancur tersebut mengatakan, peradaban Sunda sebenarnya memiliki keterikatan kuat dengan air.

Ia mencontohkan Sungai Citarum yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan bukan hanya warga Jawa Barat melainkan juga luar Jawa Barat.

“Citarum bisa melahirkan Waduk Cirata, Waduk Jatiluhur. Jawa Barat ini juga banyak terdapat situ, di Purwakarta ada Situ Wanayasa, Situ Cikumpay, Situ Cigangsa. Karena itu, air ini harus menjadi tema dalam pembangunan. Makanya, di Purwakarta basis pembangunan pariwisatanya adalah air,” kata Dedi.

Air, dia melanjutkan, dapat menimbulkan ketenangan dan keteduhan dalam kehidupan sehari-hari apabila dikelola dengan baik. Namun, bila air tidak terkelola dapat menimbulkan bencana seperti banjir, tanah longsor bahkan tsunami.

Dedi mencontohkan fakta bahwa air dapat menimbulkan ketenangan bagi orang yang sedang marah. Dari sini, muncul sebuah fakta teologis saat orang sedang marah, ia disunnahkan untuk berwudhu.

“Lihat saja, kalau ada anak kita sedang marah, siram saja pakai air. Suruh ambil air wudhu, pasti reda marahnya,” katanya.

 Pemerintah Kabupaten Purwakarta kembali membangun destinasi wisata air mancur menari yang terletak di alun-alun Kabupaten Purwakarta. Keindahan pencahayaan air mancur pada malam hari dilengkapi dengan backsound dari kelompok musik Emka 9. Pemerintah Kabupaten Purwakarta kembali membangun destinasi wisata air mancur menari yang terletak di alun-alun Kabupaten Purwakarta. Keindahan pencahayaan air mancur pada malam hari dilengkapi dengan backsound dari kelompok musik Emka 9.


Air mancur Taman Pesanggrahan Padjadjaran ini memiliki tinggi sembilan meter dan terbentang di sepanjang kolam air yang berada di alun-alun Kabupaten Purwakarta tersebut.

Setiap air mancur ini diaktifkan, akan terdengar lantunan lagu sebagai backsound yang dibawakan oleh grup musik binaan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bernama Emka 9.

Air mancur yang memiliki teknologi sama dengan Air Mancur Taman Sri Baduga ini pun dapat dinikmati oleh pengunjung setiap hari secara gratis.

Siang hari, air mancur ini tidak akan menyajikan kilatan laser sebagaimana dapat tersaji pada malam hari.

Jika ingin menikmatinya, pengunjung diminta untuk tidak menginjak rumput taman dan tidak membuang sampah sembarangan. (KONTRIBUTOR KOMPAS.com/ IRWAN NUGRAHA)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau