Kilas

Naik Bus Trans Semarang Kini Semakin Mudah Dengan T-Cash

Kompas.com - 18/08/2017, 19:49 WIB

 

SEMARANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Semarang terus meningkatkan layanan publik untuk mewujudkan konsep kota pintar atau smart city. Inovasi layanan berbasis smart city itu kini bisa dinikmati warga melalui aplikasi T-Cash untuk membayar tiket Bus Rapid Transit (BRT).

T-Cash, aplikasi yang dikembangkan Telkomsel bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang.

Seluruh koridor BRT kini sudah bisa menerima pembayaran dengan T-Cash. Pembayaran T-Cash untuk transportasi Bus Trans Semarang merupakan yang pertama kali di Indonesia.

Wali Kota Semarang Hendar Prihadi mengatakan, layanan non-tunai itu akan meningkatkan layanan bus itu menjadi lebih baik. Melalui T-Cash, ia melanjutkan, pengelolaan bus bakal lebih aman, praktis, dan efisien.

Layanan pembayaran non-tunai merupakan cara pemerintah mengkampanyekan gerakan non-tunai.  Warga tidak perlu lagi mengeluarkan uang tunai untuk membayar tiket naik bus.

Baca: Apa Itu T-Cash dan Cara Menggunakannya

Aplikasi T-Cash dipastikan mampu menghindari  pungli, pencatatan tidak sesuai transaksi, atau menghindari kebocoran.

“Pembayaran tidak boleh lagi pembayaran model cash. Kelebihannya pasti lebih aman, lebih praktis,” kata Hendrar usai launching T-Cash Pass di Balaikota Semarang, Jumat (18/8/2017) dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Pelanggan Telkomsel yang aktif menggunakan layanan T-Cash dapat dengan mudah mengaktifkan fitur T-Cash Pass pada stiker near-field communication (NFC) T-Cash yang tersedia di pusat pelayanan transportasi, khususnya di halte BRT Balai Kota Semarang dan Grapari Semarang.

T-Cash berbentuk seperti chip yang dapat ditempelkan di handpone maupun jam tangan pintar. Setelah mengaktivasi layanan T-Cash Tap dan fitur Pass, maka pelanggan dapat mengalokasikan saldo untuk layanan T-Cash Pass.

Bayar di dalam bus

Transaksi T-Cash di dalam BRT Semarang dapat langsung dilakukan di dalam bus dengan cara melakukan tap atau menempelkan sticker NFC T-Cash ke terminal pembayaran BRT Semarang yang dibawa oleh petugas.

Pelanggan Telkomsel bakal dikenai biaya sesuai tarif BRT yang berlaku, yakni Rp 3.500 untuk umum dan Rp 1.000 untuk pelajar.

Hendar mengatakan, layanan T-Cash diprediksi akan berkembang seiring dengan banyaknya pengguna Telkomsel. Dari 250  juta penduduk Indonesia, 180 juta di antaranya menggunakan Telkomsel.

Dengan populasi sebanyak itu, Hendrar yakin T-Cash akan berguna sebagai alat promosi. Nantinya, T-Cash tidak hanya digunakan untuk membayar bus, namun juga untuk pemesanan makanan.

"T-Cash ini praktis sehingga mudah dibawa kemana-mana, ini berbeda dengan kartu,” katanya.

Baca juga: Uang Digital Telkomsel Bisa Buat Beli Ayam

Hendrar mengatakan 126 unit bus di enam koridor telah dipasang alat pembaca T-Cash. Dengan demikian, ia optimistis layanan itu akan mulai digunakan oleh warga Kota Semarang.

“BRT semakin banyak penumpangnya. Ada 6-9 juta penumpang warga Semarang yang tiap tahun naik BRT. Targetnya yang penting warga Semarang bayar T-Cash saja,” ujarnya.

Sementara itu, Vice Presiden Sales dan Marketing Telkomsel Area Jawa-Bali Ericson Sibagaring mengatakan, layanan T-Cash sementara digunakan untuk pembayaran di Bus Trans Semarang. Tcash juga akan dikembangkan untuk pembayaran di bidang lain.

“T-Cash mendukung mobilitas warga melalui sarana transportasi. Konsepnya seperti account di perbankan, nomor kita di seluler jadi rekening bank. Jadi nomor handpone menjadi ID itu sendiri. Isi ulangnya bisa dari transfer sms banking dan ATM,” ujar Ericson.

Senior Vice Presiden Telkomsel Danu Wicaksono menambahkan, T-Cash mempunyai kelebihan dibandingkan uang tunai di dalam kehidupan sehari-hari. Layanan non-tunai itu dapat digunakan untuk mengakses transportasi umum, membeli makanan dan minuman, membayar listrik dan tagihan BPJS, serta belanja online.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mencoba T-Cash saat hendak naik bus rapit transit, Jumat (18/8/2017) Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mencoba T-Cash saat hendak naik bus rapit transit, Jumat (18/8/2017)

T-Cash menggunakan saldo, dimana ID-nya adalah nomor handpone dan diverifikasi dengan PIN.

“Jadi ketika handpone hilang atau chip gak bisa dipakai, bisa datang ke Grapari lagi untuk mendapat ganti baru. Jadi, saldo enggak hilang,” katanya.

Pemerintah Kota Semarang kini telah menggunakan tiga sistem pembayaran non-tunai. Sebelum T-Cash, Pemerintah Semarang juga mengembangkan layanan kota pintar melalui Kartu Tap Cash Semarang Hebat versi BNI dan kartu Brizzi versi BRI.

Dengan Tcash, pembayaran non-tunai untuk moda transportasi semakin variatif. “Aplikasi Tcash tidak saja BRT, tapi di Semarang ini khusus untuk moda transportasi,” ujarnya.(KONTRIBUTOR SEMARANG/ NAZAR NURDIN)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau