Advertorial

Kisah Sukses Bayu Sudeka Berawal dari Mencari Penghasilan Tambahan

Kompas.com - 22/08/2017, 16:34 WIB

Bayu Sudeka mungkin sudah termasuk ke dalam jejeran salah satu pengusaha sukses lewat usaha aluminium dan gipsum yang dirintis bersama istrinya, Kurniawati Gunawan. Namun siapa sangka, awal ketika berkecimpung di usaha ini niatnya hanyalah untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

"Saya tidak pernah membayangkan punya usaha sebesar ini. Awalnya saya bekerja di perusahaan kontraktor. Namun pendapatanya tidak mencukupi untuk menghidupi keluarga. Akhirnya, saya memutuskan untuk membuka usaha," katanya.

Modalnya pun hanya dari tabungan yang dikumpulkan dari gajinya sebagai karyawan,

Awalnya Bayu memilih membuka toko yang hanya menjual gipsum yang dikelola istrinya, Kurniawati Gunawan. Kemudian di tahun 1999 dia berhasil mendapat kepercayaan menjadi distributor dan saat ini dia telah mampu menjual hampir seluruh merek gipsum beserta papan semen, rangka dan aksesorisnya.

Selain menjual kepada kontraktor lain, dulu dia juga mengiklankan usahanya di salah satu surat kabar terkenal. Strategi ini rupanya membuahkan hasil sehingga mendatangkan banyak pelanggan.

Selain gipsum ia juga menerima order pemasangan aluminium facade.

"Waktu bekerja saya belajar banyak tentang aluminium. Jadi lebih memudahkan dalam merintis usaha," paparnya.

Bisnis aluminium Bayu juga terbilang tokcer. Apalagi, saat perusahaannya berhasil memenangkan tender untuk memperbaiki salah satu mal di Jakarta Selatan.

“Saya berhasil memenangkan tender, padahal untuk bisa ikut tender saya terpaksa meminjam PT milik teman," kenang dia.

Dari sinilah bisnisnya mulai merangkak naik, bahkan banyak kontraktor yang mulai mengenal dan menggunakan jasa perusahaannya karena harga yang ditawarkan termasuk kompetitif. Ia juga selalu mementingkan kualitas saat mendapatkan proyek pengerjaan aluminium.

"Saya tidak pernah mengurangi atau mengubah spesifikasi yang sudah disepakati bersama, dan selalu menggunakan produk dengan kualitas premium demi menjaga komitmen untuk kepuasan customer" ungkapnya.

Untuk meningkatkan penjualan, Bayu memakai bendera Gelora Gemilang dan rajin mengikuti tender.

"Saat ini kami juga sudah masuk ke proyek-proyek besar di berbagai daerah" ujarnya.

Dukungan Sang Istri

Strategi sang istri Kurniawati Gunawan dalam berjualan ialah merekrut beberapa karyawan pemasaran yang sudah ahli di bidang gipsum dan menjalin kemitraan dengan banyak pihak.

“Strategi ini berhasil dan penjualan kami terus meningkat" kenangnya.

Kinerja perusahaannya yang gemilang membuat banyak pabrikan melirik untuk dijadikan distributor gipsum. Dari situ ia memilih nama PT Bumi Karunia sebagai merek dagangnya.

Mereka juga beruntung karena penjualannya tidak terkena dampak krisis moneter pada tahun 1998. Pasca krisis, permintaan gipsum dan aluminium malah mengalami peningkatan.

Menurut Kurniawati, menjalankan bisnis tak selamanya mulus. Ia mengaku pernah mendapatkan pembeli yang tidak membayar barang dagangannya.

"Ada beberapa pembeli yang nakal dan tidak menepati janji. Makannya sekarang saya berhati-hati," ucapnya.

Namun, PT Bumi Karunia tetap menepati komitmennya kepada pabrikan untuk membayar barang yang dibelinya walaupun pelanggan mangkir. Hal ini dilakukan demi menjaga kepercayaan dengan semua pabrikan.

Saat ini, Bumi Karunia memiliki gudang gipsum yang berlokasi di Jakarta, Bogor, Serpong dan Bekasi. Total armada dan karyawannya juga terus bertambah.

Diversifikasi Industri

Kini bisnis yang dijalani Bayu dan Kurniawati secara perlahan mulai dialihkan kepada putranya. Namun Adicahya Raharja, sang putera, berencana merambah bisnis lainnya.

"Bisnis distributor ini sudah mature, saya berminat dengan bisnis e-commerce tetapi menggunakan platform koperasi" kata dia.

Apalagi, Adi mengaku telah memiliki armada yang siap digunakan untuk mengantarkan barang dagangan. Adi juga akan mengoptimalkan karyawan yang bekerja di perusahaan orang tuanya untuk membantu bisnis e-commerce yang dikelolanya.

"Nanti yang berjualan di marketplace kami adalah perorangan, para staf kami. Namun yang mendistribusikan barang adalah perusahaan," jelas dia.

Adi sudah memulai bisnis tersebut dan ia yakin bisnis yang dibangunnya ini akan mampu bersaing dengan perusahaan e-commerce lainnya di Indonesia. Bahkan, Ia berharap ke depanya bisnis ini bisa menjadi salah satu ujung tombak penopang bisnis ritel.

BCA Senantiasa di Sisi Anda,

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com