Sorot

Monorel Bakal Hadir di Meikarta

Kompas.com - 19/09/2017, 12:14 WIB

KompasProperti - Kota mandiri Meikarta di Cikarang akan dibangun lengkap dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur berskala internasional. Transportasi modern pun disiapkan bagi warga kota Meikarta.

Selain apartemen, Lippo Group juga membangun area komersial. Kawasan Meikarta nantinya juga dilengkapi dengan shopping mall, rumah sakit internasional, international financial centre, hotel bintang 5, perpustakaan nasional, sarana olahraga, serta gedung pertunjukan dan pusat seni.

Selain itu, pengembang properti itu akan membangun industrial research center, yang dapat dimanfaatkan pelajar maupun masyarakat umum. Dunia industri, khususnya dari kawasan industri Cikarang, dapat dengan mudah mengakses layanan pusat riset industri itu untuk pengembangan bisnis.

Baca: Lippo Group Siap Bangun Pusat Riset Industri di Cikarang

Di bidang pendidikan, Warga Meikarta tak perlu khawatir dengan kualitas sekolah dan perguruan tinggi di sini. Sebab, Lippo Group akan menghadirkan sekolah nasional plus dan internasional bagi siswa sekolah dasar (SD). Ada pula SMP serta SMA nasional dan internasional.

Lippo Group juga berupaya menggandeng Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada untuk melengkapi pendidikan tinggi di kawasan itu.

Untuk memudahkan akses penghuni ke semua fasilitas tersebut, tersedia sky bridge yang menghubungkan bangunan satu dan lainnya.

Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan, warga Meikarta bisa menggunakan alat transportasi internal, yaitu APM (Automated People Mover) yang dapat menghubungkan semua bagian titik di Meikarta untuk perjalanan jarak jauh. Transportasi internal ini berupa kereta monorel yang mampu membawa 50 orang penumpang atau lebih.

Baca juga: Kota Baru di Cikarang Tawarkan Akses Cepat Bagi Penghuninya

Berdasarkan siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (18/9/2017), dalam lebih dari dua miliar perjalanan kereta monorel di seluruh dunia, tidak  ada satupun laporan kecelakaan yang mengakibatkan penumpang meninggal dunia. Bahkan, belum pernah terjadi tabrakan antara monorel dengan jenis kendaraan lain. 

Kini, sejumlah negara di dunia menggunakan sistem APM. Seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Cina, Korea Selatan, Belgia, Jerman, Italia, Russia, Irlandia, Inggris, Amerika Serikat, dan  Brazil.

Foto udara proyek kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Foto udara proyek kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Pada tahap pertama, akan dibangun 200 ribu unit apartemen yang siap huni pada akhir tahun 2018.

Indonesia juga memiliki Skytrain atau Automated People Mover System (APMS) yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta. Skytrain itu resmi beroperasi melayani penumpang pada Minggu (17/9/2017).

Keberadaan kereta monorel di kota mandiri Meikarta tentu akan mempermudah mobilitas penghuninya. Segala aktivitas warga Meikarta pun semakin efisien dengan transportasi modern itu.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau