Sorot

Meikarta Punya Taman Kota Seperti New York

Kompas.com - 19/09/2017, 19:17 WIB


KompasProperti - Sejumlah kota besar di dunia memiliki taman kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota sekaligus destinasi wisata. Seperti New York yang memiliki Central Park.

Taman publik seluas 3,41 kilometer persegi, dengan panjang 4 kilometer dan lebar 800 meter terletak di Manhattan, New York City. Setiap tahun, taman ini dikunjungi sekitar 25 juta orang, yang sekaligus menjadi tempat wisata bagi orang Amerika.

Central Park menghasilkan udara segar bagi warga New York. Kota yang padat dan penuh dengan apartemen, perkantoran, dan hotel tak sesak karena adanya taman kota.

Warga kota itu senang berbagi dengan penghuni hutan kota, dimana Central Park menjadi tempat burung-burung migran singgah, sebelum terbang ke tempat lain. Di sana juga terdapat banyak jenis unggas yang hidup bebas.

Kawasan Central Park di Meikarta, Cikarang Kawasan Central Park di Meikarta, Cikarang

Di dalam taman terdapat danau buatan, jalan setapak, arena ice skating, kawasan lindung hewan liar, lapangan rumput, dan arena bermain untuk anak.

Konsep Central Park di New York diadopsi Lippo dalam membangun Central Park Meikarta, Cikarang. Sebuah kota mandiri yang modern tetap membutuhkan lingkungan asri dan nyaman.

Kota yang ideal tak hanya terdiri atas pemukiman dan area komersial, tapi juga memiliki ruang terbuka hijau (RTH). Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah minimal 30 persen dari total luas wilayah, yang terdiri atas 20 persen ruang terbuka publik dan 10 persen ruang terbuka hijau privat.

Proporsi 30 persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih, serta dapat meningkatkan nilai estetika kota.

Baca: Central Park Jantung Kota Baru Meikarta

Kota mandiri Meikarta di Cikarang telah memiliki Central Park seluas 100 hektar. Pada tahap pertama, Lippo Group akan membangun 200 ribu unit apartemen dan area komersial di lahan seluas 500 hektar.

Lippo Group tidak sekedar menjiplak nama Central Park di New York, namun juga menerapkan konsep serupa.

Ruang terbuka hijau publik itu terdiri atas taman dan danau yang akan dilengkapi dengan kebun binatang mini dan jogging track.

Central Park Meikarta memiliki danau seluas 25 hektar yang mampu menampung 300 ribu meter kubik air yang berfungsi sebagai reservoir. Danau ini nantinya bisa dijadikan sarana rekreasi keluarga.

Baca juga: Apartemen Ramah Keluarga Ada di Cikarang

Meikarta juga akan menyediakan area khusus bagi para pejalan kaki, lapangan rumput, dan plaza yang mampu menampung ribuan orang. Konsep pembangunan taman kota itu pun dirancang ramah anak.

Puluhan food truck menyediakan aneka panganan bagi pengunjung Central Park Meikarta di Cikarang, Jawa Barat. Makanan yang dijajakan mulai dari Rp 15.000/porsi.KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Puluhan food truck menyediakan aneka panganan bagi pengunjung Central Park Meikarta di Cikarang, Jawa Barat. Makanan yang dijajakan mulai dari Rp 15.000/porsi.

Presiden Direktur Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan, Lippo tak sekedar membangun hunian tapi juga membangun komunitas. Oleh karena itu, apartemen Meikarta dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur penunjang kehidupan.

"Central Park menjadi tempat bermain anak-anak dan keluarga, karena komitmen kami adalah pembangunan untuk manusia," katanya.


Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau