Kilas

Purwakarta Menetapkan Setiap Kamis adalah Hari Kasih Sayang

Kompas.com - 06/09/2017, 14:03 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Biasanya hari kasih sayang yang dikenal dengan Valentine Day dirayakan setiap 14 Februari. Bukan hanya di negara asalnya, Valentine Day juga dirayakan sekalangan muda-mudi di Indonesia.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta juga meluncurkan program baru yang menetapkan tiap Kamis sebagai Poe Welas Asih atau Hari Kasih Sayang. Namun, perwujudan itu tak sama dengan perayaan Valentine Day.

Mulai Kamis (7/9/2017), program itu mulai berlaku di Kabupaten Purwakarta. Rencananya, setiap Kamis para pelajar atau warga yang mapan perekonomiannya wajib mengumpulkan beras berkualitas bagus minimal satu gelas.

Beras tersebut akan diberikan kepada pelajar atau warga di sekitar tempat tinggalnya yang kurang mampu. Dalam program Kemis Poe Welas Asih tersebut, setiap pelajar atau warga Purwakarta akan mengangkat saudara angkat untuk disantuni setiap hari kasih sayang tersebut.

Baca: Wow di Purwakarta Tersebar ATM Beras

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, program itu merupakan penerapan pendidikan karakter yang diaplikasikan melalui kegiatan sosial.Siswa akan terdidik sejak dini untuk mengembangkan kepekaan sosialnya.

"Target mereka nantinya tak usah jauh-jauh, tetapi mencari temannya di sekolah masing-masing yang selama ini kehidupannya tak mampu," katanya usai menyosialisasikan Kemis Poe Welas Asih di SMPN 5 Purwakarta, Rabu (6/9/2017).

Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal

Selain pendidikan berkarakter, siswa pun akan mengaplikasikan pelajaran Matematika dan Biologi pada program tersebut.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadimenyosialisasikan program baru Kemis Poe Welas Asih atau Kamis Hari Kasih Sayang kepada pelajar di SMPN 5 Purwakarta pada Rabu (6/9/2017).KOMPAS.COM/ IRWAN NUGRAHA Bupati Purwakarta Dedi Mulyadimenyosialisasikan program baru Kemis Poe Welas Asih atau Kamis Hari Kasih Sayang kepada pelajar di SMPN 5 Purwakarta pada Rabu (6/9/2017).

Para siswa akan menghitung berapa kebutuhan beras bagi saudara angkatnya setiap hari, seminggu, atau bahkan setahun. Termasuk, Dedi melanjutkan, menghitung kebutuhan seluruh keluarga saudara angkatnya tersebut.

Sehingga, mereka pun akan mengetahui apa saja kebutuhan makanan saudara angkatnya. Bentuk santunan tak hanya beras, siswa bisa memberi buah-buahan atau lauk pauk bergizi.

"Nantinya, anak akan berpikir cerdas dan mengaplikasikan pendidikan yang diterima di sekolah dengan kehidupan nyata. Jadi tak mesti terus menerus siswa di sekolah hanya belajar materi dan materi lagi. Kasihan mereka, kalau materi terus, pendidikan karakternya tidak tergali dan tidak ada," ujarnya.

Pengamalan Pancasila

Menurut Dedi, Kemis Poe Welas Asih merupakan salah satu pengamalan Pancasila Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Artinya, imbuh Dedi, setiap siswa dan masyarakat mampu mengamalkannya secara langsung dengan cara berbagi pada sesama yang kurang mampu yang berada di lingkungannya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyosialisasikan program baru Kemis Poe Welas Asih atau Kamis Hari Kasih Sayang kepada pelajar di SMPN 5 Purwakarta pada Rabu (6/9/2017).KOMPAS.com/ IRWAN NUGRAHA Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyosialisasikan program baru Kemis Poe Welas Asih atau Kamis Hari Kasih Sayang kepada pelajar di SMPN 5 Purwakarta pada Rabu (6/9/2017).

Ia berharap, masyarakat Purwakarta bisa menjalankan program ini.

"Bagi warga mampu penuh manfaat bagi warga kurang beruntung yang disantuni penuh kebahagiaan. Ini merupakan pengamalan Pancasila Ketuhanan yang Maha Esa diturunkan ke sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," katanya. (KONTRIBUTOR TASIKMALAYA/ IRWAN NUGRAHA)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau