Advertorial

Jelajah Sabang Sampai Merauke, Bangun Bisnis Logistik (Bagian 1)

Kompas.com - 24/08/2017, 17:52 WIB

Bagai aktor di balik layar, perusahaan jasa logistik punya peran bagi kelangsungan pembangunan nasional dan berbagai sektor bisnis di tanah air. Jasa layanan seperti sistem pengelolaan pergudangan, inventaris, ataupun ekspedisi kargo, bakal membantu rantai transaksi ekspor-impor dari setiap perusahaan yang membutuhkan.

Salah satu perusahaan logistik yang telah lama malang melintang di Indonesia adalah PT Kamadjaja Logistics. Perusahaan ini disebut sebagai yang terbesar di Indonesia dalam menyediakan solusi logistik terintegrasi.

Pengalamannya di tanah air tidak main-main. Pada tahun 1974, perusahaan ini pernah dipercaya untuk membantu pembangunan infrastruktur Indonesia.

Ketika itu, Bina Marga menggunakan jasanya untuk proses pengiriman berbagai alat berat, truk, dan bahan pembangunan jembatan ke berbagai daerah di Indonesia. Saat itu, alat-alat tersebut digunakan untuk membuka proyek transmigrasi yang diselenggarakan pemerintah.

Pemilik PT Kamadjaja Logistics Hura Kamadjaja bercerita, menjalankan proyek tersebut tidaklah mudah. Sebab, di masa itu infrastruktur masih belum sebaik sekarang. Hal itulah yang menjadi tantangan terbesar bagi Hura untuk mengantar barang sampai ke lokasi proyek.

“Saya mencari jalan sendiri, mencari pelabuhan, sungai, ataupun pantai untuk bisa merapat,” tutur Hura.

Namun, beberapa tahun kemudian kontraknya dengan Bina Marga harus disudahi lantaran terganjal aturan pemerintah. Namun, pada tahun 1979, PT Kamadjaja Logistics kembali bergerak membantu kelancaran bisnis perusahaan besar Unilever.

Proyek ini diawali dengan permintaan Unilever untuk menggunakan jasa Kamadjaja mengangkut barang dari Surabaya ke Gorontalo. “Proyek itu berhasil, kemudian berkembang ke pengiriman di pelabuhan-pelabuhan lainnya,” tutur Hura.

Sejak itu, banyak klien yang menggunakan jasa Kamadjaja, di antaranya Nestle Indonesia, Daikin, dan Coca Cola.

Perjalanan panjang Kamadjaja di dunia bisnis logistik diawali oleh inisiatif Hura ketika muda. Pria kelahiran tahun 1948 itu memulai segalanya dari berdagang kaos di atas kapal penumpang yang berlayar dari Surabaya, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) sampai Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kala itu, laut dan pelabuhan telah menjadi kawan Hura. Berbekal pengalaman mengarungi lautan dari wilayah Barat hingga Timur Indonesia, Hura kemudian mulai membuka perusahaan ekspedisi bernama UD Kamadjaja pada tahun 1968.

“Saya membangun Kamadjaja dengan keyakinan bahwa usaha di bidang ekspedisi akan berkembang dan menjadi besar. Sebab Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau akan membutuhkan jasa ekspedisi antarpulau,” kisah Hura.

Hura memilih bisnis ini lantaran tidak membutuhkan modal. Hanya bermodalkan nekat dan kepercayaan, begitu tutur Hura. Pasalnya, ekspedisi merupakan bisnis yang menawarkan jasa. Proses mengiriman barang permintaan klien pun dia lakoni seorang diri.

“Pada awalnya saya tidur di gudang-gudang pelabuhan, ikut kapal dari  dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya agar barang tidak ketinggalan dan bisa termuat di kapal. Prinsip saya, ketika mendapatkan kepercayaan dari klien, maka saya akan bekerja keras,” tutur dia.

Untuk memantapkan bisnis ekspedisi, Hura kemudian mendirikan CV Kamadjaja pada tahun 1972. Bisnisnya mulai berkembang seiring digenjotnya pembangunan infrastruktur di Indonesia sekitar tahun 1974, tepatnya ketika membantu Bina Marga membangun infrastruktur untuk proyek transmigrasi.

Lama kelamaan, permintaan akan jasa ekspedisi semakin besar. Hura pun kemudian mulai menyewa gudang dan kantor awal tahun 1970 di Surabaya. Selanjutnya, pada tahun 1979 memiliki gudang pertama di Surabaya seluas 400 meter persegi.

Hingga saat ini total seluruh gudang yang dimiliki seluas 400.000 meter persegi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan mengoperasikan hampir 30 pusat distribusi di 16 kota besar di Indonesia, menjangkau 355  tujuan, dan melayani lebih dari 200 perusahaan. Hura makin mengembangkan sayapnya dengan membuka distribution center di beberapa kota besar di Indonesia. Langkah itu diikuti dengan mengubah CV Kamadjaja menjadi PT Kamadjaja Lintas Buana pada 1994.

“Akhirnya pada 2004, Kamadjaja Logistics  terbentuk dan hingga kini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan logistik lokal yang terbesar dengan jaringan pengiriman terluas di Indonesia,” ujar Hura.

Sumber: Website BCA Prioritas

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com