Kilas

Dedi Mulyadi Berpamitan pada Warga Purwakarta

Kompas.com - 27/08/2017, 20:25 WIB


PURWAKARTA, KOMPAS.com - Puncak peringatan hari ulang tahun Kabupaten Purwakarta ke-39 yang diselenggarakan pada Jumat (25/8/2017) malam menjadi momentum bersejarah bagi Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta.

Akhir pekan lalu, Dedi berpamitan pada warga Purwakarta yang berkumpul di sepanjang Jalan Veteran hingga ke kantor Bupati Purwakarta.

Selama sebulan penuh, hari ulang tahun Purwakarta dirayakan dengan tema karnaval "Sunda Spirit Pancasila." Setiap pekan, masyarakat merayakan hari jadi kabupaten itu dengan mengambil tema tiap sila dasar negara tersebut.

Dedi Mulyadi diarak warga dengan menggunakan kuda yang disambut ribuan warga di sepanjang jalan tersebut. Momen tersebut menjadi yang terakhir kalinya sekaligus ajang berpamitan di akhir masa jabatannya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menunggang kuda dalam pawai perayaan HUT Kabupaten Purwakarta ke-49 pada Jumat (25/8/2017) malam Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menunggang kuda dalam pawai perayaan HUT Kabupaten Purwakarta ke-49 pada Jumat (25/8/2017) malam

Masa jabatan Dedi akan berakhir pada 6 Maret 2018. Tahun depan kegiatan peringatan seperti ini sudah dilaksanakan oleh Bupati Purwakarta yang baru.

Purwakarta saat ini, kata dia, tak lagi masuk golongan daerah tertinggal. Purwakarta telah naik kelas karena kerja keras pemerintah, warga, dan swasta.

Kabupaten Purwakarta kini telah memiliki karakter sebagai ikon pariwisata, kuliner, pendidikan, tata ruang, tata kelola keuangan dan budaya kerja para pegawai yang sudah bersinergi dengan masyarakat.

Berkembangnya Purwakarta sebagai destinasi wisata berdampak pada tingginya kunjungan wisatawan mancanegara. Utamanya, dia melanjutkan, pada setiap akhir pekan.

Pertunjukan seni 10 daerah di Indonesia ditampilkan pada puncak peringatan hari ulang tahun Kabupaten Purwakarta ke-49, Jumat (25/8/2017) malam. Pertunjukan seni 10 daerah di Indonesia ditampilkan pada puncak peringatan hari ulang tahun Kabupaten Purwakarta ke-49, Jumat (25/8/2017) malam.

Dedi berharap Bupati Purwakarta mendatang tidak meninggalkan pembangunan berbasis lingkungan, kultur, dan budaya Sunda. "Purwakarta kini bukan lagi daerah papan bawah, kini sudah menjadi daerah papan atas. Harapan Saya, capaian ini agar terus dijaga oleh penerus jabatan Bupati Purwakarta kelak," ujarnya.

Lambang selesainya proses pembangunan Purwakarta yang dipimpin Dedi Mulyadi ditandai dengan tema kegiatan terakhir yakni Sila Kelima Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial merupakan tujuan pembangunan.

Pada puncak perayaan HUT Purwakarta,  sepuluh jenis kesenian dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Aceh sampai Jawa Timur ditampilkan. Warga Purwakarta berdesakan di trotoar sepanjang rute pawai untuk menyaksikan perayaan itu.

Pipit Nur Mayda (25), warga Cibening Purwakarta mengaku mulai mengikuti acara usai menunaikan shalat maghrib di masjid terdekat lokasi. Karyawan sebuah perusahan swasta di Jakarta tersebut hadir bersama keluarganya.

"Ini bareng Ibu, rame alhamdulillah, sekalian week end. Tadi siang dari Jakarta pulang kerja langsung ke sini. Semoga di tahun-tahun mendatang acara seperti ini tetap ada di Purwakarta," katanya.

Puncak peringatan HUT Kabupaten Purwakarta ke-49 dimeriahkan dengan berbagai pentas seni di Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Purwakarta, Jumat (25/8/2017) Puncak peringatan HUT Kabupaten Purwakarta ke-49 dimeriahkan dengan berbagai pentas seni di Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Purwakarta, Jumat (25/8/2017)

Sepanjang rute pawai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tampak melambaikan tangan kepada warga masyarakat yang hadir. Dedi melewati seluruh rute pawai dengan mengendarai seekor kuda putih.

Iring-iringan pawai berakhir di Taman Pasanggrahan Padjadjaran Purwakarta. Disinilah para seniman yang berasal dari Kota Bogor, Kabupaten Garut, Bandung Barat, Purwakarta, Aceh, Banten, Bali, Sumatera Barat, Jawa Timur dan Madura memperlihatkan kepiawaiannya dalam membawakan kesenian masing-masing daerah. (KONTRIBUTOR TASIKMALAYA/ IRWAN NUGRAHA)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau