KompasProperti - Pemanasan global merupakan persoalan lingkungan yang dihadapi seluruh umat manusia. Pemanasan global menyebabkan siklus pergantian musim menjadi sulit diprediksi.
Fakta nyata dari pemanasan global ini ditandai dengan musim kemarau yang menyebabkan kekeringan dan curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir.
Daerah resapan air seharusnya menjadi zona hijau kini berubah fungsi menjadi kawasan perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pemukiman.
Jumlah luas perubahan lahan resapan menjadi terbangun menyebabkan pemanasan kota secara terpusat yang disebut Urban Heat Island.
Baca: Apartemen Murah di Cikarang yang Hijau dan Strategis
Pemanasan terpusat ini meningkatkan suhu panas dalam kota. Akibatnya, penggunaan air conditioner meningkat pesat.
Gerakan memelihara dan menjaga lingkungan alam perlu dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global.
Penghijauan lahan perkotaan adalah aksi nyata menyelamatkan kondisi lingkungan yang terus memburuk. Melalui penghijauan, masalah lingkungan seperti banjir, kesulitan air bersih, dan polusi udara.
Berbagai konsep pemeliharaan lingkungan dibentuk oleh organisasi internasional dan juga komunitas di dalam negeri. Aksi nyata penghijauan lingkungan juga dilakukan Lippo Group dalam membangun kota baru Meikarta di Cikarang, Jawa Barat.
CEO Lippo Group James Riady mengatakan, salah tujuan pembangunan Meikarta adalah untuk mengurangi kebutuhan hunian masyarakat.
"Di Indonesia ini ada 8 juta orang yang punya pekerjaan, punya gaji, tapi tidak punya rumah," katanya usai peluncuran Meikarta di Lippo Cikarang, Kamis (17/8/2017).
Lippo menyediakan lahan seluas 100 hektar untuk dijadikan ruang terbuka hijau yang dinamai Central Park. Di kawasan ini, ada danau seluas 25 hektar yang dapat menampung 300 ribu meter kubik air.
Penanaman pohon keras berdiameter lebih dari 50 sentimeter juga dilakukan. Di antara ratusan pohon, terdapat pohon Bodhi. Pohon bernama latin Ficus religiosa ini masih satu keluarga dengan pohon Beringin atau Ficus benjamina.
Pohon ini memiliki batang yang besar, akar yang kuat, dan daun yang rimbun. Bagi umat Buddha, pohon ini dipandang suci karena menjadi tempat meditasi Sidharta Gautama hingga memperoleh pencerahan sekitar 2500 tahun yang lalu.
Penanaman pohon langka ini menjadi upaya penghijauan lingkungan sekaligus sarana edukasi bagi anak-anak yang tinggal di kota baru Meikarta.