kabar mpr

Ketua MPR : Menjaga dan Melestarikan Kebudayaan Daerah adalah Kewajiban Bersama

Kompas.com - 11/09/2017, 13:56 WIB

Dalam rangkaian kunjungan kerja di Cirebon, Jawa Barat, Senin (11/09/2017), Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berkesempatan mengunjungi Keraton Kanoman Kasultanan Cirebon serta bersilaturahmi dengan Sultan Raja Muhammad Emiruddin dan keluarga. 

Kehadiran Ketua MPR disambut oleh Paduka Raja Keraton Kanonam Cirebon yang merupakan Sultan ke-12 Kesultanan Kanoman Cirebon tersebut. Zulkifli, disambut dengan pagelaran adat budaya keraton berupa seni tari penyambutan tamu. 

"Saya kagum keratonnya masih sangat terawat, budayanya juga masih terjaga dan dilestarikan," ujarnya. 

Pada sambutannya, Zulkifli Hasan mengungkapkan, keraton dan budaya Cirebon, juga daerah-daerah lainnya di Indonesia harus dijaga, dilestarikan serta dikembangkan. Sebab, budaya daerah adalah asal mula dan sumber budaya nasional. 

"Dalam konstitusi Indonesia, juga turunannnya dalam undang-undang kita diamanahkan untuk menjaga dan melestarikan budaya daerah.  Negara wajib melindungi aset-aset budaya daerah," ujarnya. 

Ketua MPR yang akrab disapa Zulhas ini juga menjelaskan bahwa salah satu faktor utama mengapa kemerdekaan bisa diraih bangsa Indonesia adalah peran, kiprah, dan pengorbanan kerajaan-kerajaan dan kesultanan di berbagai daerah dahulu. 

"Pengorbanan kerajaan-kerajaan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia sangat luar biasa.  Para raja-raja rela tidak lagi menjadi raja dan menyerahkan aset-aset kerajaannya demi terwujudnya kemerdekaan Indonesia," ujarnya. 

Setelah Indonesia merdeka peran kerajaan-kerajaan Indonesia juga luar biasa. Mereka aktif melestarikan budaya di tengah modernisasi global.  Pelestarian budaya sekaligus dibarengi kesadaran seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga kelestariannya, akan memantapkan karakter seluruh anak bangsa yang berbudaya luhur. Lanjut Zulkifli. 

"Jangan sampai kita kehilangan jati diri.  Marilah kita kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa kita," tandasnya tegas. 

Di akhir sesi kunjungan, Zulkifli Hasan beserta rombongan didampingi Sultan Keraton Kanoman, berkeliling keraton dan melihat peninggalan-peninggalan keraton dalam museum yang bertempat di dalam kompleks keraton.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau