Advertorial

Sejak Ada Laku Pandai, Warga Desa Semakin Terbiasa Menabung

Kompas.com - 31/08/2017, 14:27 WIB

Belum semua daerah di Indonesia “melek” soal keuangan. Setiap daerah-daerah pelosok di Indonesia punya tingkat literasi keuangan yang berbeda-beda. Penyebabnya, selain karena keterbatasan akses terhadap informasi, biasanya letak bank juga jauh dari tempat tinggal mereka.

Namun, warga salah satu RT di wilayah Babakan Haji Tamim, Kelurahan Padasuka, Kabupaten Bandung rupanya telah akrab dengan perbankan. Warga RT ini sudah rajin menabung. Meski tak besar jumlahnya, tetapi setidaknya mereka konsisten menabung Rp 1.000 per hari.

Mereka termotivasi melakukan ini berkat program Laku Pandai, sebuah layanan keuangan tanpa kantor, yang digarap oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Program ini memang dimaksudkan untuk membuat seluruh masyarakat Indonesia, termasuk warga daerah pelosok, mengerti dan mampu mengelola keuangan.

Program Laku Pandai membuat wagra Padasuka tidak perlu merasa terbebani dengan prosedur pengurusan sebagai nasabah bank. Bila ingin menabung, mereka cukup mendatangi orang yang berperan sebagai agen Laku Pandai.

Program Laku Pandai di kelurahan Padasuka ini bekerja sama dengan salah satu bank swasta nasional. Lewat program Laku Pandai, tiap nasabah bisa menikmati transaksi perbankan seperti menabung, transfer dana, tarik tunai hingga membeli dan membayar.

Lalu, bagaimana awalnya program ini bisa terlaksana di daerah tersebut? Mulanya, warga rutin mengelola iuran, seperti uang kebersihan dan pembayaran kegiatan masyarakat, seperti senam. Setiap harinya, kepala keluarga mencicil sebesar Rp 500.

Karena kebiasaan ini, bendahara harus menyimpan uang warga sebanyak sekitar Rp 5 juta. Jumlah itu cukup banyak. Bendahara pun khawatir soal risiko kehilangan yang mungkin terjadi.

Warga dan pengurus pun mencari solusi pencatatan keuangan agar lebih rapi dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Mereka mencari solusi ke pihak perbankan dan akhirnya program Laku Pandai pun diterapkan di wilayah ini.

Menurut sebuah hasil survei, akses perbankan di masyarakat terbatas karena beberapa alasan. Pertama, karena warga tak punya uang untuk ditabung. Kedua, adanya anggapan bahwa untuk membuka rekening baru biayanya mahal karena jarak.

Ketiga, adanya persepsi bahwa prosedur menjadi nasabah bank terlalu rumit sehingga warga enggan datang kantor cabang. Oleh sebab itu, OJK menginisiasi program Laku Pandai agar nasabah bisa buka rekening, setor, dan tarik tunai tanpa perlu ke cabang bank.

Program tersebut juga memungkinkan pembuatan rekening cukup dengan nama, profesi, dan nama ibu kandung.

Sumber: Smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com