Sorot

Pilih Apartemen Sehat Berjendela Banyak

Kompas.com - 15/09/2017, 07:39 WIB

KompasProperti - Kesehatan pribadi ditentukan perilaku hidup dan lingkungan tempat tinggal atau beraktivitas. Penyakit tidak hanya berasal dari luar rumah, namun juga bisa bersumber dari dalam hunian.

Pertukaran udara dibutuhkan setiap hari. Jendela menjadi sarana masuknya cahaya matahari serta udara. Dengan jendela yang memadai, maka pertukaran udara di dalam rumah akan berlangsung lancar. Udara segar dibutuhkan untuk organ pernapasan.

Selain membantu pertukaran udara, jendela yang cukup mampu menjaga kelembapan rumah.

Lalu bagaimana jika Anda berencana tinggal di apartemen?

Baca: Meikarta Kota Baru bagi Para Pekerja

Tidak semua kamar apartemen bisa memiliki ventilasi atau jendela. Akibatnya, sirkulasi udara tidak lancar. Keterbatasan lahan dan desain tiap unit yang menempel, membuat penambangan jendela sulit dilakukan.

Meikarta, kota baru yang tengah dibangun Lippo Group di Cikarang, merancang apartemen dengan banyak jendela di tiap unitnya. Setiap kamar bakal terjamin kelancaran sirkulasi udara karena berjendela. Bahkan, kamar yang berada di sudut bisa memiliki lebih dari satu jendela pada unit tertentu.

Chief Marketing Officer Meikarta Jopy Rusli mengatakan, unit-unit di Meikarta didesain dengan banyak jendela. Bahkan, jendela akan dibuat di kamar tidur, kamar mandi, dan ruang makan.

"Dengan banyak permukaan, apartemen ini akan punya banyak kesempatan untuk cahaya masuk ke ruangan. Nggak ada ruangan yang tanpa jendela. Kan nggak enak, ya, kalau nggak ada jendela? Ini bagus banget untuk ventilasi," katanya saat Grand Launching Meikarta di Maxxbox Cikarang, Kamis (17/8/2017) lalu.

KPRwww.shutterstock.com KPR

Meikarta tak hanya strategis lokasinya, namun juga membangun hunian yang sehat.

Meikarta juga memiliki Central Park seluas 100 hektare yang ditanami ratusan pohon keras dan aneka bunga.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

Di taman kota itu, dibuat danau seluas 25 hektar yang mampu menampung air sebanyak 300 ribu meter kubik, yang berfungsi sebagai reservoir.

Ruang terbuka hijau itu tak sekedar menyajikan keindahan pemandangan, namun juga bisa menghasilkan oksigen dan mencegah banjir.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau