KompasProperti - Bekerja di kawasan industri beresiko meningkatkan gangguan kesehatan. Pasalnya, kawasan industri umumnya menghasilkan sisa buangan pabrik yang mengandung zat berbahaya.
Bukan hanya itu, asap pabrik yang mencemari udara dapat merusak estetika dan kenyamanan tempat tinggal Anda.
Salah satu kawasan industri yang cukup besar berkontribusi pada perekonomian nasional adalah Cikarang. Selain potensial menggerakkan ekonomi nasional, Cikarang juga berpotensi menghasilkan pencemaran lingkungan, baik itu udara, suara, maupun air.
Sebab itu, kawasan industri Cikarang sangat membutuhkan area hijau yang bisa menyaring polusi tersebut.
Baca: Dalam 5 Tahun Indonesia Punya Ruang Terbuka Hijau 249,2 Hektar
Sebuah perusahaan kosmetik telah membuat Kampoeng Djamoe Organik yang berada di Jalan Ciujung, Kawasan EJIP Pintu II, Cikarang Selatan, Jawa Barat.
Kampoeng Djamoe Organik merupakan lahan hijau dengan konsep taman organik dengan areal seluas 10 hektar. Koleksi tanaman obat asli Indonesia di taman itu sekitar 600 spesies yang dibudidayakan secara organik.
Destinasi wisata alam itu menjadi salah satu penyelamat yang hadir di kawasan industri Cikarang. Namun, lahan hijau tersebut belum cukup bila dibandingkan luas kawasan industri Cikarang.
Chairman Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, enam kawasan industri di Cikarang merupakan yang terbesar di Indonesia dengan luas lahan sekitar 200 kilometer persegi.
Baca juga: Meikarta Kota Baru Bagi Para Pekerja
Lippo Group yang tengah membangun kota baru Meikarta di Cikarang, telah mempersiapkan ruang terbuka hijau seluas 100 hektar yang disebut Central Park guna mengurangi masalah lingkungan yang ada.
Chief Marketing Officer (CMO) Lippo Homes Jopy Rusli mengatakan, kota yang ideal harus memiliki taman besar di dalamnya. Contohnya saja, Kota New York yang memiliki taman sangat luas persis di tengah kota yang dikenal dengan Central Park.
Saat ini, ruang terbuka hijau di Meikarta Cikarang masih dalam proses penyelesaian dan telah memiliki danau buatan. Sebagian dari total danau seluas 25 hektar masih dalam tahap pengerjaan.
Rencananya, angsa-angsa akan dibiarkan hidup bebas di danau itu. Selain sebagai wahana rekreasi, danau juga berguna sebagai reservoir penanggulangan banjir yang mampu menampung 300 ribu meter kubik air.
Sebagai penghubung daratan di bagian timur dan barat, dibangun jembatan yang melintas di atas danau. Tak jauh dari situ, ada sebuah plaza yang pada 19-27 Agustus lalu dijadikan arena Meikarta Music Festival.
Ratusan kursi taman siap disebar di area taman agar para pengunjung bisa menikmati keindahan Central Park. Pengembang juga tengah membangun toilet di sejumlah titik di sekitar taman.
Berbagai jenis bunga beraneka warna menyemarakkan Central Park, seperti Soka dan Anyelir. Rumput yang ditanam di sekitar danau pun tampak mulai menghijau. Sementara, tanaman jenis talas-talasan sedang ditanam sejumlah pekerja, persis di tepi danau.
Ruang terbuka itu akan terasa rindang dengan berbagai jenis tanaman keras. Sejak Mei lalu, ratusan pohon berdiameter lebih dari 50 sentimeter sudah ditanam dengan bantuan alat berat.
Di area Central Park telah berdiri di antaranya Pohon Beringin, Randu, dan Pule. Pohon-pohon besar itu selain menyejukkan, juga menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Nantinya, ruang terbuka hijau ini dilengkapi dengan kebun binatang mini hingga jogging track. Sehingga, ruang terbuka hijau itu sangat tepat digunakan untuk bersosialisasi, rekreasi, sekaligus olahraga bagi penghuni apartemen.