Sorot

Meikarta Antisipasi Kemacetan dengan "Grid System"

Kompas.com - 11/09/2017, 18:39 WIB


KompasProperti - Pembangunan tahap pertama Meikarta akan menyiapkan 200 ribu unit apartemen yang diperkirakan selesai pada 2018. Kota baru Meikarta diprediksi mampu menampung satu juta penghuni jika seluruh hunian dan area komersial dibangun lengkap.

Lippo Group menjanjikan, seluruh penghuni kota yang dekat dengan kawasan industri Cikarang itu tak akan terjebak kemacetan seperti di Jakarta. Apa rahasianya?

Baca: Kota Baru di Cikarang Tawarkan Akses Cepat bagi Penghuninya

CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya dalam Kompas.com pada Kamis (6/7/2017) mengatakan, Meikarta dibangun dengan berbagai akses jalan dan transportasi yang bakal mendukung mobilitas penghuni.  “Itu semua tentu upaya untuk mengurangi kemacetan di jalan utama," ujarnya

Raksasa properti itu telah menyiapkan Grid System seperti yang diterapkan di Kota New York. Sistem ini memungkinkan setiap tujuan bisa dicapai melalui berbagai rute.

Selain itu, jalan utama dua arah bakal selalu ada di sekitar pusat perbelanjaan dan kegiatan bisnis lainnya. Jalan dua arah atau yang biasa disebut avenue akan terhubung dengan jaringan jalan yang menghubungkan blok-blok bangunan di Meikarta.

Di samping itu, pengaturan laju kendaraan juga akan diterapkan. Kecepatan masing-masing jalan nantinya dibagi menjadi jalur cepat, sedang, dan lambat. Dengan demikian, kendaraan yang melaju cepat tak terganggu dengan yang lebih lambat, begitu pula sebaliknya.

Ilustrasi Grid System City Meikarta Ilustrasi Grid System City Meikarta


Lippo juga merancang jalan raya empat tingkat di dalam kawasan Meikarta. Tingkat teratas khusus untuk pejalan kaki. Di bawahnya, jalan khusus untuk tamu yang ingin menikmati fasilitas-fasilitas umum di Meikarta.

Pada tingkat ketiga, terdapat jalan khusus kendaraan bagi penghuni Meikarta, yang dilengkapi dengan tempat parkir pribadi. Sedangkan, pada tingkat terbawah yaitu jalan umum untuk kendaraan selain penghuni Meikarta.

Baca juga: Sebentar Lagi Warga Cikarang Tak Lagi Terbang dari Soekarno-Hatta

Di jalan itu rencananya dibangun stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung, kereta ringan atau light rapid transit (LRT) Bekasi Timur-Cawang, dan monorail untuk internal Meikarta dan kawasan di sekitarnya.

Dengan berbagai infrastruktur itu, penghuni Meikarta bakal bebas melaju tanpa terhambat macet.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau